Oleh: Alva F.P. Sondakh (9358) 19 tahun yang lalu
Membaca Arbain Rambey... Salam... Jenuh dengan perbincangan yang terjadi di FN menyangkut tetek bengek fotografi yang non-fotografis, soal curi - mencuri, digital - non digital, marketing gimmicks, etc, etc.... akhirnya saya memutuskan untuk melihat - lihat galeri Arbain Rambey setahu saya, Arbain Rambey adalah seorang photojournalist yang cukup memiliki karakter kuat dalam merekam kehidupan..."setahu saya" atau selama pengamatan saya dalam foto - foto nya di Kompas.. Melihat galerinya di FN, ternyata Arbain Rambey memiliki passion yang lain, yaitu di Fine Art Photography... saya tidak akan membahas foto - foto Fine Artnya...at least, not this time... saya lebih tertarik untuk membahas salah satu fotonya yaitu : "Ibu Rumah Tangga" Saya akan membahasnya lewat mem-"baca"-nya.. dan pem"baca"an ini akan diterjemahkan dalam sebuah "unstructured list of thoughts" berikut ini : (disebut "unstructured" karena saya tidak ingin daftar ini dibaca berurutan, read it randomly) * tampaknya, she's a hardworking mum...muscled arm, not-so-very-bright-skin, cara dia menggendong anaknya sambil mencuci * kenapa fotografer menjadikan sungai(??) sebagai background buat objek?? * tampaknya, dia hanya ingin mencuci saja...karena tidak tampak adanya peralatan mandi yang terekam di gambar * kenapa hanya pakaiannya saja yang dicuci (terlihat dari jumlah dan jenis pakaian yang dicuci)...apakah dia hidup sendirian?? atau mungkin dia hanya mencuci pakaian orang lain?? * tampaknya, dia tidak akan mencuci baju saja tapi juga peralatan dapurnya... * kenapa fotografer tidak mengambil ekspresi si ibu?? or was it the hand gesture that really matters?? * kenapa dia mencuci dengan menggendong anaknya?? terlalu sayangkah dia pada anaknya??... * kenapa fotografer mengambil sudut ekstrem seperti ini?? apakah karena cuma dari sini tempat motret yang memungkinkan?? atau fotografer ingin memberi kesan "under" buat objek?? * tampaknya, si anak sangat menyayangi sandal merahnya...sebuah hadiah dari ibu tercinta?? List of thoughts tadi terasa memang sedikit lebih ke pendekatan strukturalis... terlepas dari itu, there's one point of punctum that hit me right in my brain, yaitu : "Wow, she's a supermum, mencuci sambil nggendong anak" well done pak ARB... about the list, i'm not expecting some answers (pros and cons), tapi silahkan tanggapi... thx
Oleh: Ferdinand Robin (535) 19 tahun yang lalu
Melihat hasil karya dari Bung Arbein, saya jadi ingat waktu masih dikampung, waktu masih sekolah, setiap pulang sekolah pemandangan seperti ini sering saya lihat dan ternyata Bung Arbein bisa merekamnya untuk kita nimati.
Oleh: Risagarniwa.Y.Y, Yoris (43421) 19 tahun yang lalu
Bagi saya yang orang biasa, foto ini foto biasa saja. Yang bisa saya tangkap, hanyalah betapa repotnya seorang ibu rumah tangga dalam memenuhi kewajibannya sehari-hari. Itu saja, tidak lebih. Kenapa dalam benak saya tidak muncul pemikiran-pemikiran seperti yang disebutkan oleh si pembuat thread,ya? He-he-he...........! barangkali apresiasi saya yang masih sangat dangkal.
Oleh: Kristianto Gunawan T (145148) 19 tahun yang lalu
kenapa fotografer tidak mengambil ekspresi si ibu?......kenapa fotografer mengambil sudut ekstrim seperti ini??... ya karena Bang Arbain diatas Jembatan dan si Ibu di kali .... kali ;)) yang jelas untuk high angle ini komposisinya sudah maksimal dan apa yang mau disampaikan yaitu betapa ribetnya kehidupan masayarakat bawah sudah tercapai....:-?
Oleh: Feri Latief (10508) 19 tahun yang lalu
hi...hiiii....hii....karena Pak Arbain kebetulan pas di atas jembatan dan kebetulan juga bukan suami ibu itu...kalau suaminya mungkin gambarnya sudah masuk kategori terbatas...hi...hi....sori ya Pak Arbain....hi...hi.... Memang tafsir terhadap suatu karya seni itu tidak mutlak. Tapi kayaknya Pak Arbain, sebagaimana umumnya fotografer, mengambil foto ini karena memang "Enak Dipandang" aja. Kesan pertama atau "Tangkapan mata" pertama sang fotografer sering yang menjadikan fotografer mengeksekusi kejadian atau moment di hadapannya....eksplorasi selanjutnya biasa pada angle dan komposisi, kalau digital langsung di proses kolor atau bewe... Gimana biar lebih enaknya kita tanyakan langsung pada Pak Arbain? Pak Arbain yang baik hati, bolehkah saya tahu mengapa Pak Arbain mengambil foto dengan angle sedemikian rupa?
Oleh: D. Setiadi (81319) 19 tahun yang lalu
Mungkin dari angle atas karena supaya si ibu gak terganggu? :D
Terganggu apa Jaya...hi...hii....hi....? Dipikir-pikir lucu juga ya kalau Pak Arbain ngambilnya dengan angel Eye Level dan ikut-ikutan jongkok di depan si Ibu...berhadap-hadapan...hi...hiii...pasti si Ibunya ngibrit...atau langsung bilang ,"Siapa nih orang ganteng motret-motret gue?"...hi...hi...
Oleh: Rudy Yulianto (29296) 19 tahun yang lalu
kenapa fotografer mengambil sudut ekstrim seperti ini??... ... Mungkin karena mas Arbain ingin mengejar komponen-komponen yang medukung usaha dari ibu ini secara detail :) Dan juga mungkin ingin menggambarkan bagaimana beratnya dalam posisi ibu ini, kalau saya gak salah tangkap dengan angle dari atas begini ingin menunjukkan bahwa ibu ini penuh dengan tekanan hidup dan ingin menunjukan keberadaannya yang dibawah. Maaf sebelumnya kalau salah persepsi... :) :) :)
Oleh: Valentinus (16765) 19 tahun yang lalu
Apakah setiap kali memotret mesti berpikir sedalam itu..? :-O Padahal saya biasanya cuma: lihat, setting camera, trus jepret aja.. :-S Wah, jadi minder nih.. :">
Oleh: Abdul Manaf (768) 19 tahun yang lalu
Kenapa ada yg apresiasinya bisa sangat dangkal?
Oleh: eka aulia (393) 19 tahun yang lalu
Kalo saya bilang sih, ini yang namanay decesive moment. begitu ketemu, lewat mata, masuk ke hati, gak lewat ke otak, langsung ke jari...Jepret!! Kalo mikir ke-dalem-an seperti mas Alva, nyucinya udah beres atuh! ;) .
Oleh: Hesti Raharjo (232) 19 tahun yang lalu
Inilah salah satu kelebihan Bung Arbain dalam merekam potret kehidupan warga kota sesuai dengan profesinya sbagai seorang jurnalis senior...makanya "BIARLAH FOTO YANG BICARA"
Oleh: Akbar Nugroho (8290) 19 tahun yang lalu
menangkap fotonya menurut saya simple tapi pesan yang di timbulkan kuat.......... sekarang dari judulnya jelas ibu rumah tangga, dimana tugas ibu rumah tangga itu salah satunya mencuci dan menjaga anak (seperti yang ada di foto tersebut) mengenai BG yang kali merupakan deskripsi tempat yang ingin di tunjukkan sama bang Arbain......kalo Angle yang pasti Bang Arbain suka sama Angle itu kalo nggak ya ga bakalan ada foto ini :D......IMHO ayo Bang Arbain cerita dikit tentang foto ini
hehehehe....iya emang benar, kalo orang motret mikirnya kelamaan kayak analisis di atas memang momentnya udah keburu hilang saya membaca foto ini bukan dari sudut pandang pemotret kok, saya menikmatinya dari sudut pandang penikmat foto aja...analisis ini bukan untuk mengatakan foto ini teknisnya salah atau apa...saya hanya ingin menikmatinya saja... btw, klo ada kesempatn coba cari deh buku "Kisah Mata" Seno Gumira Ajidarma...di situ ada perbincangan seru soal fotografi antara dua subyek, subyek pemotret, dan subyek penikmat foto...
Oleh: Aryono Huboyo DJATI (127032) 19 tahun yang lalu
Arbain juga guruku ttg bagaimana memahami cara kerja LEICA,.... buat Arbain yg juga sobatku: guk, guk, guk, gukk gukkkkkkk,..... (maaf teman2, yang mengerti artinya yaaa cuma Arbain),.... deh ih.
Oleh: Irvien Vedria (41379) 19 tahun yang lalu
Ya itulah, foto jurnalistik dan human interest kyk gini bagi kebanyakan org biasa saja dan tidak menarik. Senior Om Arbain yang kemaren meninggal * sorry lupa namanya*, bilang : dalam motret, pakailah otak. Foto yg bagus gak cuma hanya dengan teknik tinggi, yg lebih penting adalah foto itu bisa menyampaikan sesuatu kepada org yg melihatnya, terutama utk org yg gak ngerti masalah fotografi. DAN saya tambahkan, motret jurnalistik itu, 70% hoki :D.......... Bukankah begitu Om Arbain?.....
Feri....kalo candid gini kan jadi keliatan natural imho.Coba kalo si ibu tau lagi diintip.....pasti jadi salting. guk guk guk? ini kayaklagu si Chicha Koeswoyo...Helly..guk..guk..guk...kemari..ayo lari lari...:|
Oleh: Igor F Firdauzi (185236) 19 tahun yang lalu
fotonya IMHO cakep, ketat cropnya, terlihat jelas supermom dengan cucian sekeranjang (ada kemeja kotak-kotak, milik siapa?) di tepi kali serta beberapa peralatan memasak (?) kalau eye level, mungkin terlalu terang BGnya, atau tempatnya sulit dijangkau BTW di kiri bawah bisa bisa dicrop lagi barang beberapa pixel kalau dibikin BW gimana ya :D
Oleh: Arbain Rambey (103716) 19 tahun yang lalu
...he...he...he... Ada hal yang bisa dikemukakan dengan simpel, tapi ada hal yang bisa cukup dalam. Yang simpel adalah, saya kebetulan di atas jembatan bersama Pak Goen dan Kristupa memotret kapal nelayan dalam perjalanan ke Carita untuk ke Krakatau. Saat mengganti CF, secara tidak sengaja saya melihat "pemandangan" itu. Pak Goen juga memotret adegan yang sama. Tapi Pak Goen tidak mengupload karena dia menganggap gambar itu telanjur "sudah jadi milik saya". Kalau hal yang agak mendalam adalah sebagai berikut: dengan sama sekali tidak ingin menyombongkan diri, saya ingin mengemukakan sebuah hal. Kemampuan seseorang melihat sebuah adegan dan dalam waktu singkat bisa mengkomposisi dan memotretnya dengan benar sangat erat hubungannya dengan "jam terbang". Makin sering Anda memotret, makin mudah Anda mendapatkan gambar bagus dari sebuah hunting. Rasakan sendiri kalau tidak percaya. Sehabis hunting, biasanya kita mudah sekali mendapatkan gambar bagus pada hunting berikutnya. Kerja saya membuat saya harus hunting setiap hari dan setiap saat. Pada saat deadline, sering saya harus berpikir cepat untuk segera mendapatkan gambar bagus. Kemarin misalnya, saya dapat perintah memotret isteri seorang mantan menteri untuk sebuah tulisan profil yang dirancang mendadak. Dengan tidak ada perencanaan yang bisa dibuat, saya betul-betul harus mengeset tempat pemotretan dari ruang tamu yang dipakai menerima kami saat itu juga. Artinya saya datang, mengatur ini itu, motret, pulang. Total cuma sekitar sejam untuk empat buah foto profil. Hasilnya, lihat KOMPAS Minggu 18 September 2005 halaman Sosialita tentang Ny Hayono Isman. Saya tidak bilang foto itu bagus atau tidak, cuma saya ingin share bahwa jurnalis umumnya harus peka dalam menangkap adegan dalam waktu singkat. So, the moral of the story is......banyak2lah memotret....!!!
..ada yang lupa...mengapa saya mengambil sungai sebagai BG ? Pertama, saya kebetulan berada di atas jembatan sementara ibu itu di bawah. Kedua, naluri saya langsung melihat bahwa BG nya bagus, polos dan sangat mendukung. Kalau saya memotret dari depan sang ibu, BG nya adalah kapal-kapal nelayan yang sangat ruwet. Keputusan memotret datang dari naluri dan reflex karena saya sama sekali tidak sempat berpikir.
thank u for sharing pak ARB...sering - sering dong upload foto jurnalistik...atau mungkinkah saya mem"baca" foto - foto anda di Kompas (yang tidak terupload)??
Oleh: Arief Azrul Amar, Riefa (28515) 19 tahun yang lalu
Wah...saya jadi ngerti..apa sekarang artinya "Experience is the best Teacher... hanya dari sebuah kata, anda semua bisa mengerti...
Oleh: Stella Noviani (42531) 19 tahun yang lalu
Diskusi yg menarik.... penjelasan dr bang Arbain sendiri memang menjawab banyak hal, tapi membaca fotonya sendiri memang bisa muncul banyak interesting matters... Yang langsung menarik perhatian adalah bahwa dr angle seperti ini, object2 dan element2 fotonya terpisah secara maksimal, tidak ada object yg bertumpuk, dan akibatnya seolah kita diajak menjelajah 'jeroan' setiap object, gerakan, dan space di fotonya.... sekedar berbagi isi pikiran ;)
Oleh: Adi Prawira Widagdyo (4298) 19 tahun yang lalu
hebat anda semua..... konsistensi yang tinggi dengan pemikiran yang simpel tapi tajam... semoga... saya juga bisa