Ada beberapa foto FN-ers di sini yang diberi 3TD karena fotonya adalah potret karya orang lain. Lukisan orang lain dipotret sampai memenuhi frame, tanpa pelukisnya dipotret. Sampul buku dipotret, padahal bukan dia yang mendesain sampul buku tersebut. Entah apa motivasi mereka memilih subjek, tapi FN-ers yang lain pasti memberikan 3TD karena ini dianggap bukan karyanya.

Mencontek memang sebaiknya tidak dilakukan, apalagi blak2an memotret karya orang lain. Tapi bagaimana bila ada suatu narasi yang ingin disampaikan? Richard Prince adalah salah satunya yang cukup gila untuk memotreti iklan televisi dan siaran kartun. Dengan menggunakan slide, Prince memotreti iklan Marlboro untuk mendapatkan gambar koboi yang berkuda di tengah padang pasir wild west, potongan poster iklan, maupun film kartun yang masih lengkap dengan teks-nya, potongan siaran berita yang berjalan di bawahnya, ataupun logo televisi di pojok kanan. Semua komponen budaya pop dipotreti oleh Prince, langsung dari layar televisi atau media lain, dan semuanya ditampilkan tanpa ada komentar apa-apa, dalam bukunya, Spiritual America.

Buat apa? Prince ingin memotret kesadaran masyarakat Amerika yang diidealkan, tentang seorang pahlawan solitary yang menjelajahi daerah baru yang belum terjamah. Mungkin ia ingin mengkritik kesombongan Amerika untuk menguasai apapun, tapi bila dikontraskan dengan setting urban tempat gambar2 tersebut muncul, terlihat juga bahwa ada jurang yang nyata antara realitas yang diidealkan dengan realitas yang terjadi.

Narasi yang menarik, dengan representasi visual yang menarik pula. Prince sendiri berkali-kali dikritik orang karena tekniknya ini, terutama karena persoalan hak cipta. Soal ini mungkin Prince ingin mempertanyakan juga: sebenarnya ide tuh punya siapa?

Kalau ngeliat foto2 (mungkin bisa dibilang rephotograph ketimbang photograph) Prince, saya jadi kepikiran untuk nongkrong seharian di depan televisi dan motretin siaran teve, misalnya sinetron, siaran berita, reality show yang sekarang lagi menggila, iklan, atau apa kek. Hehehehe... lucu juga ya.

ya...ada di the Photo Book...Phaidon Press...
pernah kepikiran juga motret gituan, tapi belum kena konsep dasarnya....
kalo di upload di FN, siap - siap aja dapat TD...

Di Photo Book cuman ada satu, sementara di internet rada jarang. Prince memang kurang ngetop kali ya, idenya rada nyeleneh sih.

Banyak juga yang pakai idenya Prince untuk memberontak terhadap budaya kapitalisme. Film2 ngetop diedit ulang untuk menampilkan kegilaan-kegilaan tertentu, atau untuk mengkritik propaganda Amerika. Jakarta Video Festival tahun ini temanya Subversion, isinya ya begitu-begitu semua. Jadi metode penyampaian boleh sama, tapi tujuan (atau konsep dasar) ya bisa beda.

Kayanya bedanya Prince ama fotografer laen ada dikonsepnya, konsep Prince jelas, apa yg ingin dia sampaikan dr sebuah konsep/cerita-foto repronya jelas...sedang kbanyakan foto di FN yg di aplod cuman sekedar dokumentasi yg ngga jelas konsep dan ceritanya...jd perlu dibedakan....

bagaimana kalau diparodikan saja? dengan demikian tidak lagi menjadi repro, dan juga mengajak orang untuk berpikir sedikit. parodi lebih mudah dicerna dan dinikmati orang banyak daripada pure prince-ism.

"Prince ingin memotret kesadaran masyarakat Amerika yang diidealkan, tentang seorang pahlawan solitary yang menjelajahi daerah baru yang belum terjamah.
Mungkin ia ingin mengkritik kesombongan Amerika untuk menguasai apapun, tapi bila dikontraskan dengan setting urban tempat gambar2 tersebut muncul, terlihat juga bahwa ada jurang yang nyata antara realitas yang diidealkan dengan realitas yang terjadi.


okeh, itu tujuan dia dan gue setuju ama tehniknya, lagipula dibuat dalam series,
inget, disini di FN yg dinilai foto secara SINGULAR, satu karya satu apresiasi, BEDA ama tujuan prince itu.

repro adalah satu tehnik, tapi tujuan di balik repro itu apa itu yang penting,

jgn sampai ada pembenaran yg mrepotkan pihak lain,

di prince sendiri tentu saja berhadapan dengan hak cipta, thus,

apa yg ingin disampaikan oleh client dalam advertising itu jelas beda

dengan intrepetasi prince, secara singkat ada tabrakan kepentingan.

Makanya jelas ada perbedaan tegas antara foto2 Prince dengan yang biasa dipajang di sini. Bedanya adalah keterangan tambahan, hehehehe... Mengenai foto seri, tentu saja kita bisa menyatukan beberapa foto untuk diupload sekaligus, karena kadang2 foto esei atau seri foto membutuhkan beberapa foto sekaligus untuk bisa bercerita.

Teknik dan ide Prince sudah banyak dipakai, juga untuk memparodikan suatu kebudayaan pop. Biasanya memang banyak dipakai untuk membuat film (saya pernah bikin film pendek yang kayak Richard Prince kok, hehehehe... Ceritanya tentang orang yang gak bisa membedakan antara realitas kehidupannya dengan realitas film), tapi saya juga baru tahu kalau cara ini ternyata bisa dipakai untuk fotografi juga.

menarik banget bahasan repro ini, juga cerita tentang pak richard prince, ide dan prinsip di balik foto2 nya

yang disayangkan, di FN mungkin beberapa teman2 bukannya repro tapi (maaf) mencuri foto dari internet lalu mungkin diolah sedikit, ditampilkan dan diakui sebagai karya nya sendiri... sedih banget, deh... kita yang terkagum2 memberi apresiasi, eh ternyata foto curian.. buang2 waktu dan tenaga aja kan

salut kak Tri untuk sharing nya, terimakasih, salam

Tri Laksmana menulis:

"saya jadi kepikiran untuk nongkrong seharian di depan televisi dan motretin siaran teve, misalnya sinetron, siaran berita, reality show yang sekarang lagi menggila, iklan, atau apa kek. Hehehehe... lucu juga ya."



Tri Haryanto komentar:

Ya...itu lucu sekali...he-he-he

mengenai repro fotografi sudah pernah dibicarakan sebelumnya mas...silakan di cari di tema2 terdahulu, mungkin di seksi forum lainnya.