Kamera Satu Pixel

Oleh:  Indi Soemardjan (7483)    18 tahun yang lalu

  0 

Rice University sedang mengembangkan sebuah teknologi fotografi terbaru: one pixel.

Rice's single-pixel camera takes high-res images

Menurut mereka, teknologi masa kini yang menggunakan jutaan pixel itu ternyata amat boros tenaga karena pada akhirnya harus merekam jutaan informasi dalam waktu singkat dan menekan ukuran data menjadi ringkas.

*Ibarat butuh 100 kuli2 Tanjung Priok untuk mengangkut 100 karung beras dalam waktu yang amat singkat. Mengapa tidak gunakan satu mesin angkut untuk 100 karung beras?

Berdasarkan niat untuk menghemat tenaga tersebut pada akhirnya mereka buatlah sebuah alat dengan satu pixel sebesar namun dilengkapi dengan ratusan ribu cermin yang berukuran bakteri. Lantas dengan perhitungan matematika mutakhir mereka (berharap) bisa merekam sebuah gambar dengan kualitas yang setara dengan sensor jutaan pixel.

Masalahnya adalah bagaimana merekam informasi yang dipantulkan oleh ratusan ribu cermin seukuran bakteri itu dalam waktu yang lebih singkat (sekarang butuh 5 menit untuk merangkai itu semua menjadi gambar utuh berukuran 1 juta pixel).

Baca juga ini.

Intinya: Untuk mendapatkan "high resolution" ternyata tidak selalu perlu pakai sensor dengan jutaan pixel.

Re: Kamera Satu Pixel

Oleh:  Salahudin Damar Jaya, Jaya (45223)    18 tahun yang lalu

 0 

wah..., bakalan rame nih dunia persilatan, cuma maslah harganya gimana yah?

Re: Kamera Satu Pixel

Oleh: A.A. Agung (3238)    18 tahun yang lalu

 0 

ide dan konsep yg bagus.......

Re: Kamera Satu Pixel

Oleh:  Indi Soemardjan (7483)    18 tahun yang lalu

 0 

salahudin,

yang jelas kalau matematika nya sudah dirapihkan pasti akan mendorong penggunaan tenaga yang lebih sedikit dari sebelumnya.

batere akan lebih kecil dan ringan pula.

Re: Kamera Satu Pixel

Oleh: Soengtrisno (3730)    18 tahun yang lalu

 0 

Kurang sependapat, kalo tenaga dihemat pada sensornya, bukannya sistem ini memerlukan math processor kecepatan tinggi yang notabene lebih boros tenaga? Lagian sensor 1 pixelnya bekerja menangkap 1 point light secara rapid succession pada micromirrors, saya jadi bingung, berarti kalau jepret pada speed 1/1600 kecepatan rapid successionnya 1M 600 Juta kali, itu juga cuma dapat 1MP. Lha gimana jadinya kalau 10MP? ditambah lagi burst 6fps? 1600000000 x 10 x 6 :D Today, it takes about five minutes to take a picture with Rice's prototype camera, which fills an entire corner of one of the table's in Kelly's laboratory :D lihat aja contoh foto hasil jepretannya. Jangan harap dalam jangka waktu dekat bisa diterapkan ke DSLR. Yang ironisnya, ketika teknologi ini disempurnakan ke standar sensor konvensional hari ini, teknologi sensor konvensional itu sendiri mungkin udah mencapai 100MP.

Re: Kamera Satu Pixel

Oleh:  Rochim Hadisantosa (104553)    18 tahun yang lalu

 0 

Dari tempointeraktif.com
Kamera Satu Piksel
Kamis, 05 Oktober 2006 | 12:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Sudah terpatri di benak kita, semakin besar jumlah piksel, semakin tinggi kualitas gambar yang dihasilkan oleh sebuah kamera digital. Namun, sekelompok peneliti asal Rice University di Houston, Amerika Serikat, malah sedang mengembangkan kamera satu piksel.

Kamera ini hanya menggunakan satu piksel dari hanya sebuah sensor cahaya. Padahal biasanya kamera digital konvensional menggunakan sebuah matriks yang mengandung jutaan sensor cahaya. Ia merekam gambar sebagai kumpulan dari titik-titik yang dinamai piksel (elemen gambar).

Artinya, begitu banyak bit data yang harus disimpan untuk sebuah gambar yang dipotret. Karena itu, digunakan algoritma pengkompresan untuk menciutkan ukuran file gambar.

"Kompresi itu berarti menguras baterai," ujar Richard Baraniuk. Nah, penggunaan satu piksel sensor digital diharapkan bisa menghemat pemakaian energi dan mengirit ruang tanpa mengorbankan kualitas gambar.

Perkembangan di bidang matematika dalam dua tahun belakangan memungkinkan kamera hanya memindai pecahan piksel dari pemandangan keseluruhan--sebut saja 3-4 persen dari total jutaan piksel. Algoritma baru mendapatkan data itu dan melakukan peramalan (extrapolate) seperti apa foto asli yang akan terlihat. Jadi langkah pengkompresan dihilangkan dan mengurangi detektor cahaya yang dibutuhkan.

Jadi, misalnya kita hendak merekam gambar berukuran megapiksel, kita hanya membutuhkan ribuan detektor. Bagi kamera, itu bisa menghemat dimensinya karena membutuhkan lebih sedikit detektor daripada sebelumnya.

Tak hanya sampai di situ, Richard Baraniuk dan koleganya, insinyur listrik Kevin Kelly, menyederhanakannya lagi menjadi hanya menggunakan satu detektor piksel. Dengan satu sensor itulah kamera memindai secara cepat data dari jutaan piksel. Rencananya, mereka akan memamerkan hasil penelitian mereka pada pertemuan tahunan Optical Society of America di Rochester, New York, pada 11 Oktober nanti.

Selain mengirit tenaga, menurut para periset, kamera satu piksel mereka bisa menangkap berbagai jenis cahaya yang berbeda. Tak hanya cahaya tampak, tapi juga inframerah dan ultraviolet. "Jadi Anda bisa menggunakannya pada malam hari," kata Baraniuk.

Diharapkan, riset akan difokuskan untuk meningkatkan kecepatan sensor kamera dalam merekam data, untuk menangkap lebih banyak piksel, dan untuk memperoleh gambar dengan resolusi yang lebih tinggi. Saat ini kamera itu dapat memotret piksel tunggal dalam beberapa milidetik, yang dapat diekstrapolasi menjadi sebuah gambar berukuran 128 x 128 piksel.

Menurut Kelly, mereka berharap bisa meningkatkan kemampuan kamera hingga ribuan kali dari kemampuan sekarang. Desain itu pun bakal dikembangkan untuk sinar yang makin tak biasa, semisal siar-X atau radiasi terahertz.

Re: Kamera Satu Pixel

Oleh: Wowo Watumas Sacawikarta (2296)    18 tahun yang lalu

 0 

Semua berawal dari impian dan akhirnya jadi kenyataan.
Semoga perkembangannya menggembirakan.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya setelah era sensor CCD dan CMOS yang umum, kini sudah digunakan sensor Faveon yang diyakini lebih baik kualitasnya oleh pembuatnya.
Tapi kita lihat di pasaran, apakah Faveon memang yang terbaik?

Mungkin sependapat dengan Pak Soengtrisno, sepertinya metode ini hanya pada tahap uji lab saja.
Tapi paling tidak ada suatu harapan menjadi sesuatu yang baru buat kita dikemudian hari...