Oleh: pramana sudiro (30467) 19 tahun yang lalu
Sudah 9 hari sejak diumumkan tak ada satupun yang membuat topik mengenai kamera baru ini. Andaikan merk-nya C/N tentu sudah heboh :p Dengan kisaran harga kit standar $780, kamera ini termasuk jenis low end untuk pemula yang bersaing langsung dengan D50 & 350D. Walau fitur-fiturnya cukup menarik dengan badan terbuat dari sturdy glass fiber plastic (lebih tahan “remas” kali ye), tetapi kamera ini banyak juga menuai kritik & nada sinis terutama dari pengguna C & N. Lensa kit-nya KM AF DT 18-70mm f/3.5-5.6 (D) yang hanya seharga $60 sangat diragukan kualitasnya. Andai diafragmanya 2.8 konstan dengan range fokal sama tapi harga 3 juta-an tentu lebih "menjanjikan", apalagi kalau pakai SSM (Supersonic-wave Motor) bakalan bisa bersaing dengan USM atau AF-S. Dari sample images juga ketahuan kalau lensa2 low end-nya KM kualitasnya payah. Ada 7 contoh hasil foto 5D yang saya download dari konicaminolta.com Sayang, semua contohnya walaupun memakai lensa berbeda-beda tetapi tak ada satupun yang memakai long exposure dan high ISO, semuanya pakai ISO 100.
Sample Image 01 File size : 3.5MB Lens : AF 85mm f/1.4G(D) Shooting mode : Manual AV(Aperture value) : F4 TV(Shutter speed) : 1/80 Camera sensivity : ISO 100 White-balance control : Automatic
Crop 100%
Sample Image 02 File size : 4.0MB Lens : STF135mm f/2.8 Shooting mode : A AV(Aperture value) : F4.5 TV(Shutter speed) : 1/80 Camera sensivity : ISO 100 White-balance control : Automatic
Sample Image 03 File size : 3.9MB Lens : AF85mm f/1.4G(D) Shooting mode : A AV(Aperture value) : F5.6 TV(Shutter speed) : 1/100 Camera sensivity : ISO 100 White-balance control : Automatic
Sample Image 04 File size : 4.8MB Lens : AF50mm f/2.8 Macro(D) Shooting mode : Manual AV(Aperture value) : F10 TV(Shutter speed) : 1/125 Camera sensivity : ISO 100 White-balance control : Automatic
Sample Image 05 File size : 3.4MB Lens : AF70-200mm f/2.8 Apo G(D)SSM Shooting mode : A AV(Aperture value) : F5.6 TV(Shutter speed) : 1/100 Camera sensivity : ISO 100 White-balance control : Daylight
Sample Image 06 File size : 4.6MB Lens : AF17-35mm f/2.8-4(D) Shooting mode : A AV(Aperture value) : F5.6 TV(Shutter speed) : 1/200 Camera sensivity : ISO 100 White-balance control : Daylight
Sample Image 07 File size : 4.7MB Lens : AF DT 11-18mm f/4.5-5.6(D) Shooting mode : A AV(Aperture value) : F18 TV(Shutter speed) : 1/10 Camera sensivity : ISO 100 White-balance control : Daylight
Oleh: D. Setiadi (81319) 19 tahun yang lalu
Kenapa KM sama Nikon gak bikin 8Mp seperti Canon? Ada yang tau jawabnya? ;;)
Oleh: R. B. Isworo (5770) 19 tahun yang lalu
Dari awal aku suka foto yang dengan lensa STF ... apa pun kameranya ... mau Minolta, Konica Minolta, Sony .... :D Second hand berapaan ya lensa STF itu? 135mm/2.8 STF itu manual focus dengan Minolta A mount kan?
D. Setiadi: Karena Sony nggak punya CCD 8mp ... Tambah Pentax yg juga beli CCD dari Sony ... nggak punya 8mp kan?? CCD ukuran APS-C buat D-SLR maksudnya ... konteksnya DSLR
Oleh: Muhammad Baja Aksha (6711) 19 tahun yang lalu
sorry OOT. kak R.B. Isworo, Sony F828 pakai CCD 8MP. btw, kak pramana. liputan bagus. kelihatannya contoh foto2 100% crop-nya sedikit soft kah?
eh posting kepencet dua kali.
Sony malah sudah bikin CMOS 12mp ! benar gambarnya agak soft, dari gambar asli hanya saya resize dg Photoshop CS dengan teknik bicubic, ditambah adanya batasan size yang maksimal 100kB (semua crop saya ambil maksimal, 500p X 500p)
12mp CMOS Imager hanya untuk kerjasama ama Nikon. Kayaknya Sony dan Nikon punya deal dengan 12mp nya Sony. Manufacturer lain nggak bisa beli dari Sony sama sekali atau sampai jangka waktu tertentu. So for all intents and purposes >6mp CCD APS-C nggak available dari Sony untuk manufacturer selain Nikon. Kayaknya softnya itu memang approachnya KM deh, selain dari proses resize dll. A1 dan D7D yang saya punya/pernah punya juga cenderung soft. Ada untungnya juga, kalau di sharpen di PS jadi nggak over (ada halo-nya). Kecuali untuk model consumer, kayaknya KM nggak pernah kasih sharpening process yang tinggi untuk model Prosumer/DSLRnya. Supaya user punya margin untuk dimainkan di post-processing.
mungkin KM atau Nikon tetap bertahan di 6MP CCD karena image processor nya yang belum mampu menangani digital noise di ISO tinggi? imo. btw, kak R.B.Isworo, CCD berbeda dengan CMOS.
Oleh: Risagarniwa.Y.Y, Yoris (43421) 19 tahun yang lalu
Di Jepang, pemesanan sudah dimulai sejak pertengahan bulan Juli ini. Dan rencananya produk yang diberi nama á(alpha)Sweet Ditigal ini akan 'dilempar' ke pasar pada akhir bulan Agustus yad. Para pemerhati, memperkirakan produk ini akan menjadi pesaing utama EOS Kiss Digital N (350D), terutama masalah harga yang sangat ketat berimbang, dan fitur AS (anti shake) di body yang menjadi ciri teknologi Konika Minolta. Tapi terlepas dari semua itu, kita tunggu saja apa sebenarnya yang akan terjadi di pasar nanti.:-?
sebenarnya yang bikin saya bingung adalah kenapa Sony menjual sensor DSLR dengan sensitivy mulai ISO 100 kepada KM tapi tidak ke Nikon atau Pentax? saya yakin banyak yang lebih suka kalo D100, D70, D70s dan D50 mulai dari ISO 100 ! Ini contoh yang sudah di sharpen menggunakan FocusFixer sori punyanya cuma yg versi trial :(
Mas Pramana, kayaknya native ISO dari CCD yang dijual ke KM, Pentax, dan Nikon itu sama: ISO 200. ISO 100 di KM sepertinya adalah hasil deamplifikasi dari output CCD, dan process yang KM gunakan semua jenis amplifikasi (positif - ASA di atas 200 atau negatif - ASA 100) mengalami proses Noise Reduction (bukan fungsi NR untuk exposure lebih dari 1 detik - yang ini sebenarnya hanya Dark Frame Substraction, tapi proses Noise Reduction seperti yang dilakukan oleh Neat Image dan sebagainya hanya dilakukan in-camera). Mungkin ini menjelaskan komentar mengenai "Soft" Ini dengan asumsi bahwa CCD yang digunakan di D5D menggunakan amplifier untuk menaikkan/menurunkan ISO dari native ISO CCDnya. Seperti yang digunakan di Dimage 7, 7i, dan 7hi. Dalibor Jelinek yang membuat MRWformat punya diagram koneksi image processor chip untuk seri Dimage 7. Pasti chipnya lain dari yang digunakan di D5D tapi kalau alur pengolahan imagenya masih sama maka asumsinya masih relevan. Popular Photography, pada review D7D juga bilang bahwa image yang dihasilkan oleh ISO 100 hasilnya satu step lebih rendah (kalau nggak salah istilah mereka adalah Very Good) sedangkan ISO 200 s/d 400 hasilnya kalau nggak salah adalah Excellent.