Oleh: Dwi Widhi Nugroho (1471) 21 tahun yang lalu
Sebenarnya, menurut anda apa dan bagai mana sih fotografi arsitektur itu ? Maksud saya batasan2 apa yg menjadi latar belakang fotografi arsitektur. Mengingat setelah beberapa lama saya melihat foto2 fotografer.net lebih cenderung menampilkan fasade bangunan (tampak depan bangunan) saja sebagai fotografi arsitektur. Pada hal setahu saya arsitektur memiliki pengertian luas sekali, seperti space, konstruksi, detail tektonika, estetika design atau pun manusia dan budaya. Jika kita melihat majalah2 atau buku arsitektur luar negeri, dalam karyanya banyak menampilkan citra bangunan yg enggak selalu utuh namun lebih sarat dengan informasi akan space, konstruksi, detail tektonika, estetika design atau pun manusia dan budaya itu tadi. Mungkin dari segi fotografi kurang menarik atau enggak seluruhnya memiliki estetika seni dari kaca mata seorang fotografer. Berhubung di komunitas FN ini banyak sekali pakar2 fotografi dari yg senior sampe junior. Saya tertarik utk menanyakan ini, karena saya sebagai orang awam di fotografi ingin mengetahui pendapat anda, mulai dari fotografer autodidak, sekolahan, ataupun dari arsitek’nya sendiri seperti mas Rochim dan mbak Tanti juga yang lainnya. Dan ada enggak sih teori2 utk fotogarfi arsitektur yg di ajarkan sekolah2 fotografi, dan seperti apa ….. Mungkin harapan saya, kita bisa belajar fotogarfi arsitektur dan mengerti dari A – Z dari sini ….. Salam
Oleh: Feri Latief (10508) 21 tahun yang lalu
Tanya sama Pak Rochim. Dia jago foto arsitektur.
Oleh: Ary Indra (12247) 21 tahun yang lalu
Maap ya pembaca, saya kurang pandai menulis, cuman mau urun rembug. Saya sebagai arsitek, selalu merasa bangunan itu seperti manusia juga. Ada yang fotogenik, ada yang biarpun aslinya kelihatan bagus tapi kalau difoto elek nggak karu-karuan. Nah..kalau bangunan yang kurang fotogenik ini difoto sama fotografer yang nggak jago, malah jadinya tambah elek. Yang penting sih sebenarnya komposisinya..atau kalau ini susah (saking eleknya..) bisa dibantu dengan menunjukkan interaksi sang bangunan dengan lingkungannya. Atau kalau memang jelek banget, bisa dibantu dengan menampilkan detailnya. Yah kayak wajah orang saja, kalau orangnya jelek, ambil saja hidung dan bibirnya, malah kelhatan menarik..iya to? Kalau bicara batasan sih, nggak ada menurut saya. Wong ilmu arsitektur sendiri batasannya blur, saking gedenya itu diafragmanya. Jadi apa saja, sejauh itu menampilkan unsur ruang ciptaan manusia, bisa dikategorikan sebagai foto arsitektur. asalah bagaiman aestetikanya, itu berpulang kembali ke fotografer masing-masing.Wis. Nggak mau banyak-banyak, malu sama yang senior-senior......
Oleh: Hasbi Azhar (1832) 21 tahun yang lalu
mas Ary Indra benar... tanpa batas :)
Oleh: Andi Lubis (14072) 21 tahun yang lalu
Man Hasbi juga bener... tanpa batas...
Oleh: Tanti Johana (37658) 21 tahun yang lalu
Menurutku, setiap karya arsitektur menyimpan ide-ide dan prinsip-prinsip tertentu, ide dan prinsip tersebut yang harus kita pahami, kemudian kita abadikan dalam foto, dengan harapan manifestasi itu bisa dimengerti pula oleh penikmat dan pengamat foto. Tetapi, fotografi arsitektur tidak hanya mengkomunikasikan karya arsitek untuk orang awam tetapi bisa juga tanggapan orang awam terhadap suatu karya. Ada berbagai macam fotografi arsitektur, seperti halnya proses terwujudnya bangunan ada berbagai tahap, masing masing tahap bisa diabadikan dengan foto, maksudku, bisa dibuat tema tersendiri misalnya: tahap konstruksi dan detail, interior, eksterior dan lain sebagainya. Menurutku pribadi, kenapa tidak banyak foto konstruksi dan detail ? Karena tahap tahap pembangunan itu cuman cocok untuk dokumentasi perencanaan, hehe... :) Selain itu nggak gampang ke tempat proyek untuk survey lalu foto-foto. Kegiatan fotografi tergantung apa tujuan kita, apakah untuk membuat brosur ? Dokumentasi perencanaan atau apa ? Untuk majalah konstruksi ? Banyak orang memfoto fassade, karena bagian inilah muka bangunannya, yang bisa dinikmati oleh semua orang.
Oleh: Soni Pratomo (170) 19 tahun yang lalu
arsitektur adalah ruang, fungsi dan estetika tidak tiap bangunan adalah arsitektur skala arsitektur mulai dari detail hingga kawasan tidak tiap arsitek bisa jadi fotografer yang baik fotografer yang bagus pun kadang tidak bisa memotret arsitektur dengan baik
Oleh: Theopilus S. (2385) 19 tahun yang lalu
Motret seluruh bagian bangunan tanpa batas...
Oleh: Dono Retardi (2667) 18 tahun yang lalu
sebaiknya sedikit belaja arsitektur dulu...rata2 fotografer arsitektur kelas dunia melakukannya....baru beli view camera + lensa2 ajaib dari schneider, nikon atau fuji...he..he...
Oleh: Hendrik Supardi (9053) 18 tahun yang lalu
ternyata rumit yah motret arsitektur, masih gak nangkap intinya. tapi bagi saya, foto arsitektur itu yah... foto yg mewakili bangunan sebuah gedung atau menunjukkan sisi dari fondasi sebuah gedung
Oleh: Fernando Bernandus Gomulya (262) 18 tahun yang lalu
sebagai seorang fotografer arsitektur-interior pemula (freelance di majalah griya asri) (belum sekelas pak rikin Djunaidi, pak Yoseph Budiyanto, pak Nugroho Wonoadi, pak Roy genggam, pak Sonny sandjaja en dll) ini sekedar sharing aja dari hal apa yang saya kketahui dan bisa untuk dibagi2 kedalam khayalak ramai.. membuat foto interior itu ada 3 kategori... pertama: untuk kepentingan majalah kedua : untuk kepentingan seni (art arsitektur) atau jujur dalam berkarya (arsitektur) atau kepentingan arsitek ketiga : untuk kepentingan komersial untuk kepentingan majalah yang pada umumnya adalah sebuah gambar (frame) dapat berbicara banyak hal atau se informatif mungkin. tentunya dengan berbagai macam jenis penerangan yang diinginkan. (lebih memungkin penggunaan lampu agar cukup terlihat terang secara umum). dan tidak bisa terlalu lama karna ngejar dateline cetak. untuk kepentingan seni pada umumnya adalah sebuah frame lebih berbicara komposisi secara arsitektur.. entah didalam sebuah gambar itu ada komposisi warna, obyek arsitektur (tangga-balkon-railling-shadow en dsb). rata-rata menggunakan penerangan (lighting) apa adanya (jujur), tidak terlalu banyak menggunakan tambahan cahaya. ada sebagian Arsitek yang tidak menginginkan sebuah karyanya difoto tidak seperti apa yang sudah dirancangnya terutama dalam hal pencahyaan. para Arsitek sudah berusaha untuk memikirkan atau bahkan menyewa arsitek lighting untuk sebuah karyanya (exterior maupun interior). maka yang diinginkan adalah mengambil secara jujur dengan seminim mungkin tambahan lampu en sebagainya. untuk kepentingan majalah yang pada umumnya adalah foto interior yang digunakan untuk kepentingan komersial... promosi sebuah cafe atau restaurant yang terkenal, sehingga fotonya digunakan untuk masuk banner iklan. ciri2nya dan perbedaannya dengan 2 foto interior lainnya di atas adalah dalam penggunaan lampu sebanyak mungkin (tapi tidak norak) yang dapat memunculkan kesan wah..mewah...dramatis... efek2 warna lampu tungsten.... misalkan pemotretan sebuah foto BAR or Lounge dengan deretan bangku tinngi yang banyak. salah satu perbedaan mencolok adalah hampir semua bangku (kursi) yang ada di soroti oleh lampu2 kecil, dengan tujuan agar suasana yang tercapai wah..."bagus yah terang bangku2nya". walaupun sebenarnya dalam kenyataan tidak ada satupun lampu yang menyorot kursi tersebut (atau bahkan tidak ada lampu sama sekali). di dalam pembuatan sebuah karya seni fotografi arsitektur mungkin hal pertama dan kedua dapat di gabungkan. kita sebagai fotografer dapat berpikir seinformatif mungkin dalam sudut pengambilan gambar atau juga bisa secara art (seni)... tapi saya tidak tahu dengan pola yang ketiga (komersial) dimana pola pengambilan gambar untuk komersial sangat membutuhkan banyak alat (lampu), biaya dan waktu..... yah, hal tersebut adalah dasar2 pengambilan gambar untuk kepentingan apa? disamping itu secara teknis umum yang harus dipunya adalah lensa wide, tripod, cable realease, f numbernya 16 atau bahkan 22, efek distorsi seminimal mungkin. bahkan pada jaman dahulu kala (Jaman FILM), untuk memotret arsitektur-interior, lensa yang wajib digunakan adalah Lensa T-SE (Tilt Shift lens) (untuk memperbaiki distorsi yang ada) atau anda akan kesulitan dalam pengambilan gambar. misalkan foto gedung setinggi 50 meter, kalau kita foto dari dekat dan mendongak ke atas, maka yang didapat adalah DISTORSI sekaleeee..... kalau tidak punya lensa T-SE maka cara lainyang dapat ditempuh adalah memperkecil posisi pengambilan gambar dengan berada minimal 1/4 atau lebih baik 1/2 dari ketinggian bangunan tersebut... nah kan susah kan?? atau cara lain yang ga usah repot2 punya lensa T-SE adalah penggunaan kamera view (large format) yang memang sudah memiliki itu semua... T-SE nya itu loh... pasti dimiliki oleh view kamera (large format) tetapi ada hal yang harus dicermati lainnya, ini seh prinsip pribadi saya.... saya berusaha menampilkan foto secara maksimal bagusnya (mungkin pengeditan beberapa benda yang mengganggu atau jelek adanya di buat lebih baik) dan berusaha untuk menangkap sebuah sudut gambar dengan kamera sama seperti dengan apa yang kita lihat tanpa kamera... (itu seh prinsip pribadi saja) hmmm... kepada senior2 fotografer arsitektur-interior... boleh minta masukannya apabila saya ada salah atau SOK TAHU dalam hal ini... coba di perbaiki, agar dapat menambah ilmu saya..... Terima kasih telah cape2 baca tulisan iseng ini.... hehehe.... salam
Oleh: Sheila Olivia (6) 18 tahun yang lalu
arsitektur?
Oleh: Wibowo Wibisono, Wibi (18031) 18 tahun yang lalu
Sekedar menambahkan... Menurut saya banyak foto2 dalam kategori arsitektur di FN ini yg agak nyeleneh, mulai dari skala ringan sampe ga ketulungan..ada yg arsitekturnya cuma secuil (ga detail) sisanya langit biru yg menghampar, ada yg bangunannya distorsi dan kepotong tapi warna warninya direkayasa jadi keliatan lucu. Waktu jaman kuliah, ada acara slide show tentang ftgrafi arsitektur. Aturan komposisi sgt sederhana.. meskipun terdengar konservatif tapi kurang lebih sama dgn yg saya baca di buku2 asing. Suatu karya arsitektur yg menarik dan enak dilihat secara keseluruhan sebaiknya diambil utuh dari kepala hingga kaki. Kalau tdk memungkinkan diambil keseluruhan horisontalnya maka ambilan fasade (wajah) yg cukup representatif (satu atau dua trave misalnya). Kalu memang kurang menarik atau detailnya lebih menarik maka tonjolkanlah detail2nya. di sini kita menggunakan angka diafragma kecil (3.9, 5.6) supaya jelas tajam detilnya. Fotografi arsitektur yg baik juga terasa kesan 3dnya..ada FG dan atau BG (bisa dua2nya atau salah satunya) jadi tidak terkesan flat. Wuihhh...ada yg baca ga ya?? :-))
Oleh: Tommy N. Armansyah (14898) 18 tahun yang lalu
hhmmmm...beraaaaattt...tapi bermanfaaaaaaattt.... saya bukan arsitek tapi suka motretin bangunan, sebagian bagus (menurut saya) sebagian amit-amit (menurut saya juga)...tapi kalau merunut uraian bung Fernando, saya lebih suka (dan ternyata secara tak sadar sudah saya lakukan) adalah memotret utk seni.....walau masih lebih sering ke arah photo amit-amit...pokoknya as long as it looks good, I snap! sekali lagi, topik yg satu ini sgt-sgt bermanfaat....
Oleh: Yanuar Annas (265) 18 tahun yang lalu
Wadoh!!! pembicaraan yang berat... meski agak gak ngerti... tp bkl aq coba.... yg pengen aq tanya ntu... perbedaan memotret secara horizontal dan vertical terhadap bangunan tersebut?? setiap komposisi n angle yang digunakan dalam foto diharapkan memberi kesan tertentu..seperti kokoh, lebar, menyempit ato yg laen..... sebenrnya aq jga g ngerti ma yg aq tanyain...smoga g bingung y ma pertanyaan ini....^^;
Oleh: M ilham Tawakal (2) 18 tahun yang lalu
wah temanya penting nechh salam member baru kebetulan sedang mengerjakan foto arsitektur sambil belajar hehe hee...belum pernah soalnya,sempet bingung milih lensa,ada teman bilang pake lensa wide untuk interior sah2 saja tapi ada lagi yang bilang tidak boleh karna gambar jd tidak real seperti adanya n begitu juga dengan ambience cahaya ruangannya(istilahnya apa ya?),oh ya tidak boleh artificial jg mmmmhhhh pusinngngng...akhirnya cari aman menghindar dari distorsi n anglenya eye level dech,pas ngepasin colornya modar dahhh (maaf nulisnya acak2kan) tahnkkkkss mohon bantuanya...peace