Oleh: Nuryaman Chaniago (541) 18 tahun yang lalu
Satu peristiwa lagi menambah panjang daftar pembunuhan para pekerja jurnalistik : ==(Russia-AFP) : Jurnalis investigasi Rusia Anna Politkovskaya ditemukan tewas dengan tertembak di aula gedung tempatnya tinggal, di pusat kota Rusia Sabtu (7/10). Menurut Jaksa Yachislav Rosinky, Politkovskaya kemungkinan tewas dibunuh. "Salah satu kemungkinan penyebab tewasnya korban adalah pembunuhan berencana," kata Rosinky, mengutip kabar dari agen Interfax. Sementara salah satu Redaktur tempat Politkovskaya bekerja yaitu majalah dwi mingguan Novaya Gazeta, Dmitri Muratov mengkonfirmasikan kematian Politkovskaya saat wawancara dengan radio Echo Moscow. Kantor kejaksaan Moscow mengumumkan bahwa pihaknya telah menyelidiki dan menanyakan kepada para kolega, hingga akhirnya disimpulkan bahwa kematian reporter senior itu berhubungan dengan pekerjaannya. Politkovskaya di usianya ke 40 sudah terkenal atas kegigihan dan konsistensinya dalam meliput secara mendalam tentang kekerasan di Chechnya oleh tentara Rusia dan Chechen, segigih ia membongkar korupsi di tubuh angkatan bersenjata Rusia. Semasa hidupnya, ia memang menghasilkan liputan yang berbeda dengan majalah lainnya di Rusia. Dan itu sangat tidak disukai oleh para politisi sejak Presiden Rusia Vladimir Putin berkuasa pada 2000 lalu. "Selalu ada firasat bahwa akan terjadi sesuatu padanya akibat tulisannya," ujar Oleg Panfilov di pusat jurnalistik untuk situasi ekstrim kepada AFP. "Jelas sekali bahwa yang terlintas pertama kali di pikiran saya adalah tewasnya korban berkaitan dengan pekerjaannya," kata Editor harian Moskovskiye Novosti, Vitaly Tretyakov. Pada Januari 2000, Politkovskaya memenangkan Golden Pen Award oleh Russian Union of Journalists. Dan pada Februari 2003, Organisation for Security and Cooperation in Europe (OSCE) memberinya penghargaan The Journalism and Democracy. Dia juga pengarang beberapa buku yang isinya kritikan pedas bagi penguasa Rusia, termasuk buku berjudul "Dirty War. A Russian reporter in Chechnya" and "Putin's Russia". Panfilov mengatakan Politkovskaya memang sudah lama diincar untuk dibunuh, termasuk saat insiden penyanderaan Beslan pada 2004 lalu dimana ia berusaha diracun. "Ada juga peristiwa lain (dalam hidupnya). Beberapa bulan lalu anak perempuannya diserang saat sedang mengendarai mobil. Saat itu beberapa orang bersenjata memberhentikan mobil anaknya. Orang itu mengatakan melihat Politkovskaya di mobil itu, padahal itu adalah anaknya," kata Panfilov. Kepala Himpunan Advokasi HAM dan pengamat perang Chechen, Tatyana Lokshina mengatakan kematian Politkovskaya adalah tragedi bagi Chechnya. "Dia adalah salah satu dari beberapa jurnalis yang meliput perang dan gigih dalam melaporkan adanya kekerasan HAM," kata Lokshina. Dia menekankan bahwa kritikan Politkovskaya terhadap orang kuat Kremlin yang kontroversial di Chechnya, Ramzan Kadyrov sangat bagus. "Kadyrov banyak dikritiknya. Dia tergolong jurnalis yang berani membuat kritikan itu diantara jurnalis lainnya,". Panfilov menyebut Politkovskaya sebagai Suara Hati Rusia. "Saat masyarakat menanyakan pada saya, masihkah ada jurnalis yang jujur dan berani, saya akan jawab 'Ya' dan dia adalah Anna Politkovskaya," ungkap Panfilov dengan bangga.===
Satu dari dua buku mengenai kritikan yang ditulis Anna Politkovskaya, "Putin's Rusia"
Oleh: Nyoman Bayu Yudianala (306179) 18 tahun yang lalu
Oh My God...! Ikut berduka atas tragedi pembungkaman cahaya kebenaran... [-O
Oleh: Jonwi (1379) 18 tahun yang lalu
akan lebih baik kita tidak mencampurkan seni dengan politik karena akan sangat tidak membawa faedah yang bagus juga. seni kadang kala harus muncul dari tekanan dan mungkin sedikit ketegangan hidup tetapi semua iu harus di bayar mahal. salam
Oleh: Nufransa Wira Sakti , Frans (19637) 18 tahun yang lalu
Jadi inget kasus wartawan Udin di Bantul yg tidak terungkap sampai sekarang......
Oleh: Maria Y.P. Ardianingtyas, Dian (27437) 18 tahun yang lalu
dobre utra...emang ada miripnya Indonesia dan Rusia...tapi di Rusia lebih parah...tembak2an aja bisa di jalanan raya :((. buat nambahin sumber berita, bisa klik websitenya www.pravda.ru in english version -> http://english.pravda.ru/news/hotspots/07-10-2006/84925-Anna_Politkovskaya-0. paka!
Oleh: Irvien Vedria (41379) 18 tahun yang lalu
dilematis emang....
Oleh: david hermandy (3403) 18 tahun yang lalu
fotografer jurnalis? tanpa mengurangi rasa hormat, forum ini untuk fotografi jurnalis, kayanya agak sedikit OOT deh
Oleh: Adhi Pramanto (11898) 18 tahun yang lalu
smoga penggantinya ada seribu lebih
Oleh: Wilson (3264) 18 tahun yang lalu
Sebenarnya saya merasa iri, karena saya atau kita sendiri di Indonesia tidak berani mengungkap sisi gelap pemerintah dan seharusnya kita bisa mencontoh keberanian beliau dalam mengangkat berita yang cukup tajam bagi pemerintah rusia. @ mas Jonwi : Menurut saya beliau tidak mencampurkan politik dan seni, tetapi beliau mengangkat kritiknya melalui tulisan. (Karena menurut saya beda pengertiannya)
Oleh: Tundra Laksamana (24075) 18 tahun yang lalu
Sebagai sesama Jurnalis saya turut prihatin dan berduka cita, kami memang sangat dekat dengan bahaya. Semoga kami dilindungi yang Kuasa selama menyuarakan suara Wong Cili, Amin......
Oleh: Peric Ferryanto (102054) 18 tahun yang lalu
saya turut berduka cita......saya juga menganut aliran foto jurnalistik...... memang seorang jurnalis itu mempunyai resiko yang sangat besar...karena itu perlu kita kenang dan hargai setiap karyanya.....selamat jalan
Oleh: M. Rosikhul Iman (465) 18 tahun yang lalu
turut berduka cita yang sedalam-dalamnya....
Oleh: Benny Hamonangan (13171) 18 tahun yang lalu
:((:((
Salam... Memang saya sudah mengantisipasi bahwa pasti akan ada persinggungan antara seni foto dan berita ini. Tapi coba kita tilik sedikit tulisannya Anna tentang Kremlin dan Putin, saya melihatnya ibarat seni mengkritik dan cara yang lumayan mulus untuk menghantam sesuatu yang tidak wajar dalam sebuah panggung perpolitikan. Juga foto-foto yang disertakan dalam artikelnya cukup mengetuk dalam sudut pandangnya. Tapi sebelumnya, seandainya thread ini tidak berkenan, saya juga berkenan jika admin menghapusnya. Terima Kasih atas tanggapan rekan2 semua.
Oleh: Agus Setia Budiawan (51630) 18 tahun yang lalu
Ikut berduka, tetapi memang hidup dan bekerja mempunyai resiko. Sulit memang manusia mau mengakui kesalahannya sendiri. Tetapi kebenaran bagaimanapun akan muncul, tinggal tunggu waktu.
Oleh: Herliansyah R (1184) 18 tahun yang lalu
ikut berduka..... sungguh sayang sekali.....
Oleh: Romulus Alfianto (18782) 18 tahun yang lalu
TURUT BERDUKA CITA... JURNALIS MEMANG PEKERJAAN YANG MENANTANG MAUT... SEBENARNYA KEBENARAN PADA AKHIRNYA AKAN BERBICARA...
Sebenarnya in disebabkan karena simply embarrassing thing: Ada sebuah kejahatan atau kejanggalan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang entah apa yang patut kita juluki untuk mereka. Lalu kesalahan itu sedikit tersingkap tabirnya. Karena kesalahan itu harus diketahui, in order to meminta pertanggung jawaban si pembuat kesalahan itu, tapi ada upaya menghalangi sang pembuka tabir. Dengan rasa takutnya yang berlebihan, lalu si pembuat kesalahan melakukan apa saja untuk menenangkan kepengecutannya itu. Ketahuilah, semakin orang takut, semakin dia menjadi berani untuk nekat. Semakin orang berani, semakin orang itu waspada atas implikasi yang akan terjadi. Tapi ingat!!! Waspada bukan berarti bersikap selalu takut.
Moderator, mohon di close atau delete karena ternyata memang terlalu jauh hubungannya dari art of photography. Salam hormat ...
Oleh: Aris Soleman,aso (14541) 18 tahun yang lalu
kebebasan berekspresi dan berkreasi adalah modal bagi siapa saja yang pingin maju..!turut berduka..salam
Oleh: Tomi Haryadi (255) 18 tahun yang lalu
iya sih kurang connected sama foto, tapi jangan di delete Bang Chaniago.. jangan-jangan dapat teror dari rusia ya!!!
Oleh: Jefri Andi Tarigan (616) 18 tahun yang lalu
turut berduka cita............. begitulah bahaya yang di hadapi oleh seorang jurnalis............ ujung nyawa ada di jalanan yang kita lalui.............. berhati-hatilah dan jangan takut dengan ancaman yang ada..... Kebenaran bisa di salahkan Tapi Kebenaran tidak bisa dikalahkan
> Tomi : Di teror sih ngga tapi salah tempat aja nih > Jefri : Kebenaran tidak bisa dikalahkan <--- Gue setuju banget. Biar mampus juga 'only poltroon people will live with their coward attitude' dan biarkan harum nama sang pahlawan menghiasi keteladanan generasi walau sang pahlawan tersebut sudah gugur.
Oleh: Giffari Zaka Waly, GZW (527) 17 tahun yang lalu
Turut berduka... baru saja 5 bulan lalu baca bukunya, sekarang sudah meninggal. bay..... :)