Oleh: Lie Agus Chiawono (160) 20 tahun yang lalu
Mudah-mudahan tidak salam ruangan... Well, ini masih berkaitan dengan foto Diagonal yang pernah saya buat. Terima kasih buat orang-orang yang sudah memberikan masukan dan memang suatu kesalahan karena saya ngga memasukkan konsep atau keterangan rekayasa atau tidak dalam kolom keterangan. Selain itu, alasan saya membuat topik itu karena ngga mungkin orang yang sudah membuat komentar kemudian menengok kembali foto saya yang sudah pernah dinilai tersebut... Karena itu pertama izinkan saya meminta maaf kepada rekan-rekan karena mungkin merepotkan dan di forum mungkin terkesan saya ngga terima komentar yang seperti itu. Dan tentunya sudah begitu banyak thread tentang etika berkomentar. Soal komentar yang saya anggap "lucu" (karena memang lucu) itu disudahi dan saya minta maaf kepada yang tersinggung... Kedua, soal pakem yang ada. Memang sangat mudah mengikuti pakem yang ada. Foto-foto cantik yang semua orang suka dan MUNGKIN bisa mendulang poin jempol... Mungkin akan ada lebih banyak orang yang suka tapi sayangnya saya bukan seorang yang berkarya ABS (Asal Bapak Senang)... Saya mewujudkan karya saya sesuai pikiran saya dan selama saya puas sudah cukup. Itu buat saya pribadi. Jika Anda suka cara-cara lama atau rule pakem yang ada, silahkan. Karena itu izinkan kembali saya menceritakan yang ada di pikiran saya. Saya ingin menampilkan foto landscape yang bisa melukiskan dimensi keluasan seluas-luasnya dengan lensa terbatas yang saya miliki. Kalau saya punya lensa 17mm mungkin dipadukan dengan komposisi 1/3 biasa atau yang lainnya akan membuat keluasan saya terpenuhi. Sayangnya, saya belum ada lensa tersebut. Lalu bagaimana membuat suasana seluas-luasnya tersebut? Saya come up dengan idea sendiri tentang foto diagonal ini. Dimana garis pemisah horizon (kebetulan ada pulau dalam kasus ini) saya taruh memanjang di dua titik terjauh dalam satu segi empat yaitu posisi diagonalnya. Dengan demikian satu segi keluasan terpenuhi DAN ada yang lainnya. Langit dan laut yang akan memenuhi bidang segitiga siku-siku dari foto tersebut akan menjangkau "jauh" ke langit dan laut sekalipun tidak luas. Menjangkau jauh ini dapat terlihat lebih dari foto dengan format biasa... Kalau kita memasang format horizontal maka kita harus mengorbankan cakupan jauh laut atau langit. Dengan vertikal maka horizon menjadi sempit... Cara ini setidakya berhasil buat mata dan selera saya. Ketiga, soal teknis. Di contact print yang saya buat fotonya memang agak terang. Karena itu saya minta ketika saya cetak untuk digelapkan sedikit. Ketika melalui proses scan di scanner flatbed berusia 5 tahun di kantor, di monitor terlihat bahkan lebih gelap lagi. Saya upload tanpa editing apa-apa... Jadi memang kekurangan saya soal yang satu ini. Keempat, saya ngga mengikuti terus thread yang ada karena ngga ada sambungan broad band atau cable atau lainnya selain dial-up jadi sekali lagi maaf. Terakhir, kalau saya tidak salah informasi, foto tersebut dapat anda jumpai bersanding dengan sebuah puisi yang JUGA tidak mengikuti pakem puisi normal yang kita tahu pada acara pameran foto Rasa-Mata-Kata IndoNikon 18-20 Maret ini di Gedung Dua8 Kemang... Saya lihat sudah ada bannernya... Terima kasih.
Oleh: Kusuma Adi Ningrat (13289) 20 tahun yang lalu
mas agus, kalau memang memotret hanya untuk kepuasan mas agus, sebaiknya gak usah peduli kata orang. toh mas agus sudah puas. saya dan mungkin juga teman2 lain punya selera sendiri dan kepuasan sendiri, yang mungkin beda dengan selera mas agus. Dan kalau kemudian ada yang berkomentar (yang tentu saja memakai seleranya sendiri, bukan selera mas agus), dan kebetulan komentarnya aneh2, ya biarin saja, toh mas agus sudah puas dengan foto tsb. Sekarang foto itu sudah ada di pameran mendampingi sebuah puisi, ya biarkan foto itu yang bicara, dan biarkan orang lain berkomentar sesuaid dengan seleranya masing2. Mas agus bebas berekspresi dengan foto, orang lain juga bebas berekspresi dengan komentarnya. Salam
Oleh: Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497) 20 tahun yang lalu
tapi saya juga pusing bacanya nih, mas agus .... ngga ada paragraph :) Trus kenapa thread ini ngga disampaikan di thread yg seblumnya ajah mas Agus, ngga perlu bikin baru .. ato udah digembok ???
Ternyata belum di gembok ..... :)
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Pusing bacanya...8-}Kok bikin thread lagi? /:)
Oleh: Rudy Subagyo (8761) 20 tahun yang lalu
Perkenalkan, saya seorang pengguna kamera yang tanpa beban, artinya saya mengambil foto hanya untuk kepuasan diri saya... orang lai bisa menghargai sukur, ngga ya sudah... well... bukan cuman anda yang pernah bikin foto dengan model seperti ini, sayapun dulu pernah bikin...tapi udah ngga tau kemana fotonya, jadi kalo ngga percaya, anggap saja saya boong, karena saya juga tidak bisa membuktikan... Format itu sudah saya tinggalkan, karena tidak memberi kebebasan yang saya mau. Format ini hanya memberi garis horison yang panjang, tapi langit dan bumi terpotong di ujung Mengenai keterbatasan ruang pada foto, sebetulnya sangatlah bisa diakalin, terutama jika anda pakai kamera digital... kalo tidakpun, foto bisa di sambung(stich) di komputer. Saya pernah bikin foto 180 derajat, mulai dari arah jam 12 (hadap depan, misanya hadap selatan deh biar gampang), naik per frame hingga berakhir di jam 6(arah belakang, utara), dan saya sambung. Sayangnya, gambar jadi panjang dan sempit sekali, dan terpaksa harus saya potong di tengah supaya bisa di upload di FN. Kalo pengen liat, sapa tau bisa bikin ide, bisa dilihat di galeri saya, judulnya kalo ndak salah fotografi 180 derajat. Dan juga lihat seri 'aku' , karena di situ saya berusaha mendobrak keterbatasan sudut pandang lensa (BTW, pake fish eye ternyata asik lho !) dengan menggunakan stich.... Oh iya, ada juga awan terbatas ruang kalo ndak salah ingat, itu juga di stich dari ..7 atau 8 foto deh, tapi terpaksa di potong ujungnya... karena terbentur aturan max 700 pixel di FN Kalo mau liat yang paling ancur, bisa liat foto aku berdiri versi (hampir) penuh.. itu asli panjang banget dan bikin vertigo pas ngeditnya... Maksud saya menunjukkan foto foto saya adalah karena saya berharap anda, yang punya keinginan sama dengan saya, bisa bertukar pikiran mengenai obsesi kita... Pakem ? di fotografi ada pakem ? Kok ngga ada yang kasi tau saya ? wah...
Thx buat semua... Ngga sambung di thread lama karena judulnya ngga sesuai dan kayanya salah ruang... Ngga pernah sering buat thread sih... Merepotkan ya?
Oleh: Widarto Adi, darto (13411) 20 tahun yang lalu
saya sependapat sama mas, disini adalah media kebebasan saya, dan disini pula ternyata adalah tempat "umum", dimana semua ide bercampur baur dan menjadi satu, sehingga tercipta satu stereotype foto yg layak dapat TU itu seperti apa. saya dengan bangga ngomong saya adalah seniman foto, dimana foto saya olah dengan cita rasa saya, memuaskan saya, egois ? well tentu, itu adalah arti/keterangan dari kata "seniman". saya bermain warna dan layout, komentarnya pun bermacam-macam, ada yg bilang scan-jelek, padahal di keterangan sudah saya cantumkan proses dan tipe foto (olah digital), ya saya tersenyum saja sendiri, aku gak ngadu lho, but yah memang begitu keadaannya. resiko ? ah ya namanya seniman, diversity is good.!, salam!
Oleh: Heru Tjandranata (11165) 20 tahun yang lalu
Saya murni hobbyist, karena profesi utama saya adalah arsitek. Kamera yang saya pegang ini bukan untuk mendulang TU. Tapi saya ingin membagi, bahwa sebelum saya bergabung di FN ini, foto saya hasilkan adalah "apa yang saya lihat" untuk ditangkap kamera. Tapi setelah itu, kamera saya berubah fungsi menjadi alat tangkap "apa yang telah saya pikirkan" kamera saya bisa tangkap. Bingung? Pokoknya, sebelum ada hasilnya, saya sudah berangan2 dufu ingin menghasilkan foto apa, lalu saya cari momen yg tepat, waktu yg tepat, obyek yang tepat, dll sesuai dengan apa yg saya pikirkan. Sama sekali bukan mendulang TU. Hanya kepuasan semata bisa mencapai apa yang saya pikirkan untuk saya tangkap. Making Pictures, not just Taking Pictures. Salam kenal semuanya, maaf mungkin saya junior yg plg nyolot disini :))