Saya mencoba akan membuat potret dengan menggunakan flash. Pada foto 1, digunakan kamera 300D dan 1 buah flash 380 EX. Dalam posisi vertikal (potret), posisi flash ada di sebelah kiri fotografer (sebelah kanan model), sehingga bayangan ada di kiri model. Data teknis foto 1 sbb:

File Name IMG_0486.jpg Camera Model Name Canon EOS 300D DIGITAL Shooting Date/Time 11/19/2003 8:34:27 PM Shooting Mode Program AE Tv( Shutter Speed ) 1/60 Av( Aperture Value ) 2.8 Metering Mode Evaluative Exposure Compensation 0 ISO Speed 100 Lens 50.0 mm Focal Length 50.0 mm Image Size 1360x2048 Image Quality Fine Flash On Flash Type External E-TTL Flash Exposure Compensation 0 Red-eye Reduction On Shutter curtain sync 1st-curtain sync White Balance Flash Parameters Contrast +1 Sharpness +1 Color saturation +1 Color tone Normal Color Space sRGB File Size 791KB Drive Mode Single-frame shooting Owner's Name Camera Body No. 0430105663

Untuk menghilangkan bayangan saya mencoba menambahkan flash lain yang saya letakkan di kiri model dan diarahkan ke bg (tembok). Hasilnya menyedihkan :(, seperti pada foto 2. Padahal, dengan kecepatan dan bukaan yang sama, logika saya mengatakan, kalau ditambahkan sumber cahaya lain, justru OE, bukan UE. Data teknis foto 2 sbb:

File Name IMG_0487.jpg Camera Model Name Canon EOS 300D DIGITAL Shooting Date/Time 11/19/2003 8:35:17 PM Shooting Mode Program AE Tv( Shutter Speed ) 1/60 Av( Aperture Value ) 2.8 Metering Mode Evaluative Exposure Compensation 0 ISO Speed 100 Lens 50.0 mm Focal Length 50.0 mm Image Size 1360x2048 Image Quality Fine Flash On Flash Type External E-TTL Flash Exposure Compensation 0 Red-eye Reduction On Shutter curtain sync 1st-curtain sync White Balance Flash Parameters Contrast +1 Sharpness +1 Color saturation +1 Color tone Normal Color Space sRGB File Size 579KB Drive Mode Single-frame shooting Owner's Name Camera Body No. 0430105663

Ketika flash saya jauhkan menjadi sekitar 3 meter dari model, hasilnya malah mendingan. Seperti foto :). Tolong para pakar atau FNers yang paham masalah ini, bisa menjelaskan fenomena ini, agar kami dan rekan2 lain yang masih awam ini bisa belajar dari kasus ini. Tengkyu berat atas tanggapannya. :)>-

File Name IMG_0491.jpg Camera Model Name Canon EOS 300D DIGITAL Shooting Date/Time 11/19/2003 8:36:56 PM Shooting Mode Program AE Tv( Shutter Speed ) 1/60 Av( Aperture Value ) 2.8 Metering Mode Evaluative Exposure Compensation 0 ISO Speed 100 Lens 50.0 mm Focal Length 50.0 mm Image Size 1360x2048 Image Quality Fine Flash On Flash Type External E-TTL Flash Exposure Compensation 0 Red-eye Reduction On Shutter curtain sync 1st-curtain sync White Balance Flash Parameters Contrast +1 Sharpness +1 Color saturation +1 Color tone Normal Color Space sRGB File Size 887KB Drive Mode Single-frame shooting Owner's Name Camera Body No. 0430105663

Flash keduanya apakah dedicated dgn kamera Anda? Ada perbedaan GN dengan flash utama? Sinkronisasi pakai apa? Kabel atau wireless?
Berikut ini baru dugaan saja.
Kemungkinan "computer" TTL dalam kamera Anda "mendeteksi" overexposure atau tidak mengenal karaketristik flash kedua, sehingga "ogah merekam" gambar. Ketika lampu ke dua dijauhkan, "computer" kamera Anda, hanya membaca karakter dari flash utama, namun flash kedua tetap menyala, terlihat pada highlight di pundak kiri model. Kalau kita evaluasi skintone nya, mungkin hanya berbeda 1/2 stop, bahkan mungkin kurang. Indikasi ini mungkin adalah kalkulasi sistim TTL pada flash utama saja.

Sekali lagi, ini hanya dugaan, karena dengan makin "computerized"nya kamera2 kita, banyak hal yang secara fotografi anlog mudah diterangkan, kini menjadi masalah IT. Dan saya tidak terlalu paham urusan IT.

EOS 300D memang punya tendensi untuk UE kalo kita salah menggunakan flash E-TTL nya. Lebih baik memang pake manual mas, kalo mo pake multiple flash.

pak goen: tks pak. sinkronisasi pake slave (mata kucing). saya tidak bisa jawab dua pertanyaan bapak, krn saya tidak paham keduanya. :(

bukankah flash kedua aktif setelah flash utama aktif? itu artinya dengan mode P (program), flash utama tidak mengenali adanya flash kedua sebelum flash utama diaktifkan , sehingga pencahayaan "dilakukan" oleh komputer berdasarkan perhitungan kondisi cahaya saat flash belum diaktifkan dengan meniadakan (mengabaikan) adanya flash kedua yang akan aktif kemudian. Singkatnya, komputer kamera tidak tahu bahwa akan ada flash kedua yang akan aktif setelah flash utama diaktifkan. Ini pendapat saya yang awam.:)

Setau saya untuk flash Canon yang diakhiri dengan EX (bisa ETTL), ada yang namanya pre-flash. Pre-flash menyala beberapa saat sebelum flash yang beneran menyalala. Fungsinya untuk mengukur berapa intensitas cahaya yang harus dikeluarkan agar tercapai correct exposure.

Dugaan saya, pre-flash inilah yang menyambar mata kucing (slave unit). Hal ini menyebabkan flash meyala sepersekian detik sebelum suatu exposure terjadi. Coba baca lagi buku manual flashnya, cari cara untuk mematikan pre-flash.

Soal shadow, selama flash menempel di kiri atau kanan kamera (baca : lensa), bayangan juga akan jatuh dikiri / kanan obyek. Kenapa pada waktu posisi kamera horizontal bayangan bisa lebih sedikit ? karena bayangan tertutup obyek. Jadi untuk foto seperti ini, memang idealnya flash "tetap berada diatas lensa", baik kamera dalam posisi vertical ataupun horizontal.

catatan : "tetap berada diatas lensa" -> dalam tanda kutip. Tidak harus secara fisik flashnya nongkrong diatas lensa, mungkin dengan mengatur arah cahayanya ?

IMHO, analisa Pak Goen dan Bang Ucok, benar adanya.

Urutan kerjanya sebagai berikut:
1. Tombol rana ditekan setengah, maka kamera akan memfokus ke subjek dan mengukur keadaan lighting sekitar. Pengukuran lighting ini tergantung Mode pengukuran cahaya yang kita aplikasikan di kamera pada saat itu. Shutter dan Aperture ditetapkan dan diingat oleh kamera.
2. Tombol rana ditekan penuh:
a. Lampu preflash menyala untuk menyinari subjek yang telah kita fokus.
b. Pantulan cahaya dari subjek yang kita fokus (dari pre-flash) dikirim kembali ke kamera lalu kamera menghitung besarnya intensitas main-flash pada saat pencahayaan sungguhan ke subjek yang akan di ekspose nanti.
c. Lalu keping diafragma lensa mengecil (atau tetap) sesuai dengan besaran Aperture yang tadi telah diputuskan oleh kamera.
d. Kaca mirror naik, saat ini pandangan di viewfinder akan gelap sesaat.
e. Tirai rana membuka.
f. Main flash menyala dan intensitasnya sesuai dengan perhitungan yang diterima dari pantulan pre-flash sebelulmnya.
g. Sensor atau film ter-eksposed oleh cahaya, image direkam.
f. Tirai rana menutup.
g. Mirror turun kembali.
h. Keping diafragma lensa akan kembali ke posisi full open (F terbesar, angka kecil).

Dari urutan diatas, kesalahannya ada di step 2b, yaitu pada saat preflash. Pada waktu pre-flash ini, lampu kilat satu lagi yang aktif melalui "mata-kucing" akan menyala. Nyala ini diukur oleh pre-flash dan melaporkannya ke kamera bahwa subjek yang kita fokus ternyata "sangat terang". Sehingga kamera menginstruksikan ke 380EX agar pada saat main-flash menyala nanti, agar "mengeluarkan cahayamu sedikit saja" atau bahkan hanya berupa kilatan yang sangat tipis. Nah, pada waktu penyinaran utama ini terjadi, maka 380EX tidak akan memberikan cahaya yang cukup untuk menyinari subjek yang kita shot.

Melihat foto kedua diatas, IMHO ruangan dimana foto ini diambil sangat redup, sehingga walaupun dengan 1/60 dan F2.8 tanpa flash, akan menghasilkan foto yang gelap, apakah dugaan saya benar mas Wid?.

Berhubung 380EX tidak bisa kita "Manual" kan, maka IMHO tidak ada cara untuk mengakali ini. Seandainya-pun kita memakai mode "M" di kamera, tetapi kerja flashnya akan tetap ETTL, dan akan menghasilkan foto yang gelap kalau cahaya sekitar tidak cukup.

Untuk itu saya sarankan memakai 550EX atau 540EZ yang flashnya bisa kita set ke mode "M", dan bisa kita atur pula besarnya kekuatan cahaya flash juga secara manual hingga sekecil 1/128 GN aslinya.

Atau sudah mencoba non-dedicated flash untuk mengaktifkan slave-nya?. Kan tidak perlu beli film sehingga bisa coba-coba. Cuma perhatikan tegangan non-dedicated flash yang akan dipakai agar jangan lebih dari 6 volt agar tidak merusak sirkuit elektronik body kamera.

mas irwansyah : saya sangat menghargai atas kesediaan untuk meluangkan banyak waktu menulis begitu panjang dan mendetail untuk berbagi pengetahuan di sini. ya sangat hargai dan hormati. moga2 yang telah dilakukan, bermakna ibadah juga (mumpung lagi puasa).
lampu ruangan, adalah lampu neon setara 50-watt. digantung di langit2 yang rendah, sekitar 2.5 meter. jadi hanya berjarak sekitar 1.5 meter dari model. jadi tidak terlalu gelap kan?

ketika flash utama aktif setelah preflash, apakah intensitasnya yang dikurangi mengingat bukaan dan kecepatannya tetap? kalo intensitas flash utama dikurangi, dan flash tambahan intensitasnya tetap, mengapa bagian belakang rambut dan bgnya tetap gelap. bukankah seharusnya bagian muka saja yang kabur bila hanya intesitas flash utama yang dikurangi. flash tambahan yang digunakan flash yang tidak saya adjust intensitasnya. dan mungkin memang tidak bisa diajust. apa memang demikian mas irwan?

terima kasih atas penjelasan rekan2 semua. salam. :)

Numpang tanya juga: kalo preflash di Canon bisa dilihat mata kita engga? Saya punya Nikon SB26 tapi preflash nya engga bisa dilihat mata, atau ada yang salah? Tapi dipakai dengan Nikon F70D maupun S2pro hasilnya sih okay2 aja.

Tidak terlalu gelap memang. Pada 1/60, 2.8 seharusnya tidak segelap itu pada foto no2. Ini menarik sekali, secara teori seharusnya tidak sehitam total ini fotonya. Satu lagi mas Wid, cuma mau minta tolong di conform data EXIFnya:Ini pada mode Tv. Artinya shutter di set pada 1/60 sementara F nya otomatis dan dalam hal ini 2.8, benar begitu?. Kok saya curiga F nya bukan 2.8 :-?.

Mas T. Han: semua step yang saya tulis diatas dilakukan dalam hitungan mikrodetik, hampir tidak terlihat mata. Kalau pre-flash, maka mata saya bisa mendeteksinya ketika flashnya menyala pada kamera apapun juga. Tapi beberapa orang ada yang matanya tidak terbiasa mendeteksi keberadaan pre-flash. Kalau didalam fotonya banyak mata orang yang merem, maka itu akibat adanya pre-flash.

ketika flash utama aktif setelah preflash, apakah intensitasnya yang dikurangi mengingat bukaan dan kecepatannya tetap?
Ya, dikurangi.

kalo intensitas flash utama dikurangi, dan flash tambahan intensitasnya tetap, mengapa bagian belakang rambut dan bgnya tetap gelap. bukankah seharusnya bagian muka saja yang kabur bila hanya intesitas flash utama yang dikurangi. flash tambahan yang digunakan flash yang tidak saya adjust intensitasnya. dan mungkin memang tidak bisa diajust. apa memang demikian mas irwan?
Flash tambahan benar, intensitasnya akan tetap.

Lha, mas Wid, rupanya ada foto ketiga, tadi saya kira cuma dua foto. Wong tadi cuma dua foto diatas saja itu yang nongol.

mas irwan: saya coba lagi dengan kondisi pencahayaan yang sama sesuai permintaan mas irwan. saya pake TV di 1/60. tapi A mentok di 1.8 dan ber kedip-kedip. itu artinya kurang cahaya kan? foto2 dengan dua flash menyala, sama dengan foto4 yang tanpa flash. kok gitu ya? data foto 4 sbb:

File Name IMG_0545.jpg Camera Model Name Canon EOS 300D DIGITAL Shooting Date/Time 11/20/2003 12:50:52 PM Shooting Mode Shutter Speed Priority AE Tv( Shutter Speed ) 1/60 Av( Aperture Value ) 1.8 Metering Mode Evaluative Exposure Compensation 0 ISO Speed 100 Lens 50.0 mm Focal Length 50.0 mm Image Size 1024x1536 Image Quality Normal Flash Off White Balance Auto Parameters Contrast +1 Sharpness +1 Color saturation +1 Color tone Normal Color Space sRGB File Size 175KB Drive Mode Single-frame shooting Owner's Name Camera Body No. 0430105663

Untuk foto 4. Pakai di P atau Tv Atau Av mas Wid?. Karena yang berkedip 1.8, maka saya anggap ini memakai Mode Tv bukannya P, betul?.

ya pake TV, sudah saya ralat. thx :)

sorry, mau mandi dan sholat dulu. :)

OK...:).

T. Han : Pre-flash di 380EX / 550EX dan SB26 sedikit berbeda.

Pada Canon flash seri EX, pre-flashnya benar-benar menyala beberapa saat (tidak terlihat mata) sebelum exposure terjadi. Akibatnya pre-flash akan menyambar semua lampu yang menggunakan sensor cahaya (slave unit). Pada saat exposure terjadi, lampu yang tersambar pre-flash belum memmpunyai kekuatan yang cukup untuk mengeluarkan flash (karena belum terisi penuh). Akibatnya lampu tidak mau menyala.

Simplenya coba saja gunakan flash tipe ini sebagai triger lampu di studio (tanpa mematikan pre-flashnya). Saya sudah pernah coba dan yang terekam hanya available light saja.

Nah di SB26 preflashnya tidak sampai menyambar lampu yang menggunakan sensor cahaya (slave unit).

Dari foto no.4 yang tanpa flash menghasilkan image gelap. Itu artinya cahaya neon memang sangat redup dan tidak cukup walaupun sudah 1/60 dan F1.8. Apalagi 1.8 nya berkedip-kedip.

Berarti pada foto no.2 juga begitu; karena slave flash sangat dekat dan "terang" maka sewaktu pre-flash kamera tertipu oleh sangat terangnya subjek dari cahaya slave tadi, sehingga pada saat main flash-nya menyala intensitasnya sudah sangat diminimalkan sekecil-kecilnya, hasilnya foto gelap. Artinya cahaya dari slave, benar-benar sama sekali tidak terekam atau masuk ke sensor karena ia menyala lebih duluan, cuma mata kita saja yang merasa bahwa menyalanya bersamaan dengan membukanya tirai rana, kenyataannya tidak.

Pada saat slave flash menjauh 3 meter. Maka sewaktu pre-flash, kamera mencatat bahwa intensitas cahaya di subjek yang terfokus kurang (berhubung slave-nya sudah jauh bukan?). Sehingga sewaktu mainflash menyala, 380EX memberikan cahaya yang cukup. Sementara cahaya dari slave tidak berpengaruh apa-apa karena sudah duluan menyala saat pre-flash tadi dan tidak terekam ke sensor (tirai rana belum membuka saat itu).

Apakah ada kecurigaan lain mas Wid?.

kalo tidak salah, saya tidak melihat flash tambahan menyambar dengan cahaya yang kuat pada preflash. bahkan preflashpun tidak saya rasakan dan saya sadari. saya tahu pasti di 300D ada preflash, karena saya mengalami hal yang sama ketika saya menggunakan built-in flash. saat itu saya malah kerepotan karena extra flash itu menyambar ber-kali2, karena saya menekan tombol 1/2 tekanan juga ber-kali2. saya benar2 merasakan itu.

untuk kasus ini, saya yakin bahwa extra flash tidak nyala pada preflash. bahkan saya tidak juga merasakan pre-flash seperti pre-flash dengan bulit-in flash. jadinya ? ya saya bingung, untuk mengikuti logika pencahayaan ini. :(

saya tambahkan, pada foto 2, saya merasakan flash utama menyala dan juga extra flash menyala (istri saya yang pegang extra flash menyatakan menyala). tapi jadinya kok gelap?

wah sayang asaya nga ngerti :( tapi seru juga sih

Nampaknya kita perlu diberitahu apa merk dan jenis flash kedua (slave). Apakah yang didesain untuk digicam atau flash biasa. Flash khusus untuk digicam memang tidak terpancing oleh pre-flash.

Saya masih yakin bahwa ini masalah kesalahan metering oleh pre-flash seperti tulisan saya diatas :).

flash kedua merk tidak terkenal. (merk lupa. sudah masuk koper. sebentar lagi jam 06.30 mau mudik). saya punya kira2 7 tahun lalu. yang pasti tidak untuk digicam.

maaf, saya kurang menyimak, ternyata preflash itu terjadi ketika tombol rana ditekan penuh. yang saya alami, kalo tidak salah, dengan built in flash preflash terjadi ketika rana ditekan 1/2, sesaat setelah atau pada saat focusing. Jika preflash terjadi setelah rana ditekan penuh, maka yang ditulis bang ucok, masuk ke logika saya:

Pada Canon flash seri EX, pre-flashnya benar-benar menyala beberapa saat (tidak terlihat mata) sebelum exposure terjadi. Akibatnya pre-flash akan menyambar semua lampu yang menggunakan sensor cahaya (slave unit). Pada saat exposure terjadi, lampu yang tersambar pre-flash belum memmpunyai kekuatan yang cukup untuk mengeluarkan flash (karena belum terisi penuh). Akibatnya lampu tidak mau menyala.

demikian juga yang ditulis mas irwan:

Dari urutan diatas, kesalahannya ada di step 2b, yaitu pada saat preflash. Pada waktu pre-flash ini, lampu kilat satu lagi yang aktif melalui "mata-kucing" akan menyala. Nyala ini diukur oleh pre-flash dan melaporkannya ke kamera bahwa subjek yang kita fokus ternyata "sangat terang". Sehingga kamera menginstruksikan ke 380EX agar pada saat main-flash menyala nanti, agar "mengeluarkan cahayamu sedikit saja" atau bahkan hanya berupa kilatan yang sangat tipis. Nah, pada waktu penyinaran utama ini terjadi, maka 380EX tidak akan memberikan cahaya yang cukup untuk menyinari subjek yang kita shot.

jadi sekarang saya sudah bisa mengikuti logika pencahayaan seperti ini. menarik. menarik sekali. sebuah pengetahuan yang didapat dengan agak susah payah, hampir pasti tidak akan terlupakan seumur-umur.

setelah tanggapan saya ini, saya tidak bisa lagi mengikuti diskusi ini dan diskusi2 lainnya di fn selama kurang lebih 10 hari. saya sebentar lagi mau pulang kampung untuk merayakan idul fitri di tanah kelahiran. (moga2 nanti di kampung masih sempat mampir ke warnet. saya ucapkan banyak terima kasih atas semua tanggapan dan informasi yang diberikan. selamat idul fitri. mohon maaf lahi batin. salam :)

La kan sudah ada PS heehe sory hehehe bercanda :D mau ilang mau blur, mau over mau apa aja bisa itu kan pasangan sehidup semati Digi CAM=PS Salam Hormat ama yg pro hehehehe ;;) ;;) ;;) saya juga mohon maaf lahir batin....

kalau nikon tuh kalau pake flash lebih dari satu di anjurkan pake manual. buku manual nya aja tebel gara gara rumusan rumusan nya. jadi yah mendingan nyoba kalo saya. selain itu baca baca review di dpreview, dll tingkat error flash nya nikon lebih rendah dari canon. tapi saya nggak tau seberapa kebenaran nya.

Widarto Rachbini wrote:
"Maaf, saya kurang menyimak, ternyata preflash itu terjadi ketika tombol rana ditekan penuh. yang saya alami, kalo tidak salah, dengan built in flash preflash terjadi ketika rana ditekan 1/2, sesaat setelah atau pada saat focusing."

Kalau rana ditekan 1/2 lalu ada keluar cahaya dari lampu kilat, itu bukanlah preflash mas Wid :). Itu merupakan AF Assist Light, cahaya yang keluar dari flash dengan kontras tinggi untuk membantu kamera melakukan fokus. Ini akan terjadi secara otomatis kalau cahaya sekitar sangat redup untuk dapat melakukan fokusing. Kalau di EOS 10D, Assist Light ini bisa kita On-Off kan. Jadi dalam hal ini mis-understanding IMHO.

Pre-flash itu keluarnya bersamaan dengan main flash dengan kecepatan yang sangat tinggi hampir tidak terdeteksi oleh mata dalam hitungan mili atau mikro detik.