Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Bernardo Halim, jeber (19660)    20 tahun yang lalu

  0 

Halo FNers >:D
Langsung saja, beberapa kali saya sempat menanyakan ini kepada beberapa orang dan mereka ada yang bilang "jangan, sayang":O dan "nggak apa-apa coba aja":-"

Saya ingin membersihkan lensa Canon AF 75-300mm saya, karena di dalamnya uda terdapat ada titik-titik kecil itu..(uyo bilang sih jamur), dan semacam kaya lapisan baru di dalamnya.

Ada yang bilang setelah cuci lensa, jadi lebih rentan terkena debu :-S, lebih banyak jamur nantinya dll...tetapi ada yang bilang nggak apa-apa coba aja...saya jadi 8-} dan selalu :-?

Terakhir baca yang punya mas masbaz, dia bilang ada lensanya yang udah jamuran deh kalo nggak salah, kena coating, dan jadinya nggak bisa dipakai lagi :(

Apakah benar mitos-mitos di atas??

Bisa Anda sarankan tempat apakah yang bagus untuk cuci lensa di Jakarta? Saya tahu ada beberapa yang menyarankan Interdelta dan Bursa Kamera dan juga Pasar Baru. Saya tidak ingin mengambil resiko, mengingat lensa ini lensa saya tele satu-satunya, dan kalo ingin beli lagi wah...8-}

Terima Kasih

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Suryo Priyantoro, UYO (149423)    20 tahun yang lalu

 0 

idiiiiiiiiiiiih bawa2 nama gue .......

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Bernardo Halim, jeber (19660)    20 tahun yang lalu

 0 

ye...lu kan bilang itu waktu di jogja...

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Heru Tjandranata (11165)    20 tahun yang lalu

 0 

Lho, lu khan nggak punya pilihan apa2 tho? Dibiarin makin jamuran, atau dibersihin kelak rentan debu. Toh lu nggak mau beli baru, ya pilihannya cuman cuci donks.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Bernardo Halim, jeber (19660)    20 tahun yang lalu

 0 

iya, terus cucinya yang bagus dimana getho?? :D

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh: Johannes P. Kusumo, barron (2861)    20 tahun yang lalu

 0 

ooo itu tho ... photonya mas Beben.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  david hermandy (3403)    20 tahun yang lalu

 0 

Segera diservice, kalo semakin lama bakal merembet ke lapisan dalam coating, kalo sudah begitu tidak bisa dihilangkan.

Mitos bahwa lensa menjadi rentan berdebu (bagian dalam) menurut saya tidak benar, debu dapat masuk kedalam lensa pada saat dibongkar, setelah dirakit kembali sangat sulit bagi debu untuk masuk kedalam lensa kecuali digunakan pada daerah dengan kondisi debunya sangat extreme.

Pada saat mengambil lensa dari tempat service, periksa dengan teliti, pastikan tidak ada debu yang tertinggal di dalam lensa.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh: Kristianto Purnomo (1439)    20 tahun yang lalu

 0 

nggak papa bung cuci aja pilihannya toh cuma dua lebih parah ato jadi lebih baik....positif tingking aja...hhehehehehehehhehee

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  D. Setiadi (81319)    20 tahun yang lalu

 0 

Isi threadnya lebih banyak smiley/emoticonnya dech...;))

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  A.Irwan Endrayanto (7437)    20 tahun yang lalu

 0 

hihihi...Bernardo dikira Beben :D....

Kalo dah jamuran ya mo gimana lagi kecuali dicuciin di dealer resminya kali yah

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Kikin Hamzah Mutaqin (19706)    20 tahun yang lalu

 0 

Jamur (cendawan atau fungi) di lensa memang menjadi masalah yang sangat mengesalkan. Di lingkungan tropis seperti Indonesia, masalahnya menjadi lebih besar lagi mengingat kelembaban dan suhu sehari-harinya yang sangat cocok bagi pertumbuhan fungi tersebut. Menanggulangi masalah jamur pada lensa yang terbaik adalah dengan pencegahan:

- Menghindari tereksposnya terutama bagian belakang (rear) lensa dari lingkungan luar untuk menghindari/meminimalkan kemungkinan masuknya inokulum jamur (spora), karena nampaknya bagian inilah merupakan titik masuknya . Misalnya saat penggantian lensa dari body, mau tidak mau bagian belakang lensa ini terbuka untuk lingkungan udara luar, usahakan saat pergantian ini sesingkat-singkatnya di lingkungan yang bersih dan segera tutup dengan rear lens capnya.
- Lingkungan penyimpanan yang tidak kondusif untuk pertumbuhan jamur itu sendiri, baik dari segi containment maupun kelembaban (RH rendah) dan suhu.

Saya percaya sebagian besar rekan-rekan tahu dengan hal-hal di atas, namun pada prakteknya seringkali terlalaikan yang berakhir dengan masalah kronis tumbuhnya jamur di lensa.

Saya sendiri tidak tahu persis apakah lensa itu didesain bahwa bagian interiornya kedap udara atau vakum. Nampaknya tidak, dan terdapat celah yang sekecil apapun masih memungkinkan pertukaran udara antara interior lensa dengan lingkungan udara luar. Mengingat bahwa spora jamur ini berukuran kecil (beberapa micron, seperseribuan milimeter) dan ada beredar melayang-layang di udara, maka pertukaran udara dari luar ke interior sangat memungkinkan terbawanya spora tersebut ke dalam lensa.

Spora merupakan struktur istirahat mikroorganisme yang sangat renik dan bisa tahan dengan lingkungan ekstrim seperti kekeringan dan panas/dingin. Ketika ia tiba pada substratnya, termasuk kaca atau coating ia bisa menempel cukup kuat karena mempunyai daya adherence (mungkin semacam protein) . Begitu lingkungan berubah menjadi cocok dalam jangka waktu tertentu, misalkan kelembaban, suhu dan pH, maka spora, walaupun hanya satu dua saja, akan berkecambah membentuk benang-benang vegetatif yang disebut miselia atau hifa dan selanjutnya tumbuh, bereproduksi menghasilkan spora yang lebih banyak demikian berulang-ulang. Keberadaan spora saja pada lensa belum begitu mengganggu secara optis karena ukurannya yang mikroskopis. Namun lapisan massa hifa yang tumbuh dari spora itulah yang sudah mengganggu karena ukurannya sudah makroskopis. Jenis jamur yang sering menyerang lensa di antaranya Aspergillus sp. karena memang sifatnya kosmopolitan dan ubiquitous, ada di mana-mana termasuk lingkungan udara.

Nah, bicara tentang mitos kalau lensa yang pernah dibersihkan sering menjadi mudah terkena jamur lagi. Sesuatu sering menjadi mitos karena fenomena yang diyakini secara kuat tapi baru berdasarkan kepercayaan saja tanpa ada penjelasan yang lebih logis.

Untuk mitos tadi, nampaknya secara logika ada benarnya. Mengapa? Ambil perumpamaan, Mr. Sukamoto mempunyai lensa yang dibeli baru. Namun dengan berjalannya waktu, masalah jamur muncul. Darimana asalnya jamur itu, kemungkinan awalnya bahwa ada spora itu masuk selama pemakaian lensa tersebut, begitu spora sudah ada di dalam lensa, walaupun hanya beberapa biji dan tidak tampak, tinggal masalah waktu untuk tumbuh, jika lengah membiarkan lingkungan yang cocok bagi spora untuk tumbuh menjadi jamur. Tidak tertutup kemungkinan juga bahwa spora itu sudah ada ketika proses assembly di pabriknya, karena spora itu ada di mana-mana, kecuali proses assemblynya dilakukan di suatu lingkungan suci hama (steril). Karena masalah jamurnya sudah kelihatan, maka Mr. Sukamoto memutuskan untuk mebawanya ke tempat service. Di tempat service, lensa itu dibersihkan, dan tentunya dibongkar. OK, lapisan jamur yang sudah tumbuh dapat dibersihkan dan lensa nampak jernih kembali bahkan tak setitik debu pun kelihatan. Namun, sekali lagi bahwa spora jamur itu ada di mana-mana dan tidak terlihat, ketika lensa itu dibongkar dan dibersihkan, spora dari udara kemungkinan besar lebih banyak lagi yang menempel/menkontaminasi interior lensa tersebut.

Tergantung bagaimana lingkungan termpat service tadi, spora yang mengkontaminasi bisa saja jauh lebih banyak jumlahnya daripada jumlah spora yang menimbulkan masalah sebelum lensa itu dibersihkan. Maka dengan “initial inoculum” yang lebih banyak, masalah jamur untuk berikutnya bisa lebih cepat dan parah. Idealnya membongkar lensa dan membersihkannya dilakukan di lingkungan yang steril, saya tidak yakin apakah tempat service juga menggunakan fasilitas semacam ini ketika dia “membedah” lensa. Kalau di bidang mikrobiologi, tempat semacam ini menjadi fasilitas mutlak untuk teknik pekerjaan yang menghindarkan kontaminasi mikroorganisme baik yang air-borne maupun terbawa secara mekanik/sentuhan. Salah satu contoh fasilitas atau alatnya disebut “laminar air flow”, suatu meja yang dikelilingi kotak kaca atau fiberglass, dilengkapi dengan blower yang menghembuskan udara bersih bebas kuman setelah melewati filter dan hembusan udara itu juga mengusir masuknya udara dari luar kotak tersebut. Juga biasanya dilengkapi dengan lampu UV untuk membunuh mikroorganisme termasuk sporanya.

Singkatnya, ketika punya lensa saya selalu berasumsi bahwa jamur (spora atau inokulum lainnya) itu sudah ada di dalam lensa, masalah tumbuh jamur berikutnya tergantung apakah pernah lengah atau tidak menjaga kondisi yang cocok bagi pertumbuhannya.

Mohon maaf ya Bern dan rekan yang lainnya kalau komentar saya terlalu panjang dan membosankan. Semoga bermanfaat.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Judhi Prasetyo. (38908)    20 tahun yang lalu

 0 

Wah... scientific dan masuk akal buanget..., lalu bagaimana dengan penyimpanan di dry box dan penyinaran dengan lampu infra merah? apakah betul bisa membunuh jamur?

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Triadi S (22045)    20 tahun yang lalu

 0 

Coba buka ini

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Kikin Hamzah Mutaqin (19706)    20 tahun yang lalu

 0 

Saya kurang tahu dengan pengaruh cahaya infra merah terhadap jamur. Yang saya tahu ultraviolet (UV) memang mampu membunuh mikroba termasuk jamur ketika dieksposkan secara langsung. Kalau UV diaplikasikan ke lensa tanpa membongkarnya, bisa saja jamur dimatikan, namun debris miseliumnya (benang-benang jamur) tetap tidak bisa dihilangkan. Di samping itu penyerapan UV oleh elemen-elemen gelasnya bisa mengurangi keefektifan UV dalam membunuh mikroba serta kemungkinan masih ada relung-relung yang tidak terjangkau cahaya tersebut sehingga menyisakan propagul jamur yang masih viabel/hidup yang suatu saat bisa tumbuh kembali.

Dari artikel yang diacu Mas Triadi, di sana ada percobaan gagal dengan penggunaan UV bahkan jamurnya lebih berkembang lagi. Saya menduga permasalahannya kira-kira mirip dengan yang saya kemukakan di atas. Perlu diketahui juga di samping cahaya UV yang mematikan dan juga berbahaya terutama ke mata manusia, ada juga yang dinamakan cahaya near UV (NUV) yang mirip UV (panjang gelombangnya saya lupa). Nah, yang NUV ini pengaruhnya sangat berbeda, justru ini sering digunakan untuk mengiduksi sporulasi jamur. Jamur yang tadinya susah menghasilkan spora bisa kemudian menghasilkannya secara melimpah dengan induksi NUV tersebut.

Tambahan untuk Om Judhi: Penyimpanan dalam kondisi kering dan sebaiknya suhu rendah (agak kontradiksi dengan penggunaan lampu yang sering dianjurkan, karena lampu ini orientasinya lebih ke pengaturan kelembaban tapi bukan untuk suhu) adalah upaya preventif agar inokulum jamur (spora) tidak tumbuh dan berkembang membentuk lapisan miselia jamur. Kalau sudah ada miselianya sih saya rasa bisa mati juga, tapi kurang yakin bisa membunuh sporanya yang suatu saat bisa tumbuh lagi menghasilkan miselia baru.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Aditya Budi Pratomo (7325)    20 tahun yang lalu

 0 

Cari tempat cuci lensa-nya yg bagus, karena bisa2x setelah dicuci lensa jadi agak berkabut.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Risna Sagitasari (4307)    20 tahun yang lalu

 0 

Hehehe... itu mah bukan mas beben atuh.. ;))
Mending cuci aja mas... toh yang penting usaha, daripada nanti tambah parah lebih repot kan ;). AF ya... hmmm, klo saya boleh nyaranin mending di interdelta aja sekalian, kecuali lensanya non AF di chaing, kebon kacang sih bisa aja (telpnya:3101809)

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  D. Setiadi (81319)    20 tahun yang lalu

 0 

Itu adiknya beben...;))

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Rudy Subagyo (8761)    20 tahun yang lalu

 0 

saya pernah cuci lensa tele saya, di Tomang, di Indonikandi, dealernya Nikon..
Tadinya kalo dilihat, ada bercak seperti noda air yang mengering, saya cuci, dan balik emang udah bersih..
Kalo ngga salah, saya cuci tahun 2000, sampai sekarang ngga ada jamur lagi (yang kelihatan), tapi kalo ga dipake saya simpen di drybox sih...

Sewaktu ambil keputusan buat cuci, dasar pemikiran saya gini : Daripada saya diemin ntar malah tambah lebar, mending saya cuci.. terus terang dulu ngga kepikir macem macem soal resiko...lagian saya kalo soal lensa dan kaca emang rada compulsive, lensa kacamata, monitor dan kaca mobil harus bebas dari sidik jari...

Saran saya, daripada malah tambah rusak, mending di cuci aja, tinggal cari tempat cuci yang baik..
Sehubungan dengan keterangan pak K.Mutaqin, yah jangan harap bisa nemu tempat cuci yang bener bener steril deh di Jakarta...kita merem aja kasi, apalagi kalo tempatnya di rekomen ama temen (kalo ada apa apa, temennya digantung ajah)

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  masbaz (39152)    20 tahun yang lalu

 0 

ber, jangan gantung gw... tempat yang gw rekomen, tanggung sendiri resikonya yah? ;))

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Kikin Hamzah Mutaqin (19706)    20 tahun yang lalu

 0 

Pak Rudy: Saya juga sependapat bahwa lensa yang sudah mulai ada jamurnya lebih baik dibersihkan segera daripada tumbuh melebar. Setelah bersih kembali, maka pemeliharaan dan penyimpanan lebih diperhatikan lagi :)
Adapun komentar panjang saya di atas lebih ke sharing apa yang saya ketahui mengenai bio-ekologis jamurnya serta kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Barangkali aspek tersebut bisa menjadi pertimbangan dalam kaitan pemeliharaan dan service lensa di masa yang akan datang. Mengenai lingkungan steril ketika bongkar pasang lensa juga baru pemikiran saja dan bukanlah hal yang terlalu mengawang-ngawang. Fasilitas semacam "laminar air flow" memang sangat mahal jika barangnya diimpor, namun lab saya di Bogor beberapa tahun yang lalu juga pesan dan menggunakan produk lokal dari Jakarta seharga Rp. 2 juta, lengkap dengan blower/filter dan UV light dengan performance yang tidak jauh berbeda.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Judhi Prasetyo. (38908)    20 tahun yang lalu

 0 

Makasih banget sharingnya. Sebuah topik yang bermutu!

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  iing Gunawan, sidoel (27236)    20 tahun yang lalu

 0 

busyet Kikin, specialist jamur :)), nga sia sia ambil PHD di ok state hehehhe

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Bernardo Halim, jeber (19660)    20 tahun yang lalu

 0 

wah..banyak sekali replynya...terima kasih semuanya..terutama buat kak Kikin yang sudah mau cape-cape nulis panjang dan juga buat semuanya yang udah nanggapin..

Saya menarik kesimpulan, bahwa cuci lensa di tempat yang terjamin (bersih) dapat menyelesaikan masalah tersebut walaupun tidak 100% berhasil..:D sebagai langkah awal saja...

Terima kasih...:D

djaya : b-(

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Bernardo Halim, jeber (19660)    20 tahun yang lalu

 0 

ternyata cuci lensa itu banyak prosesnya...apakah di interdelta begitu ya?? I wonder..

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh: Stefanus Christianto (297)    20 tahun yang lalu

 0 

Pernyataan kalau sejak assembling lensa di pabrik, lensa sudah terkontaminasi jamur, itu tidak sepenuhnya benar. Pabrik-Pabrik elektonika dan alat-alat canggih yang rentan terhadap serangan benda-benda mikroba yang di luar negeri, selalu memiliki ruangan Kedap Debu, bebas jamur dan bebas organisme mikroba. Lensa-lensa tersebut wajib di assembling di ruangan tersebut guna menghasilkan kualitas lensa yang optimal. Masalahnya, kalau tempat-tempat servis lensa yang ada di Indonesia menggunakan ruangan seperti itu atau tidak, saya tidak tahu. Dan juga masuk atau tidaknya Jamur selama pemakaian, itu tergantung pemakainya.

Re: Mitos-Mitos Cuci Lensa

Oleh:  Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497)    20 tahun yang lalu

 0 

Susah kalo Canon, kalo Nikon mah gampang tukang serpisnya Bern :D