Oleh: Riadoh Iskandariyah (327) 18 tahun yang lalu
Numpang Tanya Cara Yang bagus bikin Foto Interior.... apa yang harus di perhatikan....soalnya Saya Newbie Banget nech......please... salam
Oleh: Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497) 18 tahun yang lalu
Punya gearnya apa ajah ? coba kamu kasih tau juga yach .... terutama lensanya, yg diperhatikan : lighting
d50 + kit + 50 f/1.8 + tripod... aku seh bingung nentuin POI-nya....belum cukup ilmunya...hehehe... mohon bantuan senior-senior semua.. salam
Oleh: Michael Brian (20189) 18 tahun yang lalu
wide lens dan tripod DOF nya lebar
Oleh: Ilias Irawan (57864) 18 tahun yang lalu
Perspektif, dimensi ruang, distorsi....
Oleh: Herman Sam Martino (3473) 18 tahun yang lalu
Biasanya motret interior pake lensa wide, kalau cuma punya lensa kit udah cukup selama ruangannya nggak terlalu sempit :) Perhatikan white balance, kadang harus mix light karena ada berbagai macam sumber cahaya yang berbeda panas warnanya. Untuk fill-in light, saya lebih suka memakai continuous light (lampu-lampu bohlam 5-40 watt + kabel, tergantung kebutuhan) daripada flash. Pakai tripod yg kuat, motret interior cenderung memakai slow speed. Self timer wajib digunakan. IMSL (Ini Menurut Saya Lho), CMIIW (Canon Me If I'm Wrong) :)
Oleh: Fernando Bernandus Gomulya (262) 18 tahun yang lalu
sebagai seorang fotografer arsitektur-interior pemula (freelance di majalah griya asri) (belum sekelas pak rikin Djunaidi, pak Yoseph Budiyanto, pak Nugroho Wonoadi, pak Roy genggam, pak Sonny sandjaja en dll) ini sekedar sharing aja dari hal apa yang saya kketahui dan bisa untuk dibagi2 kedalam khayalak ramai.. membuat foto interior itu ada 3 kategori... pertama: untuk kepentingan majalah kedua : untuk kepentingan seni (art arsitektur) atau jujur dalam berkarya (arsitektur) atau kepentingan arsitek ketiga : untuk kepentingan komersial untuk kepentingan majalah yang pada umumnya adalah sebuah gambar (frame) dapat berbicara banyak hal atau se informatif mungkin. tentunya dengan berbagai macam jenis penerangan yang diinginkan. (lebih memungkin penggunaan lampu agar cukup terlihat terang secara umum). dan tidak bisa terlalu lama karna ngejar dateline cetak. untuk kepentingan seni pada umumnya adalah sebuah frame lebih berbicara komposisi secara arsitektur.. entah didalam sebuah gambar itu ada komposisi warna, obyek arsitektur (tangga-balkon-railling-shadow en dsb). rata-rata menggunakan penerangan (lighting) apa adanya (jujur), tidak terlalu banyak menggunakan tambahan cahaya. ada sebagian Arsitek yang tidak menginginkan sebuah karyanya difoto tidak seperti apa yang sudah dirancangnya terutama dalam hal pencahyaan. para Arsitek sudah berusaha untuk memikirkan atau bahkan menyewa arsitek lighting untuk sebuah karyanya (exterior maupun interior). maka yang diinginkan adalah mengambil secara jujur dengan seminim mungkin tambahan lampu en sebagainya. untuk kepentingan majalah yang pada umumnya adalah foto interior yang digunakan untuk kepentingan komersial... promosi sebuah cafe atau restaurant yang terkenal, sehingga fotonya digunakan untuk masuk banner iklan. ciri2nya dan perbedaannya dengan 2 foto interior lainnya di atas adalah dalam penggunaan lampu sebanyak mungkin (tapi tidak norak) yang dapat memunculkan kesan wah..mewah...dramatis... efek2 warna lampu tungsten.... misalkan pemotretan sebuah foto BAR or Lounge dengan deretan bangku tinngi yang banyak. salah satu perbedaan mencolok adalah hampir semua bangku (kursi) yang ada di soroti oleh lampu2 kecil, dengan tujuan agar suasana yang tercapai wah..."bagus yah terang bangku2nya". walaupun sebenarnya dalam kenyataan tidak ada satupun lampu yang menyorot kursi tersebut (atau bahkan tidak ada lampu sama sekali). di dalam pembuatan sebuah karya seni fotografi arsitektur mungkin hal pertama dan kedua dapat di gabungkan. kita sebagai fotografer dapat berpikir seinformatif mungkin dalam sudut pengambilan gambar atau juga bisa secara art (seni)... tapi saya tidak tahu dengan pola yang ketiga (komersial) dimana pola pengambilan gambar untuk komersial sangat membutuhkan banyak alat (lampu), biaya dan waktu..... yah, hal tersebut adalah dasar2 pengambilan gambar untuk kepentingan apa? disamping itu secara teknis umum yang harus dipunya adalah lensa wide, tripod, cable realease, f numbernya 16 atau bahkan 22, efek distorsi seminimal mungkin. bahkan pada jaman dahulu kala (Jaman FILM), untuk memotret arsitektur-interior, lensa yang wajib digunakan adalah Lensa T-SE (Tilt Shift lens) (untuk memperbaiki distorsi yang ada) atau anda akan kesulitan dalam pengambilan gambar. misalkan foto gedung setinggi 50 meter, kalau kita foto dari dekat dan mendongak ke atas, maka yang didapat adalah DISTORSI sekaleeee..... kalau tidak punya lensa T-SE maka cara lainyang dapat ditempuh adalah memperkecil posisi pengambilan gambar dengan berada minimal 1/4 atau lebih baik 1/2 dari ketinggian bangunan tersebut... nah kan susah kan?? atau cara lain yang ga usah repot2 punya lensa T-SE adalah penggunaan kamera view (large format) yang memang sudah memiliki itu semua... T-SE nya itu loh... pasti dimiliki oleh view kamera (large format) tetapi ada hal yang harus dicermati lainnya, ini seh prinsip pribadi saya.... saya berusaha menampilkan foto secara maksimal bagusnya (mungkin pengeditan beberapa benda yang mengganggu atau jelek adanya di buat lebih baik) dan berusaha untuk menangkap sebuah sudut gambar dengan kamera sama seperti dengan apa yang kita lihat tanpa kamera... (itu seh prinsip pribadi saja) hmmm... kepada senior2 fotografer arsitektur-interior... boleh minta masukannya apabila saya ada salah atau SOK TAHU dalam hal ini... coba di perbaiki, agar dapat menambah ilmu saya..... Terima kasih telah cape2 baca tulisan iseng ini.... hehehe.... salam
Oleh: Heru Tjandranata (11165) 18 tahun yang lalu
Wah, seneng banget forum ini punya orang kayak pak Fernando. Ilmunya kepake banget, tengkyu pak!
Oleh: Hartono (2246) 18 tahun yang lalu
Fernando, thanks buat sharingnya. It`s well knowlegde to apreciate.
wah kakak fernando....cihuy...makaci ya....
Oleh: Suryo Wibowo (25088) 18 tahun yang lalu
apa ide dan konsep anda ketika dihadapkan dengan tuntutan memotret interior? bandingkan ide-ide dan konsep anda dengan skill yang anda miliki. Jika merasa belum mampu untuk melaksanakan suatu ide, persiapkan dulu, tanya kanan kiri dengan realistis, bagaimana ide itu bisa diwujudkan... Jika ide, konsep, dan pengetahuan sudah sepadan, seimbangkan pula lah alat anda, kalau tidak, nanti pada saat motret malah bingung, karena alat ternyata nggak bisa cover permintaan ide anda yang sebenarnya sudah didukung oleh pengetahuan how to make it... imho lho...