Abang2 nan baek2.. saya mau bertanya... lebih baik meng edit foto dengan mode CMYK or RGB? thx....

tergantung keperluan mau dicetak mesin ofset atau cetak lab?, kalo ofset yang cmyk

Benar seperti kata bang Salahudin, kepentingan kita untuk apa? Namun supaya ringan dan mudah kerja, pakai format RGB dan jika dibutuhkan untuk percetakan tinggal dirubah lagi ke CMYK :)

Tergantung mau di apain. Misalnya color defect lebih leluasa di perbaiki di CMYK karena ada 4 channel, namun kekurangannya adalah gamutnya lebih sempit. Bukan hanya itu, untuk memperbaiki highlight malah kadang harus ke mode LAB color untuk fleksibilitas kerja. Karena itu sering harus switching antara RGB - CMYK - LAB - DUO Tone untuk mencapai tonal/efek yang kita inginkan, apalagi merestorasi foto rusak. Tapi berhubung tool Photoshop paling mendukung RGB, maka lakukan switching Mode kalau perlu saja.

Untuk masalah out put, CMYK memang dipakai di pre press atau mesin offset. Sementara untuk photo printing dipakai system RGB yang gamut lebih luas dan kaya warna.

Itu tadi sekedar keterangan sekilas, terlalu banyak untuk ditulis disini mengenai RGB dan CMYK. Kalo mas Brian perlu info lebih lanjut, PM aja.

Lagi pula file CMYK jauh lebih besar dari RGB, bayangkan klo besar filenya 250mb trus di Convert jadi CMYK, jadi berapa ya?:-S

ikut bang soengtrisno aja deh....

kalau RGB itu warna cahaya.....CMYK warna tinta...........kalau untuk offset pake CMYK tapi kalau cetak foto pake RGB,.........

RBG dong....

Kalo nantinya mau di Kirim ke Offset, usahakan memilih Mode RGB yg ngak terlalu luas gamutnya,supaya conversi ke CMYK-nya ngak terlalu mengecewakan. sebagai contoh sRGB. Kalau bisa hindari pemakaian Mode RGB yg Edan seperti ProPhoto RGB.

Kak Soengtrisno says: ...namun kekurangannya adalah gamutnya lebih sempit..
Mau tanya kak.. gamut itu apa yahh? :-b
Kalo sayah prefer RGB.. tinggal diubah kalo mau cetak offset..

Mungkin dapat diartikan Warna atau nilai density yg dapat di-Reproduksi pada Output Device seperti Monitor atau Printer.

IMHO gamut itu lebar rentang warna misal dari ungu sampai merah (warna pelangi). yg umum dan paling lebar sebetulnya AdobeRGB. sRGB dan CMYK format yg lebih standar utk display di monitor atak cetak di printer, tapi warnanya ga sekaya AdobeRGB. misal ungu ekstrim atau merah ekstrim ga termasuk di sRGB atau gradasinya ga semulus AdobeRGB.

kalau kamera mendukung sebetulnya lebih bagus pilih AdobeRGB sbg masternya. kalau mau ditampilkan di web atau dicetak di printer, tinggal dikonversi ke sRGB (atau CMYK utk cetak offset) dgn resiko sedikit kehilangan warna tertentu. kalau AdobeRGB dipakai utk display/cetak, hasilnya bisa pucat atau gelap.

ada artikel utk ini di majalah Popular Photography dan Imaging (US) edisi September 2006.

tapi kan.. dari pengalaman saya.. mengubah mode dari RGB ke CMYK akan merubah warna foto... trus diperbaikin lagi di mode CMYK gitu? 2 kali kerja donk.... saya juga pernah print make mode RGB tapi hasilnya kurang memuaskan... terlalu terang... apa mungkin tempat cetaknya yang rada aneh....

Tentang gamut sudah terjawab rekan2 diatas, sebagai tambahan; Gamut itu rentang warna/cahaya dalam spektrum yang mampu dibaca dan dicetak. Luas gamut tergantung pada color mode ( RGB/CMYK/ dll ) juga profile ICM.

Photo/project yang sudah selesai dan mau di output sesuai dengan color mode yang diinginkan, di cek Gamut sekali lagi di Photoshop dengan CTRL SHIFT Y atau view-gamut warning. Apabila masih terdapat bercak, itu adalah area diluar gamut dimana warna dibagian itu tidak bisa dicetak dengan benar. Di Color Picker juga bisa dilihat ketika memilih warna untuk fill sesuatu bidang atau objek, disisi kanan. ( lihat gambar )

Biasanya mesin akan melakukan kalkulasi rata2 secara bicubic pixel2 warna disekitar, dengan menghitung gradasi dan membuat pixel rekaan, atau sering disebut sebagai interpolasi. Kadang pixel warna yang direka2 mesin bisa bagus tapi bisa juga 'astaga naga' jeleknya.

Ohya, pernahkan diantara teman2 yang heran saat melihat warna foto yang udah di upload kog bisa beda dengan saat di edit di PS?

klo mo cetak di lab biasana harus rgb pak..
buat dapetin warna dan level yg sesuai coba minta kalibrasi dari lab tsb..
klo mo cetak mesin offset harus cmyk..
untuk dapetin warna dan level yg sesuai pake color guide book..
peace ah..
salam

Pak Brian, supaya tidak repot untuk retouch ulang setelah convert dari RGB ke CMYK, convert RGB dahulu ke LAB color baru kemudian ke CMYK. Begitu juga dari CMYK, ke LAB dulu baru ke RGB. Mengapa bisa demikian?

Banyak pengguna software seperti photoshop dan sejenisnya dari golongan awam, tidak pernah mengetahui kegunaan dari LAB color, di mode LAB, warna di pisah menjadi A dan B, sedangkan L adalah Luminance. L ini mewakili +L* HIGHLIGHT dan -L* SHADOW, untuk channel A dibagi menjadi +a* RED dan -a* GREEN dan Channel B menjadi +b* YELLOW dan -b* BLUE.

Gamut amat sangat dipengaruhi oleh Luminance, yang pada image 8bit mempunyai value 255 setiap channel. Ketika sebuah image RGB di convert ke LAB color, info bit warna disimpan di channel a dan b, sedangkan Luminancenya di pisah. Dengan begitu, tidak ada atau hampir tidak ada color shift yang terjadi pada A dan B.

Waktu di kuliah dulu, LAB kami sebut sebagai Universal Translator. Oh ya, kalo hasil print di lab kurang memuaskan, kamu harus pake color profile yang sesuai. Print ke lab mana? Tanya aja mesinnya mesin apa misalnya Kodak, Fuji atau Noritsu, pake kertas apa? Bisa di DL ICM profile atau minta ke Lab nya. Kalo foto udah diset menurut ICM profile, cetak lagi ke Lab nya, jangan di utak atik. Bawa pulang, dan kalibrasi vga/monitor kamu mengikuti warna hasil cetak dan save profil ICC. Dengan demikian kamu dah punya color management yang sesuai. Kamu juga bisa menggunakan beberapa ICM dan ICC berbeda untuk beberapa tempat lab pencetak. Setiap mesin lab di kalibrasi, minta aja control strip baru dan kalibrasi lagi di rumah :D Kedengarannya emang merepotkan ya? Hehe, tapi begitulah kenyataannya. Terkadang setelah melakukan color management dengan baik, eh jumpa staf processor lab yang bego, hasilnya juga amburadul. Disini saja, saya sering mencetak satu foto berulang2 karena tidak sesuai dengan kemauan, sampe akhirnya masuk kedalam lab cetak sendiri :D

Wah makasih banget nih Pak Soengtrisno, ngerti deh sekarang dikit-dikit. Emang mumet juga ya buat dapetin hasil yang kita mau, apa lagi buat di cetak. Dulu saya pikir view-gamut warning itu dipake buat nunjukin bagian yang OE :">

wah... trimakasi Pak Soengtrisno tengkyu berat... ini suatu pengalaman berharga yang cuma bisa didapat ama orang yang sudah melakukannya... lebih sreg gitu.... ga dapet tu beginian di buku2... thx berat.....

aduh kok jadi bingung ya...?? Bisa di DL ICM profile atau minta ke Lab nya kalo boleh tau, apa yg dimaksud DL ICM profile? Kamu juga bisa menggunakan beberapa ICM dan ICC berbeda untuk beberapa tempat lab pencetak sedangkan ICC, itu apa ya? terima kasih untuk penjelasannya merci!!:D

Begini pak Meru.

Setiap mesin cetak punya karakter beda seperti manusia. Itu karena metode yang dipakai dan sifat kertas yang dipakai juga beda2. Hasil cetak mesin yang berbeda akan bervariasi Gamut highlight/shadow, saturasi dan HUE nya.

Profile ICM adalah FILE color mode seperti halnya sRGB dsb, yang dibuat oleh pabrikan seperti KODAK, FUJI, NORITSU dsb untuk diload kedalam Photoshop atau program editing sejenis untuk mengedit foto yang akan dicetak pada mesin mereka.

Fungsi dan ICM profile adalah memberitahu program sifat/karakter cetak yang akan digunakan untuk ditampilkan dimonitor agar pengguna komputer bisa mengetahuinya. Begitu sebuah file gambar di convert ke mode ICM, maka monitor akan berusaha menampilkan gambaran semirip mungkin dengan hasil cetak. Dengan begini, akurasi hasil cetak dengan monitor akan mendekati identik. Disini sangat berperan monitor dan VGA yang memenuhi standar.

ICC adalah profil yang kita buat setelah kalibrasi. Walaupun sudah bekerja pada mode ICM yang sesuai, hasil yang keluar belum tentu pas. Itu karena karakteristik komputer yang dipakai belum sesuai, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi terutama pada monitor dan VGA. Caranya adalah mengambil hasil foto yang diedit dikomp ( dengan ICM yang sesuai ) lalu dibanding dengan tampilan monitor. Lalu monitor dan VGA di set untuk mendekati warna yang ada didalam foto. Disini acuannya lebih diutamakan pada HUE dan Saurasi, sementara hightlight dan shadow tidak mungkin bisa sesuai karena prinsip kerja display device dan output device yang beda.

Warna yang dipancarkan monitor adalah cahaya radiant, sementara warna pada hasil cetak adalah cahaya pantulan. Jadi, kalau hightlight/shadow mendekati 90% itu sudah luar biasa akurat. Menurut pengalaman, vga yang berbasis 3D seperti Ge Force dan ATI RAdeon hampir mustahil untuk di kalibrasi mendekati 75% karena vga jenis itu memproduksi terlalu banyak false color agar game2 3D terlihat cantik dan realistik. VGA terbaik untuk dipakai dalam editing grafis karena akurasi warna dan fleksibiliti dalam kalibrasi, masih tetap Matrox Pharellia.

Prosedur diatas adalah prosedur wajib bagi tiap LAB processing, biasanya semua foto yang masuk akan di konversi kedalam mode ICM baru di sesuaikan lagi di PS oleh staf. Tentu penyesuaian yang dilakukan sering tidak sesuai selera fotografer.