Oleh: Hartono Wijaya T. (34931) 19 tahun yang lalu
Benar deh.... asli..... dipikir2 Minolta dengan AntiShake di body emang asyik habis.... bisa beli lensa2 murah atau yang rentang sangat lebar (mis 18-200mm) tapi tetap dapat IS. Menurut rekan2 apakah Canon bakal menggabungkan IS nya ke body enggak ya, mengingat sudah ada bbrp lensa IS yang di-release? Kalau tetap pakai Canon dan membeli lensa2 IS nya, pertama harganya mahal, kedua... lensa serba guna yang kuinginkan (18-200mm) tidak ada IS nya. Sudah hampir enggak tahan nih..... tapi ngomong2 Anti-Shakenya Minolta bagus enggak ya seperti IS di Canon gitu?
Oleh: Bambang Indrayoto (2642) 19 tahun yang lalu
Si Mike Johnston yang nulis kolom di The Sunday Morning Photographer lagi tergila-gila sama ini kamera. Kolomnya ada dimuat di www.photo.net di bagian tengah bawah...
Oleh: Fendy Siamala (2691) 19 tahun yang lalu
Ini kk rencananya masih mau beli kamera atau gimana?? Memang harusnya bagus sih kalau ada AS pada body Minolta, cuma kalau hanya untuk alasan itu harus ganti kamera misalnya dari Canon ke Minolta, secara pribadi sih nggak deh.
Oleh: Dharma Saputra (3255) 19 tahun yang lalu
Baik Canon maupun Nikon tamapknya ngak akan implementasi IS/VR teknologinya ke dalam body kamera at least dalam waktu dekat ini, karena mereka memiliki jajaran lensa VR/IS yg cukup banyak, dan sudah terjual dalam jumlah yang banyak juga, dan untuk menjaga image bahwa Canon maupun Nikon tidak meng-abandon support mereka terhadap lensa VR/IS yang sudah beredar dipasaran. Untuk pemula munggkin tempted banget dengan Body kamera yg dilengkapi dengan teknologi VR/IS, tapi untuk jangka panjang malah kalau dipikir implementasi IS/VR di lensa adalah cara yang paling benar, alasannya: 1. Lensa IS/VR bisa digunakan untuk kamera yang berbasis film, karena kayaknya ngak mungkin deh dibuat teknologi "Film Shifting" seperti yg dilakukan oleh Minolta dengan "CCD shifting" nya. 2. Investasi di lensa merupakan investasi jangka panjang (karena lensa lebih bersifat "abadi") sedangkan Body kamera merupakan investasi jangka pendek, yang sekarang canggih bukan main dalam waktu 2-3 tahun kedepan sudah menjadi barang yang biasa biasa aja, malah cenderung ketinggalan :D Tapi tentunya Canon/Nikon ngak akan tinggal diam dengan ancaman teknologi pesaingnya yang mungkin dpat merebut pasar mereka, mungkin dengan begitu Canon/Nikon akan memotong harga lensa IS/VR, atau kemungkinan lain, dibuat lensa IS/VR yang murah meriah. Kalaupun mungkin Canon/Nikon punya rencana untuk mengimplementasi teknologi VR/IS di body kamera mereka, mungkin mereka sedang pusing cari alasan untuk meyaklinkan publik (terutama consumer yang sudah beli lensa lensa IS/VR) yang menyatakan bahwa IS/VR di body ngak akan membuat "mati"nya inovasi pengembangan teknologi lensa mereka.
Oleh: Andri Irawan, Billitone (72159) 19 tahun yang lalu
Jangan khawatir...cuma masalah waktu. Sementara incer 5D dulu ajah...kayaknya keren tuh.
Oleh: Abraham Irawan, BRAM (41422) 19 tahun yang lalu
gimana kalo ISnya tuh bodi kita sendiri jadi mo pake kamera apa aja tetap IS =)) banyak latihan... gak shake kok
Oleh: D. Setiadi (81319) 19 tahun yang lalu
Kalo IS di kamera, lensa ISnya mau dikemanain? Double IS? ;))
Oleh: Hans T Winata (62931) 19 tahun yang lalu
Mas Hartono , Canon pasti gak akan masang IS di body DLSRnya karena : 1. Dampak buruk utk investasi riset yg sudah lbh dahulu mereka tanamkan di Lensa2 IS mereka , jika body DLSR Canon sudah ada ISnya coba bayangkan berapa kerugian nilai riset yg sdh diinvestasikan yg belum break even , juga stock serta produksi phisik lensa2 IS Canon pasti drop secara penjualannya . 2. Pertimbangan profit , kerugian yg timbul dgn memasang IS di body DSLR Canon ,coba liat point #1 diatas ,ga sebanding katakanlah dgn nilai penjualan yg mungkin dicapai DSLR dgn body IS . Penjualan body jelas jauh dibandingkan nilai total penjualan seluruh lensa IS Canon. 3. Pertimbangan spt yg disebut Dharma diatas , pemasangan IS di body akan menambah cost productionnya sedangkan body DSLR itu bukan long term valuable goods tidak seperti lensa yg lbh everlasting (dari re sale value maupun present sale valuenya khan?) penambahan cost production krn IS bisa membuat harga DSLRnya tdk kompetitif lagi , coba liat harganya Maxxum 7D itu ,utk 6.1MP harganya koq lbh mahal dari kamera 8.2MP sedangkan hasilnya gak superior amat ( liat review Popular Photography bln April 2005) Teknologi antishake KonicaMinolta juga bukan tanpa masalah , di tripod attachment akan jadi masalah stabilitasnya hingga harus pakai ballhead yg di loosening , kualitas gambar juga gak menang sama hasil test dgn lensa2 IS dan VR nya Canon dan Nikon BTW mereka juga menjajal IS di body procompact digcam mereka S1 IS dan S2 IS ,rasanya skedar utk membuktikan aja atau mungkin hanya testing the water.
Oleh: Rio Martin (4209) 19 tahun yang lalu
Betul apa yang dikatakan BRAM, IS yang bagus adalah bodi kita sendiri. Dulu malah Kak D.Setiadi mengajarkan saya trik - trik untuk moto malam tanpa pake tripod :D Rahasia salah satunnya adalah tahan napas sampai muka biru :D
Oleh: Sandjaja Kosasih, SanKo (29705) 19 tahun yang lalu
IS di kamera? Lupa matiin nggak bisa buat panning he..he..he..
tadi saya cobain Minolta 7D punya pak Handy, tidak seperti IS yg di lensa (begitu IS bekerja/pelepas rana dipencet setengah, akan terasa goncangan sudah dikurangi), tetapi pada MINOLTA enggak begitu (emang karena Anti Shake-nya ada di CCD, jadi pantulan dari mirror-nya tetap masih goncang). Memang keliatannya IS di lensa masih lebih mantap......
Oleh: Adi Rama (32) 19 tahun yang lalu
Canon/Nikon rasanya tidak akan membuat IS di body dalam waktu dekat ini, kecuali jika pangsa pasar mereka tergerus sangat besar oleh kolaborasi KM-Sony. 'Kelemahan' IS/VR pada lensa adalah konsumen harus membeli IS/VR pada setiap lensa. Sementara teknologi AS dari KM akan mengharuskan konsumen untuk membeli AS setiap kali mengganti body. Cara lain adalah IS dengan software, seperti milik Fuji misalnya (?) Sedangkan satu cara lain lagi yg lebih elegan dan menarik untuk konsumen sebetulnya adalah menerapkan IS pada converter yang dapat dipasang diantara body dengan lensa. Dengan demikian konsumen hanya perlu satu kali membeli IS, dan seluruh body beserta lensanya akan memiliki IS. Lebih elegan! Tetapi tentunya tidak begitu menguntungkan bagi produsen, mungkin! Sejauh ini Nikon memiliki patent untuk IS converter ini, tetapi tidak pernah (berniat?) memproduksinya. Mungkin kolaborasi Panasonic-Olympus sedang memikirkan cara lain untuk menghindari patent Nikon ini, disamping teknologi mega OIS yang telah dimiliki Panasonic.
saya juga pernah memikirkan kenapa tidak dibuat sebuah converter seperti yg disebutkan oleh pak Adi, apakah ada kendala teknis? Tapi ternyata mendapat pencerahan dari pak Adi kalau Nikon sudah punya teknologinya..... semogalah mereka berbaik hati mau menjualnya ke pasaran..... jadi tidak mengguras kantong kita trus....
Oleh: Akbar Nugroho (8290) 19 tahun yang lalu
IS di body+ IS di lensa apakah samadengan motret focalnya 300mm plus shutternya 1 detik ga shake ya......:-? :-? :-? hehehe
Oleh: masbaz (39152) 19 tahun yang lalu
Mas akbar, kayanya dobel IS nggak bisa deh, karena secara teoretis gyroscope-nya harus bekerja simultan untuk mendapatkan staility maksimum...ngomong2 IS kemana ya? Dah lama ga kedengaran kabarnya... :-?