Oleh: Mira TJ (4738) 18 tahun yang lalu
Beberapa tahun yll, self portrait para fotografer di FN, banyak yg standar pisan. Pegang kamera, hadap cermin, CEPRETTT. "Ini lho kamera saya, keren kan?" itu pesan yang saya baca dari foto-foto tersebut. Atau, "Niii, liat, gw pake kamera kuno, guwe emang fotografer old school, yg kayak babu cuci, pake celup-celup en jemur-jemur itu. Keren kaaaan?" You are what your camera is. Foto saya yang seperti itu, ada satu. Lokasi: di kamar mandi. Bukan karena pingin bikin foto ala Playboy, tapi entah mengapa, kamar mandi-kamar mandi di tempat-tempat dimana saya tinggal, ambient lighting-nya selalu paling bagus. Cahaya matahari paling kuat gitu. Tapi kemudian foto itu ngga pernah saya cetak. Rambut saya lagi jelek2nya. Muka jerawatan abis. Dan waktu itu kamera saya jenis yang kurang oke (sudah laku kok kameranya). Plis deh, ngapain juga mamerin sesuatu yg memalukan diri sendiri. Pagi ini saya baru melihat foto-foto berikut ini. So sorry, ngebahas konsep&tema self-portrait lagi. Soalnya foto-foto ini bicara pada saya, self portrait bukan selalu mengenai image. Self portrait juga bicara tentang isi hati. Apa yang ada di dalam sini. Apa yang di dalam sini ini sudah rasakan, sedang rasakan, dan mungkin akan rasakan. Apa harapan-harapan hati ini. Apa kegundahan hati ini. Mengapa merasa perlu menyampaikannya pada dunia. Karena sesuatu yang indah itu bisa membahagiakan orang. Karena sesuatu yang indah itu bisa mendamaikan sesama. Dan masih banyak lagi. You might want to dig deeper about these personalities.aku: mencari [1]aku: terasing [2]aku: tersentuh [3] aku: terbangun [4]aku: berdamai [5]aku: berkarya [6]
Barusan juga iseng googling ttg self portrait, ini sedikit translation dari sebagian yang ditulis di website itu. Tujuan dari pelajaran ini adalah untuk memotivasi peminat untuk merefleksikan siapa mereka dan agar mereka memikirkan cara-cara untuk mengabadikan itu dalam sebuah foto. Dalam 10 menit, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seperti: Saya seperti apa? Saya ingin seperti apa? Saya sudah berubah menjadi apa selama ini? Sebelum memencet tombol shutter, penting bagi Anda untuk memikirkan siapa Anda dan bagaimana Anda ingin memperlihatkan diri Anda. Setiap self-portrait bicara pada viewer-nya sesuatu tentang Anda sebagai satu individu. Bagaimana Anda menggambarkan diri Anda kepada seorang viewer (yang melihat foto Anda). Anda adalah sutradara dari foto Anda. Apa yang Anda ingin ekspresikan? Di mana Anda ingin difoto? Pertimbangkan pentingnya sebuah tempat yang terang, sebuah tempat yang gelap, indoor atau outdoor Apa yang Anda ingin kenakan? Tingkah seperti apa yang Anda ingin tunjukkan? Mood apa yang Anda ingin tampilkan? Bagaimana Anda dapat menekankan penggambaran mood ini? Bagaimana Anda dapat menampilkan mood ini melalui berbagai posisi badan? Apa atau siapa yang Anda ingin foto bersama Anda? Hewan piaraan, sebuah foto, mainan, piala – Anda dapat memasukkan apa saja yang kehadirannya berbicara tentang Anda. Pikirkan tentang sebuah pribadi yang tersembunyi dalam diri Anda yang orang lain belum pernah menyaksikannya. Coba untuk mengambil gambar dari individu ini. Buatlah foto dari sebuah pribadi yang Anda pikir dilihat oleh kebanyakan orang. Buatlah foto dari sebuah pribadi yang mungkin adalah pribadi Anda. Buatlah foto dari sebuah pribadi yang Anda tidak suka. Bagaimana Anda akan menggambarkan diri Anda dalam sebuah foto? Apakah Anda melihat diri Anda pada saat ini, di masa depan, atau di masa lalu? Berapa pekerjaan berbeda yang Anda punyai? Sebagai anak, pasangan, saudara, guru, murid, warga, anggota? Jika Anda adalah sebuah tanaman, tanaman apakah itu? Bagaimana dengan binatang? Warna? Jika Anda adalah sebuah musik, apa jenisnya? Apa yang Anda ingin dunia tahu tentang Anda namun Anda tak pernah tampilkan? Apakah Anda mempunyai bakat tersembunyi atau kemampuan lain yang Anda ingin tampilkan?
Well, enggak sih. Ini gw bahas lagi karena gw uda kadung nulis en nerjemahin seabreg2... trus pas iseng searching... taunya Tupa udah pernah nulis. Duh, begonya. Eniwei, kayaknya sedikit beda deh sudut yg dicover. Ciye-ciye-ciye... metode ngelesss kelas dasar banget.
Oleh: Jaka Fahrial (74787) 18 tahun yang lalu
makasih udah sharing ilmu, udah diterjemahin pula :D:D:D
Sebenarnya sih gw bukan bermaksud ngajarin. Tanya ama Tupa, julukan apa yg paling gw benci. *menutup mulut Tupa dengan masking tape atau packing tape, yg mana deh yang paling deket*. Justru gw mo tau komen-komen temen2 tentang foto-foto "aneh" yang gw kasih link-nya di post pertama gw. Post kedua hanya sekedar referensi. Bukannya harus diamalkan.
Oleh: Ngakan KEBO Maesa (8755) 18 tahun yang lalu
Mbak Mira !!! :x :x :x
Gitu ya? Kemarin udah minta cerai, udah urusan harga gono-gini, sekarang mau balik? CUIHHH. Hayuk? uda dee jangan OOT dee
Huhuhuhuhuhuhuhu.... Saya sebenarnya sedang berpikir, kalo foto2 saya maunya sudah jadi di kepala. Sepertinya ini hanya bisa terjadi jika, saya sudah memahami bagaimana alat-alat yang saya gunakan bekerja. Apa yang terjadi di depan lensa saya. Bagaimana kamera saya menangkap saturasinya dalam foto berwarna. Bagaimana bekerja dengan shadow sehingga dapat menghasilkan foto yang optimal, walaupun bukan seperti itu yang terlihat melainkan kerana dia terjadi karena ketidakmampuan alat mengejawantahkan realitas ? Karena buat saya, lebih memuaskan melihat sebuah keindahan yang ada di depan kamera saya dibandingkan melihat sebuah keindahan dari sebuah foto saya. Jadi buat saya pribadi, menangkap sebuah gambar sesuai dengan imajinasi lebih memuaskan dibandingkan mendapatkan keindahan dari sebuah insiden walaupun dalam mengambilnya sudah disertai dengan teknik dan seni yang bagus. Salam.
Oleh: Stella Noviani (42531) 18 tahun yang lalu
Those personalities are mine :) Setiap "aku" di seri itu menceritakan fase yg pernah saya lalui, yg membentuk saya sekarang ini... Saya pernah mencari2, merasa terasing, mendapat sentuhan, akhirnya terbangun, bisa berdamai, dan menghasilkan karya.... Jangan mencoba untuk memahami, ini kisah pribadi (I'm simple and complex in one :D )... Tapi mencoba untuk menikmati, mungkin setiap anda akan muncul dengan kisah masing-masing....;) PS: seri ini dibuat waktu saya sakit seminggu di kamar, seperti biasa saat2 susah selalu melahirkan refleksi2 hidup yg menarik :D
Wanita, kamera, tripod dan remote control/timer... emang hasilnya macem2. Gw tahu seseorang, cewe, alatnya cuma digicam sih. Fotonya sih bagus2, she got the eye for fashion photo, walaupun dia kebanyakan niru dari majalah, tapi nirunya bagus, gitu. Eniwei, semakin hari, dia di foto2nya itu... baju/asesoris/lembar kain-nya makin berkurang. That's her personality, I guess. Tapi foto-fotonya tetap bagus dan classy. Tidak fulgar. Gw pernah bikin pake SLR, non digital, B&W, tripod dan timer, kebetulan pakai cermin kurus memanjang juga. Repotnya. Harus memastikan refleksi yang ada di kaca BG-nya sama. Udah gitu, pas pose, susah sekali memasukkan diri sendiri ke dalam personaliti yang gw mo tampilin di foto itu. Ala-ala-ala... gw bukan aktris sih ya... jadi susah. Aduh, susah. Dulu tripodnya masih pinjem. Sekarang udah punya tripod sendiri, malah kapok, ogah bikin. Sussssaaa.
Oleh: Yogi Kusuma, geeh (19770) 18 tahun yang lalu
fotonya kak stella bagus-bagus yah.. satu hal yang sahaya dapat dari thread ini yaitu bahwa sahaya semakin tahu kalau tidak hanya sahaya saja yang banyak aplot self portrait.. ;)) :)) Self portrait dengan kamera? justru sahaya belum punya foto seperti itu, karena sampai sekarang sahaya belum juga punya kamera.. :"> Ahh.. kacruutt lahhh...
Ah Mira, tunggu aja sampe niatnya muncul lg, buat bikin self-reflection lg, ntar jd sendiri kok :D Gampang-gampang susah, susah-susah gampang....tapi puasnya mentok ;)
Oleh: Andy Sugiharto (3933) 18 tahun yang lalu
wadu, soal self potrait gwa juga bingung ne... gwa bisa foto yang bagus2(coba liat galeri saya) tapi kalo uda foto diri sendiri kliatannya koq jelek banget..... kalo ada yang bisa menemukan solusi untuk saya, ato mbak mira mungkin bisa bantu saya? ;)
