Oleh: Aryo Budhi Utomo (3275) 18 tahun yang lalu
Salam Kawan FN Mohon informasi rekan-rekan FN mengenai kamera digital prosumer produksi FUJI FILM. Apa benar mudah rusak alias tidak awet? Benarkah info tersebut? Tolong ya. Saya sedang menimbang-nimbang antara FUJI; KODAK; LUMIX - Sebagai gambaran, saya hendak beli prosumer yang bisa dipasangi eksternal flash dan layarnya bisa swivel. Kalo DSLR untuk saat ini belum perlu, soalnya ada teman yang baik hati mau meminjamkan kameranya, soalnya dia punya D50 tapi nggak punya koleksi lensa. Kebalikan dengan saya, gak punya DSLR tapi punya beberapa lensa yang bisa dipasang di D50 (lensa-lensa AF analog F90x). Terima kasih ya kawan-kawan :)
Oleh: Kristy Whanarahardja (2370) 18 tahun yang lalu
kalo sekaligus dipake ganjel pintu sih iya ;))semua produk sama aja bergantung cara pemakaian, kecuali produk2 murah buatan china ;)
Oleh: Wilson (3264) 18 tahun yang lalu
Tergantung cara pemakaiannya dan perawatannya Pak. Kamera Fuji tahun 70an (Kamera film tentunya) nenek saya aja masih jalan lancar-lancar aja. Tapi Kalo dikasih pilihannya saya pilih Lumix aja dah :)
ehehehe... member FN lucu-lucu yah.. baru ngeh tahun 2006 ini. Padahal ikutan FN udah dari 2003. Selama itu bisa dibilang nggak pernah baca diskusi forum FN. Gue lagi di laut kali ye... :D Kris, masa kamera buat ganjel pintu sih. Itu mah kebangetan. Tak berperikekameraan deh ih. Tapi mengenai kamera buatan China, anda benar. Adik saya sudah merasakan akibatnya. Dia dapat door prize kamera digital buatan negeri tirai bambu. Sekarang gak bisa donlot foto-foto ke komputer akibat gak ada colokan kabel yg cocok. Yang ngasih door prize belum pernah kecolok bambu kali yee... Saya ingat rekan saya yang trauma beli Finepix. Finepix-nya rusak, trus dibawa ke beres Fuji (bengkel resmi Fuji - motor kalee) and then katanya ongkos servisnya mahal. Akhirnya Finepix-nya "di-lem biru" (dilempar, trus beli yg baru, ihiks...) dia beralih pakai Canon A80 sampai sekarang (orangnya member FN juga). Padahal Fuji sekarang mengeluarkan tipe kamera digital yang bila dicermati dari spesifikasinya, boleh diadu-lah sama kompetitornya. Saya lihat disini, hasil dari Fuji juga oke banget. Di sisi lain saya baca di forum mengenai kekurangan merk ini ada juga. Terutama kalau rusak. Barangkali ada yang dapat produk cacat, sehingga mengeluh. Bisa jadi juga makin kesini makin baik produknya, sehingga tiada lagi keluhan dari pengguna. Makanya saya tanyaken kepada sodara-sodara disini untuk mendapat info lebih. Eh, Lumix oke juga sih, apalagi yg baru keluar, FZ50. Ada yg sudah punya? Bang Wilson, nenekmu jago motret juga yah. Pasti pakai Fujica ST deh. Bisa jadi masa mudanya sering foto berduaan kakek pakai film Sakura (film jadul masa 70-an) ;)) -- ampun... jangan bilang2 nenek ya...
Oleh: Arbain Rambey (103716) 18 tahun yang lalu
ah...jangan digeneralisasi gitu....saya pakai banyak kamera FUJI OK OK aja tuh.......aku pernah ngalami Canon rusak empat kali, Nikon rusak enam kali, merek lain belasan kali....dan aku tetap bilang kalai Nikon dan Canon produk OK banget......bisa saja sebuah barang cacat produk, dan bukan berarti semua barang dari merek yang sama cacat....maka, kalau baru dua kali ngalamanin rusak jangan mengklaim gitu...kasihan FUJI.....
Oleh: Uchin Mahazaki (21728) 18 tahun yang lalu
fuji MDL-5 saya masih oke tuh :D
Oleh: I Made Putranjaya, anjaque (19383) 18 tahun yang lalu
LUMIX ajah oom....... TOP dech btw koq fotonya oom ini dikit bgt y?pdhl dah dr 2003 tuch jd member, trus ada lencana kebanggaan FN lg...... ups.....maaf cuman pengen tau ajah, salam nggih,
Oleh: R. B. Isworo (5770) 18 tahun yang lalu
Mod: Mohon diskusinya tidak mengarah ke generalisasi keburukan sebuah merk. Be wise. Apa yang anda katakan di sini adalah sah untuk dipakai in the court of law. Sebuah merk pasti ada aja yang jelek. Biasanya karena manufacturing defect. Selalu aja ada yang lolos QC. Namanya juga manusia. Kemungkinan ada yang defect lebih dari 1 buah dalam sebuah batch, percaya atau tidak, adalah lumayan besar. Karena pada umumnya 1 batch diperiksa oleh 1 team petugas QC yang sama. Barang rusak/defect dan after sales service adalah dua hal yang berbeda tetapi berkaitan. Jeleknya after sales service pada umumnya ditentukan oleh siapa yang menangani after sales service. Di Indo beberapa perusahaan kamera mensub-kontrakan repair dan service ke perusahaan lokal yang mungkin tidak mempunyai standard setinggi principalnya. Dijaman dimana sebuah teknologi digital mempunyai masa keemasan yang sedemikian pendek (sekitar 2 atau 3 tahun saja), perusahaan akan dipaksa untuk membuat produk dengan memotong sebanyak mungkin proses sedemikian rupa sehingga barang bisa dipasarkan secara cepat, dan masal. Dengan demikian turn over akan tinggi. Salah satu proses yang memakan waktu adalah QC. Pengamatan saya: proses pembuatan kamera sekarang ini mirip dengan proses pembuatan software. Build fast, market fast, kalau ada kesalahan (bugs) repair fast. Jadi jangan samakan produk digital sekarang dengan kamera film jaman dulu. Istilah di IT adalah kita selalu memakai barang versi beta. Yang dulunya versi beta adalah versi sebelum release, sekarang versi beta adalah versi yang direlease. Versi alpha menjadi versi beta, sedangkan versi alpha jaman dulu menjadi pre-alpha. Dst. Bugs, kesalahan ... berikan patch/update. Salah siapa? Konsumer juga ikut salah kan? Demand untuk MP tinggi, feature banyak, gonta-ganti model. Semua mendorong manufacturer untuk mempush model baru secepatnya. Karena itu apabila anda serius dengan kamera anda: Pertimbangakan satu hal: after sales service. Di mana? Sebagus apa? Orangnya qualified atau nggak? BTW kok ada yang menurut saya nggak terlalu masuk akal sih. Kalau anda sudah punya lensa-lensa Nikon, kenapa nggak langsung beli D50? Cari yang second mungkin? Kalau memang arahnya mencari prosumer ... harga prosumer kelas yang lumayan ok mungkin tidak begitu beda jauh dengan harga D50. Coba renungkan dan pertimbangkan deh.
Bang ARB, hapal yah berapa kali kameranya rusak, hehehe... iya nih, selaku konsumen di era apa-apa mahal kan musti berpikir dua kali kalau menemui kasus semacam itu. Salam buat pak Jayeng cs ya... Eh ki Jayeng kuwi kembarane sinuhun prabu Jacob Oetama nggih??? ;)) Bung Made bingung saya dikit aplot foto? Iya, memang tidak banyak foto berhubung sudah jarang hunting. Foto kebanyakan ada di th awal gabung FN, selanjutnya jarang. Di rumah internetnya pake sambungan telpon, kesian babe. Di kantor gak enakan sama rekan sekerja. Lencana itu ya? itu anugerah yang bikin saya senyum-senyum sendiri sampe ditanyain orang, "Nape lu cenyam cenyum? gila ya" Saya rasa di FN ada kriteria penilaian yang saya sendiri tidak mengetahui persis kenapa seseorang dianugerahi lencana kebanggaan tsb. Foto-foto saya sederhana yah. Banyak berlatih aja. Selain melatih teknik memotret juga melatih memilih foto yang hendak di up load. Saya sendiri lagi cari kiat gimana agar foto saya bisa tampil "WAH". Kebanyakan foto saya masih pakai kamera film, repot scan-nya :D Thks sudah mampir, en jangan cuma liat foto thn 2005-2006, malu deh... liat juga tahun-tahun sebelumnya. Bung Isworo, thx sudah mengingatkan perlunya kehati-hatian menulis. Judulnya saya ganti. Mengenai kamera Nikonnya, merujuk ke tulisan sdr Judhi P, yakni pada point kebutuhan. Tidak terlalu mendesak. Malah saya pribadi lebih aman pegang kamera point n shot. Dulu sudah puas2in pakai SLR Yashica FX-3, Minolta 700si, Nikon F90x dan FM-10 - juga rangefinder Ricoh 500 GX-nya Olan Sitompul (ingat gak iklannya yg jadul itu, hehehe...). Kamera mungil yang komplit dan 'dahsyat'. Dulu juga gemar tukar pakai sama kawan-kawan selagi masih getol2nya belajar motret. Prinsipnya gak bedalah SLR analog sama DSLR, cuma bedanya mesti repot scan film negatif/slide aja. Lagian adik saya lagi sering pakai itu kamera buat kerja sampingannya. Toh kini saya jarang hunting foto (sdg masa recovery akibat kecelakaan motor) - makanya masuk FN sekarang gak punya stok foto, jadi malah sering masuk forum deh. Padahal dulu tidak pernah saya baca... eh malah ketagihan sekarang. Malah jadi kebutuhan buat belajar foto digital. Seneng aja nemuin hal-hal baru, info yg gres. O ya, balik ke Nikon, tambahannya lagi: TANTANGAN! Tantangan untuk membuat foto yang baik dengan kamera non SLR lebih besar kepuasannya. Pokoknya kalo pakai kamera poket, baik analog maupun digital, trus hasilnya menyamai SLR, wah... seneng banget. Kamera digital prosumer itu asik. Banyak fitur-fitur yang tak dijumpai di jaman analog dulu. Misalnya lensa swivel, layar swivel, preview, dsb. Seneng loh sebagai pemula menemui hal-hal tsb. Saya pribadi sekarang ini cukup puas dipinjami DSLR teman buat belajar fotografi digital. Mungkin kalau sudah sembuh total baru mikir-mikir DSLR apa. Duitnya sekarang buat berobat dulu ;) - Yen tak pikir-pikir asik juga sekalian meramaikan perang 'Bharata Yudha' antara mbakyu Niken vs mas Chinon eh...paklik Conan ;))
Oleh: Didik Witono (10876) 18 tahun yang lalu
Mas Aryo... Gimana udah enakan kakinya, wak udah siap hunting lagi kayaknya. Sekedar info, khususnya untuk kamera FUJICA manual. Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada SLR Fujica Tua: 1. Prisma gampang kotor , oksidasi dengan udara dan muncul bercak Hitam. pernah Chek di pasar baru... dan sangat jarang ada Fujica seri MPF105x kondisi prisma OK. 2. Lensa , relatif lebih gampang jamuren..., mungkin juga karena perawatan, orang lebih Care kalau Punya Nikon atau Canon.Leica bisa juga teknologi coatingnya tidak sebagus merek lain. Mungkin juga karena harganya relatif lebih murah..jadi tidak dirancang untuk tahan puluhan tahun. Chek, mencari Lensa Canon FD dan MF Nikkor kondisi kinclong jauh lebih mudah daripada mencari lensa Fujica kondisi bening. Pertanyaannya...apakah produk2 Fuji terbaru masih senada dengan produk2 terdahulu nya dalam hal QC ...saya nggak tahu. Mungkin sampean bisa lacak... penyakit yang sering muncul/komplain pengguna dari Fuji S2Pro. pingin awet...pakai yang "jadul" saja...hehehehe
Oleh: Cin Loi (964) 18 tahun yang lalu
mas Aryo.... LUMIX aja ah... :D
Wah pakde, ketemu disini ya, hehehe... Kakiku belum bisa dibawa hunting. Nggendong aku mau nggak? kalo keberatan, gantian sama asistennya, si mas itu lho :-" Bung Cin Loi, aku ngiler sama FZ50 nih 8-> Belum ada yang punya ya? Harganya nggak kuku... di atas bodi D50 :-SS~X(
Saya sudah telusuri beberapa thread yang terkait dengan topik ini. Dengan informasi dari sana sini akhirnya saya berasumsi bahwa sebenarnya setiap merek kamera pasti melewati QC ( quality control ). Umumnya produsen kamera menyertakan buku petunjuk pemakaian agar konsumen bisa mempelajari cara mengoperasikan kamera. Untuk layanan purna jual demi kepuasan pelanggan, biasanya produk diberi garansi beserta syarat-syaratnya. Mengenai cacat produksi maupun kamera di tangan konsumen lekas rusak dalam jangka pendek asal belum melewati masa garansi biasanya produsen akan mengganti. Tentunya asal tidak melanggar ketentuan / syarat yang berlaku. Pengalaman buruk konsumen terhadap suatu produk tidak bisa begitu saja dipukul rata. Harus dicermati kasusnya agar tidak menimbulkan syak wasangka yang tidak pada tempatnya. Produk yang digunakan sesuai petunjuk dan digunakan dengan cara-cara yang wajar akan lebih awet masa pakainya dibanding cara-cara yang tidak semestinya. Konsumen ada baiknya juga memperhatikan cara penyimpanan dan memperlakukan kamera dengan baik. Akhirnya, konsumen juga yang sebaiknya mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya bila tidak ingin keliru membeli produk yang pada akhirnya sesal kemudian tak berguna. Selain itu, faedah mengumpulkan informasi sebelum membeli kamera juga menghindarkan kita dari kekuatiran yang berlebihan. Misalnya merk anu tidak sebaik merk anu, merk anu purna jualnya bermasalah, merk anu kelengkapan tambahannya sulit dicari, dan lain-lain. Kenyataannya kan belum tentu yang kita dengar sama dengan kenyataan. Mana ada sih produsen mau "bunuh diri", logikanya kan begitu. Demikianlah rekan-rekan, dan saya kira cukup sekian topik forum ini. Bagaimana moderator, apakah cukup sampai disini? atau ada pandangan lain? Semoga bermanfaat bagi kita bersama. Terima kasih atas perhatian rekan-rekan semua. Wasalam.
Kesimpulan yang bagus mas Aryo. Semoga pula diskusinya bermanfaat. Semoga pula ada pihak dari manufacturer yang membaca tulisan di atas, dan menjadikannya masukan demi memperbaiki servis untuk kita semua. Thanks.