Oleh: Pujo Rahmanto, Pudz (59699) 18 tahun yang lalu
Setelah setahun lebih meninggalkan pekerjaan sebagai Wellsite Geologist, beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan berkunjung kembali ke Rig sebagai Geologist Asset. Suatu kesempatan berharga yang tidak saya sia siakan. Selain untuk menyegarkan kembali ‘ingatan ingatan’ tentang rig juga karena sumur yang sedang dibor memang sumur yang sedikit lebih ‘berbahaya’
Seperti biasa, geologist seringkali didatangkan melalui udara. ada 3 helikopter yang beroperasi pada jam jam tertentu, yang dikontrak khusus untuk melayani jalur penerbangan di area operasi seluas kurang lebih 200 km ini.
Geologist hanya datang pada saat pemboran aja, tugasnya kurang lebih buat ngawasin pemboran, apakah sesuai dengan program yang diberikan Asset. Selain itu geologist juga bertugas untuk mengidentifikasi reservoir – tempat tersimpan Hydrocarbon – yang ada di sumur yang dibor ini.
Ada dua orang geologist yang bertugas dengan shift siang – malam, bekerja 12 jam sehari.
Coffe break 2 kali sehari, jadwal makan tidur teratur, apalagi dengan fasilitas akomodasi kelas hotel berbintang,
dan juga dengan makanan yang cukup mewah. (cukup, untuk membuat berat badan nambah 2 kilo setiap bulan)
Pagi hari, sebelum Geologist Asset di kantor masuk, semua report harus udah siap ada di meja. Terkadang wellsite geologist tidak sempat turun ke galley, tempat makan untuk menyelesaikan laporan. Cukup dengan kue dan makanan kecil sebagai pengganjal.
Geologist di Rig, dibantu oleh Mudlogging team yang bertugas memonitor dan mencatat semua data data pemboran. Untuk sumur sumur tertentu, pada fase fase pemboran tertentu, geologist juga dibantu oleh alat yang bernama keren „logging while drilling“, beberapa buah alat dengan sensor untuk mengamati secara fisika jenis batuan batuan yang dibor. Semua ditampilkan dalam monitor monitor.
Untuk LWD ini, geologist dibantu oleh LWD engineer. Untuk sumur sumur tertentu yang mempunyai lintasan (trajectory) tertentu, Geologist juga dibantu ama seorang Directional Driller.
Biasanya dialah yang memberikan sudut dan arah (melalui software dan alat sensor di dalam lubang bor tentunya) agar lintasan sumur tetap sesuai dengan program.
Semua pekerjaan di rigsite ini adalah pekerjaan yang dilakukan simultan 24 jam.
Semua orang mengerjakan tugasnya sesuai dengan deskripsi pekerjaan masing masing. Ada beberapa kelompok pekerjaan, dimulai dari Driller, yang mengatur laju pemboran, menyesuaikan dengan formasi batuan dan tekanan yang ada. Semua tekanan, laju pemboran, juga semua parameter parameter pemboran lainnya dimonitor oleh si Driller ini, melalui panel panel yang ada di Cabin-nya
beserta para roughneck yang membantunya
Didukung oleh para Mechanic dan Electrician, yang mengatur mesin dan listrik.
Juga Barge Master yang mengatur supply logistik dan peralatan peralatan berat yang keluar masuk dari dan ke Rig.
terkadang tidak hanya logistik dan alat berat yang diangkut, juga sesekali transport orang ke barge dengan menggunakan crane
pekerjaan Roughneck dan Roustabout sendiri juga banyak macemnya, hampir semua dikerjain mereka,.. pekerjaan yang berbahaya di ketinggian,
sampai pekerjaan ringan macam bersih bersih rig. Walaupun pekerjaanya cuma nyapu ama ngepel, mereka tetap dilengkapi dengan helm dan sepatu safety
ada juga yang kebagian ngebersihin travelling block dari crane
kita juga bisa melihat sisi kemanusiaan dari pekerja pekerja rig ini, terkadang mereka juga bekerja terlalu keras, sampai tertidur di tengah tengah pekerjaan mereka.
komunikasi dengan keluarga di rumah (apalagi buat yang baru menikah) sangat penting buat menjaga keseimbangan ‚batin’. Walaupun kadang kadang di remote area susah banget dapet sinyal HP, kalo udah gitu terpaksa ngandelin telepon yang ada di radio room, dan itu pun musti gantian.
Umumnya pekerja di rig ini bekerja dengan jadwal 2 minggu offshore/onsite – 2 minggu vacation. Ada juga yang 2 minggu offshore/onsite – 1 minggu vacation. Untuk para expatriate yang bekerja disini, umumnya jadwal mereka adalah 1 bulan offshore/onsite – 1 bulan vacation. (soalnya ngongkosin pulang pergi dari negerinya ke indonesia lebih mahal bow.. ehehe). Untuk geologist sendiri, kita ada di rig hanya untuk mengawasi pemboran dan mengawasi pengambilan data logging, maksimum 14 hari onsite, dan selebihnya balik lagi ke kantor. (Gile ye, abis dari laut trus disuruh ngantor.. :D )
buat geologist sendiri, setelah pemboran selesai, kami juga bertugas untuk mengawasi pengambilan data sumur menggunakan alat bernama "wireline Logging". Umumnya logging ini sendiri berlangsung selama 2x24 jam berturut turut, atau sampai dengan 3 - 4 x 24 jam kalo memang reservoir hidrokarbonnya cukup banyak dan sangat potensial, atau kalau memang ada permasalahan dengan alat alat logging..
setelah selesai logging, data segera dikirimkan ke geologist Asset di kantor, untuk dilakukan evaluasi awal. pada saat itu, dengan Rig yang sama, lubang bor diberi selubung/casing untuk menjaga keamanan dan bisa dilakukan perforasi untuk memproduksi Hidrokarbon yang ada di dalamnya. Data selesai dikirimkan, semua tugas udah selesai,.. maka pulanglah para geologist ini.. kembali ke kota untuk sebentar menikmati peradaban kembali. terkadang untuk pulang tersedia Helikopter yang menjemput.. kalau tidak ada, para geologist pun bersedia naik Seatruck, agar bisa pulang lebih awal.. diluar jadwal penerbangan Helikopter
Oleh: Purwanto Subroto (12667) 18 tahun yang lalu
Wah mas Pujo...menarik nih ceritanya. Pekerjaan yg cukup berat dan menantang....tapi juga mungkin ini pekerjaan yg mengasyikan...... BTW, berapa lama biasanya harus pisah dgn keluarga?
Oleh: Alfian, bpp (29380) 18 tahun yang lalu
Ikutan nimbrung yah om Pudjo, kebetulan saya juga org offshore nih ;) ini salah satu Rig yg ada ditempat saya bekerja.