Oleh: Dhian Raharjo (11690) 19 tahun yang lalu
halo kakak... saya ingin mengenal lampu. setahu saya ada 3 jenis lampu berdasarkan panas warna yang dihasilkannya dalam Kelvin. Daylight, Tungsten dan Flourescent. lampu jenis daylight ini konon memiliki karakter warna seperti sinar matahari siang yang dapat memunculkan warna asli dari obyek. derajat panasnya... 5000an ya? maap tepatnya lupa. untuk lampu tungsten memiliki karakter kuning kemerahan. dengan derajat panas di bawah daylight. sedangkan flourescent, dengan derajat panas di atas daylight menghasilkan karakter kebiruan. nah... seandainya saya harus memilih satu diantara tiga jenis lampu itu, kira2 mana yang paling diprioritaskan untuk pemula. dengan asumsi ketiga jenis lampu ini memiliki kualitas dan harga yang sama. sementara ini saya cenderung memilih daylight, dengan pertimbangan kita akan lebih mudah mengubah white balance nya menuju tungsten atau flourescent dengan Photoshop. sedangkan kalau menggunakan tungsten/flourescent, akan lebih berat jika kita menginginkan karakter warna sebaliknya. maap kalo masih bawa2 nama PS di area ini. namanya juga pemula... :) tepatkah pilihan sementara saya itu? ataukah seharusnya saya gak perlu kuwatir dengan karakter2 lampu ini? mohon petunjuknya... terimakasih.
Oleh: Heru Tjandranata (11165) 19 tahun yang lalu
Menurut saya, pertama2 belajar pilih lampu apa aja, asalkan warnanya satu aja dulu (jangan daylight campur tungsten campur fluor). Apalagi kalo pake digital. Khan ada custom white balance, jadi nggak bingung ngesetnya. Nggak usah pusing warna apa, malah kadang motret pake lampu daylight trus di set WB tungsten jadi lebih bagus :D
Oleh: Yoni Tan (13785) 19 tahun yang lalu
Paling netral yah daylight kali yah ? Paling tidak yah biar tidak sampai menyebabkan blown-out suatu warna. Kalau daylight khan yang blown-out dulu detailnya pasti yah yang berwarna putih. Untuk memudahkan adjustment,mending shoot pake RAW semua aja. Masalahnya white balance adjustment itu bukan cuman 2 dimensi aja (cool/warm) tetapi menyangkut juga cast dari green ke magenta.
Wah nambah ilmu nih dari pak Yoni. Terutama tentang cast green-magenta.
Oleh: Indi Soemardjan (7483) 19 tahun yang lalu
Yoni namanya keren! :) ada hubungannya sama kama sutra?
trimakasih mas Yoni Tan. lampu jenis ini saya jadikan prioritas saya deh. tips nya juga bagus...
Oleh: D. Setiadi (81319) 19 tahun yang lalu
Dhian sorry numpang jawab komentar si Indi Barends...:|Kama Sutra itu istrinya Ona Sutra....8-}
thanks masukannya kak Dedih... :O
Oleh: Ully Zoelkarnain (17897) 19 tahun yang lalu
Hai Dhian, klo berdasarkan jenis ada dua lampu buatan.....yaitu continues light ( senter, lampu pijar, red head, dido light, HMI dll ) dan flod light atau sering disebut flash light ( lampu flash studio, flash kamera dll ), dari dua tipe itu bisa dibagi lagi menjadi tiga berdasarkan suhu warna yg dikeluarkan dri lampu tersebut, suhu normal memang yg berkisar dr 5500 drajat kelvin, ini didapat dr sumber cahaya abadi yaitu matahari....karena warna yg dipantulkan oleh sebuah benda dri cahaya matahari kemata kita dihasilkan pda suhu 5500 drajat kelvin tsbut. Nah semakin rendah suhu dihitung dri suhu normal warna maka semakin merah warnnya, sebaliknya semakin tinggi suhu warna, maka semakin biru warna yg dihasilakan, contohnya lampu pijar, suhu warnya klo kita ukur dgn color meter (alat pengukur suhu warna, satuaan kelvin) maka rata2 berada di 2000-3000an drajat kelvin, maka cahanyanya relatih kemerahan jika difoto dgn film normal (daylight), untuk membuat netral bisa kita gunakan film khusus seperti film tungstem atau filter koreksi suhu warna, ada dua tipe ada filter lensa dan satu lagi filter lampu berupa lembaran plastik tahan panas...karan lampu sejenis ini pasti panas. Contoh lampu ini adalah lampu2 yg sering digunakan untuk film, ada red head, dido light, dll. Sebaliknya untuk lampu sejenis neon atau flourescent suhu warnanya cenderung tinggi dibanding suhu normal warna, dan warna yg dihasilkan cenderung hijau hingga biru, suhunya berkisar 6000-8000-an atau lebih...untuk menetralkan juga bisa menggunakan film khusus atau filter koreksi suhu warna. Untuk tipe lampu bersuhu normal tidak hanya dari lampu2 flahs tpi juga ada dri jenis continues light, seperti HMI, lampu sejenis red head, tapi cahaya yang dihasilakan normal ( relatif di suhu 5500 K ) hingga lampu seperti ini tidak panas dan sangat bersahabat.... Klo mau memilih.....pilih continues light ata flash....? klo continues...pilih HMI apa yang normal ada dipasaran seperti lampu2 film...itu tergantung masing2 fotografer...hanya saja perlu diingat point2 diatas tentang cahaya yg dihasilkan oleh masing2 sumber cahaya yg kita gunakan....dan tujuan yg akan dicapai. Lampu flash masih pilihan yg umum, meskipun hargnya tidak murah...tpi masih yg paling praktis..hanya kelemahannya menurut saya, adalah intensitas dan jatuhnya cahaya relatif sedikit rumit dikontrol...jika tidak ada modeling light di lampu flash...maka secara akurat kita tidak tau secara pasti jatuhnya cahaya pada objek....kerasnya atau selembut apa cahaya itu akan jatuh jika tidak dilakun tes juga sangat sulit diprediksi, rata2 kita mengandalkan kebiasaan2 yg sering kita hadapi...jd semakin sering kita menggunakan lampu flash maka semakin mudah kita memprediksikan hasilnya...makanya sebelum ada kamera digital para pro sering menggunakan film instant seperti polaroid atau fuji instant film FP 100c misalnya... Continues light....kelemahannya yg bersuhu normal seperti HMI...harganya mahal....klo kita pake halogen....pasti lebih murah...tp kita tau warna yg dihasilkan pasti kekuningan...perlu filter koreksi...pengontrolan...pastinya ini poin lebih dri lampu seperti ini...kita dengan pasti bisa mengontrol jatuhnya cahaya ke objek sesuai keiinginan kita dan intensitasnya bisa kita rubah dan liat secara langsung istilahnya what u see is what u get....rata2 fotogrfer pro yg specialist mobil, product dan interior memilih tipe ini...karena lebih mudah dikontrol...saya rasa pemula juga disa belajar mengontrol jatuhnya cahaya pd sebuah objek dgn mudah....kekurangan yg mendasar dri tipe lampu ini....PANASSSSSSSSS sekali....perlu penyejuk yg cukup kuat....dan sabar, karena perlu asa yg tinggi untuk cukup merekam cahaya atau waktu yg lebih lama jika tidak mengiginkan iso tinggi, jika menggunakan lampu berpower besar....daya listrik yg tersedia juga hrs cukup karena lampu continues yg pro yg sering digunakan untu film rata2 berwatt besar, beda dgn lampu flash, outputnya saja yg besar...tapi intput daya listriknya tidak sebesar outputnya.... So Dhian pilih mana...apa tambah.....B.....
:O... makasih mas Ully. maap saya baru buka thread ini lagi, kirain gak ada respon lagi... :D serasa mancing pake pancingan bambu, tapi dapetnya ikan hiu... komplit booo'.... :). saya juga gak pingin pake flash sebenernya, sebab kelebihan continuous lighting ya seperti mas Ully bilang tadi.. WYCIWYG. tapi kalo lampu tungsten bisa diakalin pake filter sehingga bisa menetralkan warna yang dihasilkan, kaya nya bole juga tuh buat pemula. lebih murah kan, ya?... sip deh, tinggal browsing merk2 lampu lebih spesifik lagi. mas Ully keterangannya 'padat' dan berisi. benar2 PADAT... tanpa spasi :)). terimakasih...
Oleh: Antonius Prayudi (385) 19 tahun yang lalu
wah kebetulan saya buka topik ini, karena juga pingin dan lagi belajar..juga lagi cari2 info mengenai pertanyaan serupa dgn mas dhian...terima kasih ya mas dhian dan juga special thx to mas ully...salam kenal
salam kenal juga mas Antonius... ini ada beberapa topik yang bisa jadi referensi bagus bagi teman2 yang ingin mengenal lampu juga. ini topiknya Bang Pinky tentang pilihan lampu2. dan initopiknya Om Harlim tentang membuat alternatif lampu studio dengan lebih murah. mudah2an thread ini masih bermanfaat... :)>-