salam kenal saya sigit warga.

saya mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik pertanian unpad. sedikit bercerita saya mengambil judul penelitian tentang "Penilaian Mutu Teh Hitam Orthodox dengan Menggunakan Metoe Pendekatan Fuzzy".

salah satu pointnya yaitu menganalisis warna teh kering, dimana untuk penilaiannya saya akan mengambil sampel warna dengan menggunakan kamera digital untuk selanjutnya dianalisis.

Permasalahan yang saya hadapi adalah dalam analisis warnanya, dalam penilaian teh warna dibagi menjadi sangat hitam; hitam; abu - abu; coklat; merah. apabila saya menganalisis dari full color maka setidaknya akan terdapat 3 komponen (RGB, CMYK, Lab, HSV, HSB, XYZ). saya merasa kesulitan apabila menganalisis dari 3 komponen, karena saya hanya membutuhkan analisis warna ini untuk menentukan score dari warna ini (co : warna sangat hitam diberi score 12, hitam 10, dst).
saya mendapatkan artikel di internet yang menyebutkan bahwa untuk analisis warna dapat mengubah dulu warna full color ke grayscale atau monotone. saya sudah mencoba di PS mengubah warna ke grayscale, hasilnya (RGB = semua nilai sama, Lab = hanya ada nilai L; HSB = hanya ada nilai B)

pertanyaan saya, apakah ini dapat dipakai sebagai patokan untuk memberikan scoring nantinya??


terima kasih banyak atas perhatiannya, sangat mahon masukannya, saya juga ingin memposting ke forum di FN agar banyak masukan, tapi saya bingung di posting dimana.

Terima Kasih banyak.

waduh rumit juga ya
coba aja pake mode bwnya di kamera jangan di convert di PS
atau di motretnya pake analog tapi pake slide
mungkin kaya moto grey card kali ya

Memang membedakan hasil pemotretan hitam sekali dan hitam susah juga ya..krna dlm foto setelah hitam sudah tidak ada warna yg lbh hitam..jd standard pengukuran cahayanya yg mesti dirubah. misalnya objek yg berwarna hitam sekali dijadiin menjadi hitam( Misalnya dgn kompensasi +0,5 atw +1 harus diliat dari hasilnya) Selanjutnya pemotretan objek yg lain harus memakai kompensasi exposure yg sama. Yg perlu diperhatikan jg adalah masalah WB. Dengan pemilihan wb yg tepat harusnya objek teh yg berwarna merah bisa menjadi merah. trus background pemotretannya jg harus sama semua... Trus, yg perlu diperhatikan juga sumber cahayanya: harus konstan. Sudut pencahayaan terhadap permukaan objek. Objek bisa lebih terang atw lbh gelap hanya krn sdt pencahayaan, apalagi permukaan objek punya kadar dpt memantulkan cahaya ( misalnya permukaannya agak mengkilap) Bagaimana kl motretnya indoor aja, pake studio lighting. Pencahayaan,sudut pencahayaan, bg bisa lebih diatur..
Sebaiknya kl ada contoh fotonya diposting aja..biar lebih tau menganalisanya..mudah2an masukan ini bisa bermanfaat.atw malah jd lbh bingung? he,he..

Wah saya menyangsikan hasilnya kalau yang dipakai hanya kamera
digital biasa. Yang begini ini seharusnya hanya bisa dilakukan,
jika peralatan kameranya mempunyai Color Accuracy yang tinggi,
standar industri mungkin. Dan juga strict harus dikalibrasi sesuai
standar. Lalu pencahayaannya juga haruslah dikalibrasi sesuai
standar. Kalau tidak, saya pesimis ini bisa dilakukan, masalah metoda
fuzzy atau nggak itu masalah lain.

Bagaimana kemungkinannya jika menggunakan flatbed scanner untuk penyeragaman intensitas cahaya?

motretnya harus pake cawan preparat yah.., tingginya juga harus sama, dan pencahayaan sama, lalu pemotretan pake mode RAW, biar dapat 12 bit, atau di scan 16 bit sehingga range warnanya bisa lebih lebar, terus di convert ke gray scale 16 bit, baru liat di HSB (B nya aja) atau Lab (L nya saja), tapi kalo scoring cuma 1-12, yah... cukup 8 bit aja yah...

iyah... kayaknya lebih setuju dengan scaner deh..

atau kalau mau pake setting exposure dan white balance manual, yang penting settingannya konsisten. dengan peralatan lighting yang biasa dipake buat motret perhiasan... apa yah namanya?
bentuknya box, pencahayaan yang dihasilkan sangat merata... dan konsisten.
kalo nga salah pernah liat mereknya MEDALIGHT waktu pamerfan focus beberapa bulan lalu

konteks untuk kasus ini saya rasa lebih condong ke teori warna.
yang dibutuhkan oleh bung sigit adalah VALUE, dimana dalam fotografi digital biasanya VALUE ini ditambah dengan HUE dan Saturation, yang dalam hal ini justru menjadi pencemar dan mengganggu obyektifitas.

perlu diketahui bahwa HUE sendiri (sebagai bagian dari formulasi HSV) memiliki nilai VALUE naturalnya sendiri. sebagai contoh: merah (murni) kira2 sama dengan black 60%, dan hijau (murni) kira2 sama dengan value black 40%.
baca "HUE also has VALUE" di http://char.txa.cornell.edu/language/element/color/color.htm.
ingat model teori warna Munsell, beberapa warna memiliki chroma yang lebih variatif pada value rendah, dan beberapa lainnya pada value tinggi. ini menunjukkan value natural dari warna2 tersebut.
sementara itu, dalam dunia digital imaging, agak sulit memisahkan value dari sebuah warna. misalnya kalau anda melakukan konversi RGB> grayscale, maka yang anda peroleh adalah nilai VALUE dari HSV, tanpa relevansi atas HUE- nya. jadi mau tidak mau ini adalah sesuatu yang subyektif. saya pikir masalahnya adalah di sini.

di lain pihak, kalaupun anda berhasil menentukan standar kehitaman, anda masih akan dipersulit dengan bagaimana mengetahui kadar coklat dan kadar merah dalam warna teh.

saran spontan yang dapat saya berikan mengenai ini adalah dengan memotret teh ybs dengan menggunakan filter warna coklat atau merah semurni yang dapat anda peroleh, dengan film b/w atau setara, dan kemudian mengukur kadar putih (atau hitam, tergantung anda menggunakan film positif atau negatif) di film itu.

namun demikian, teh adalah sesuatu yang biasa dinilai subyektif. jadi, baik untuk rasa, aroma, maupun warna, saya pesimis bisa dinilai secara obyektif.

demikian komentar saya,
semoga berguna.

hiks2, td dah nulis banyak tapi ilang....
untuk pengambilan samle saya akan menerapkan ilmu dari mas salahudin dan mas harlim, dengan menggunakan 2 buah lampu yang diberi reflektor diarahkan 45 derajat terhadap objek, ketiggian diatur agar sama pada setiap pengambilan sample.
spek lampu : CRI > 90, frekuansi ballast > 40 Hz, color temp mendekati 5500K.
sampa saat ini saya masih tetap akan menggunakan convert ke gray di PS lalu diolah lagi di toolbox image procesing matlab untuk mendapatkan average dari nilai gray.
dalam penilaian teh hitam ini saya bermimpi nantinya dapat dilanjutkan untuk pembuatan instrumennya.
pada penelitian saya ini saya hanya menilai variabel2 outer quality atau kualitas fisik teh kering saya, seperti warna, ukuran, bentuk, keseragaman, kebersihan.
saya masih yakin dapat dilakukan karena variabel2 yang saya sebutkan diatas dapat didekati oleh intrumen2 yang telah ada saat ini. yang masih menjadi permasalahan adalah di warna saja. untuk bentuk biasanya kurang diperhatikan (karena bisanya dinilai dari ukurannya saja)

kalau saya harus menggunakan film sepertinya biayanya akan sangat besar sekali. saya akan menggunakan kamera digital dengan men set WB di daylight (color temp 5500K sesuai dengan lampu yang saya pakai).

terima kasih kepada mas harlim dan mas salahudin atas ilmu lightingnya.

untuk mas chen ada masukan kamera apa yang harus saya gunakan??apakar ada kamera digital consumer yang bisa digunakan? (maaf ujung2 - unjungnya budget lagi)

mas gerry ada masukan untuk menilainya??karena dalam produksinya warna teh hitam yang seharunya adalah hitam, bukan abu2 coklat atau pun merah. jadi kalau saya pikir menilai kadar hitamnya.

terima kasih atas semua masukannya. mohon masukkanny lagi.
maaf hari ini blum bisa upload gambar2 nya karena ga bawa filenya.