Oleh: Budi Setyono, ibe (7627) 17 tahun yang lalu
Arogansi jurnalis foto Berdasar yang saya alami.. Pada 16 november 2006 saya memotret aksi demonstrasi para mahasiswa menentang kedatangan BUSH di depan istana negara,jakarta. Singkat cerita, Demontrasi usai saya masi potret-memotret situasi sekitar kerumunan, Hingga saat tiga mahasiswa bertopeng BUSH, SBY dan JK melintas sejalur dipinggir jalan kendaraan bermotor, masih dalam situasi demonstrasi. Melihat moment tersebut saya memotretnya, pada situasi itu ada dua jurnalis yang memotret juga, tepatnya di belakang sebelah kiri saya, Di belakang kiri saya sebelah kiri, sepertinya saya paham, dia pewarta biro foto ANTARA Di belakang kiri saya sebelah kanan, Sepertinya saya gak paham siapa dia.. sebut saja "BAGOL" Baru memotret 7 frame, Tiba-tiba si "BAGOL" itu menendang saya dari belakang... tanpa sebab musabab, Pikir saya telah menghalangi View framing motretya kali ( dalam hati ), tapi gakjuga ahh.. ( teman-teman mahasiswa pun menyaksikan kejadian itu ), saya langsung membalas kelakuan si "BAGOL" itu dengan menabok punggungnya hingga dengan bengisnya ia menghampiri seperti menantang saya berkelahi, teman-teman mahasiswa yang memperhatikan kejadian itu seketika melerai. Saya inisiatif merangkul si "BAGOL" dan tanpa sepatah kata pun bicara kami pun kembali memotret. tak lama kemudian "BAGOL" pergi meninggalkan kerumunan demonstran dengan membonceng sepeda motor bebek yang dikendarai mungkin asistennya. Kejadian itu begitu cepat tanpa jeda, dari pengamatan saya "BAGOL" menggunakan dua kamera dengan range lensa mungkin 16-35mm dan 70-200mm. tak ada atribut tanda pengenal yang bisa saya kenali, Perawakan si "BAGOL" pada waktu itu, Badan besar,rambut cepak,sawo gelap, dan menggunakan kaca mata hitam ala ian kasela. Menurut info yang saya dapat dari kawan GFJA, si "BAGOL" ialah salah seorang pewarta kantor berita foto asing di jakarta, tapi orang lokal. Huhh.. - Dalam benak saya, sebegitu kerasnya kah jurnalis foto dalam mendapatkan foto bagus liputannya? ( walau saya sudah pernah mendengar selentingan bahwa hal seperti yang saya alami diatas adalah hal biasa dalam tugas pewarta foto dilapangan.. ) - ada yang tau siapa "BAGOL" ? Salam kenal ya.. b'gaimana tanggapan rekans.. Trims.ibe
Oleh: Badri Utoro (4417) 17 tahun yang lalu
ya gitu itu mas Budi, namanya juga mencari makan... kadang2 udah nggak pake mikirin orang laen.. lain kali kalo di tendang bales ditendang... ok? atau kalo mau asik motretnya sebaiknya kita juga lihat sekeliling apa view kita menganggu tukang foto yang laen yg notabene memang nyarinya makan disitu.. ok? salam kenal dari jogja
Oleh: Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497) 17 tahun yang lalu
Iya, kl berebutan, liat situasi juga .... sama sama enak ajah ...
Oleh: Alex A. Trianda (3816) 17 tahun yang lalu
harusnya mas budi potret wajahnya dia, jangan dibalas emosi :D ( kalo bisa hehe ) begitu udah dapet fotonya sebarin ke berbagai milis ....ini lo si pecundang, saya juga kadang kadang kesal dengan ulah wartawan foto yang arogansi begitu jadi seolah2 dia yang paling penting...,, ok salam :)
mas badri >> yang pernah saya ketahui kini saya alami, Mas win >> yup, tanpa sepatah kata pun piss di tempat sih.. mas alex >> kejadian begitu cepat.. impas sih uda nabok,
Oleh: Petrus Lingga,petruslingga (5750) 17 tahun yang lalu
ya di maklumin aja ,karena mereka harus kejar tayang kan beda ... salam
Oleh: Adhidarma, ads. (789) 17 tahun yang lalu
manusia aneh-aneh ya... mas budi kentut kali... =)) BAGOL tu singkatan ya? artinya apa? pasti bikin ketawa nih... ditunggu... maap OOT... biar ga tegang... lanjut mas budi...
Oleh: Feri Latief (10508) 17 tahun yang lalu
he..he..he...dikejar deadline kayaknya tuh jadi emosi. Ya...sama-sama cari rejeki... Ngalah aja mas.... ...tapi kayaknya dia laki keki sama Bush tuh...kamu yang ketempuan.
Oleh: Ricki Martin (1525) 17 tahun yang lalu
yah....begitulah nasib mas.....tp kadang2 kesel juga mas sama rekan sejawat yg ga tau aturan, pengen dpt gambar bagus lupa daratan alias serampangan ga tau di untung.terkadang ada rekan2 yg sudah di posisi depan obyek eh...malah berdiri.kasian yg ada di belakangnya kan.ga ke bagian.mestinya yg udah ada di posisi depan jongkok atau berlutut kek.tp ya kalo momennya singkat yah apa boleh buat.yg penting dpt gambar bagus.yg penting sesama bus kota dilarang menyalip!!!Lo eh.....
Oleh: Bernard T. Wahyu Wiryanta (4252) 17 tahun yang lalu
Salam Fotografer. Buat mas Budi Ibe. Sebenarnya sering beredar tentang adanya arogansi jurnalis foto di lapangan yang terdengar di telinga saya. Kebanyakan ynag melakukan (menurut siutan burung) adalah jurnalis foto senior. Hal ini jelas saja tidak bisa dibenarkan. Dalam setiap tugas jurnalisme (baik berita maupun foto) setiap jurnalis biasanya dibekali dengan kartu tanda pengenal dari institusinya dan wajib mempunyai etika. Biasanya kita dibekali dengan kode etik jurnalisme. Nah menyangkut kasus yang dialami mas Budi Ibe. Menurut saya siapapun pelakunya itu jelas melangar kode etik dan tentu saja termasuk dalam perbuatan kriminal. Hal ini bisa saja (kalau ada saksi) bisa dilaporkan ke institusinya dan tentu saja kepada pihak yang berwajib. Soalnya hak untuk mengambil gambar di lapangan bukan hanya hak jurnalis foto, siapa saja boleh melakukannya. Mempublikasikannya yang ada aturannya. Bila terjadi lagi kasus serupa, tanya nama dan dari institusi mana, kalau bisa sambil direkam. Kemudian Laporkan ke institusi yang bersangkutan dan kepada pihak yang berwajib tentu saja. Hal ini jelas saja merusak nama baik teman-teman jurnalis foto. Terimakasih
Oleh: Eleena Oktavian (1448) 17 tahun yang lalu
Setuju, lain kali kalok ditendang, tendang lagi aja, Bud. Emang di jakarta sini cuma si Bagol doang yang cari makan :p
Oleh: Muhammad Baja Aksha (6711) 17 tahun yang lalu
memang si nyari makan dari hasil fotonya. tapi kalau 'nendang' tanpa alasan... kayanya ga manusiawi. mungkin bener... paling dia lagi gemes sama Bush. *LOL*
Oleh: Andika Betha Adikrishna (2996) 17 tahun yang lalu
Salam rekan-rekan semua... Kadang kala saya menghadapi situasi kayak gitu.. baik di posisi mas Budi maupun yang merasa terhalang.. Emang sih sebagian jurnalis foto di Indonesia kadangkala bertindak seperti itu. Yang ada di benak mereka adalah bagaimana dapet gambar, dengan cara-cara apapun. Karena kadangkala ada momen-momen penting yang tak terulang. Dan atasan mereka pun tak mau tau, pokoknya harus dapet. Kalo nggak, alamat kena damprat bos. Bisa jadi karir mereka terancam. Karena ini menyangkut kepul asap dapur mereka, toh akhirnya etika dikesampingkan. Jujur, ketika saya akan memotret, saya selalu melihat situasi sekeliling. Karena saya sering ngelihat rekan-rekan saya mendapat dampratan bahkan surat peringatan dari atasan mereka gara-gara nggak dapat momen, dan saya nggak mau ada di posisi serupa. Terus terang, hal yang selalu menjadi pertanyaan teman-teman fotojurnalis ketika dihalangi orang lain memotret, apa fungsi foto momen tersebut bagi orang yang memotret dengan posisi menghalangi. Karena ini menyangkut urusan perut, maka emosi kadangkala terlibat. Tokh, tidak semua fotojurnalis seperti itu. Banyak juga yang meminta dengan sopan pada orang yang menghalangi untuk gantian. Btw, mengenai orang yang Mas Budi sebut "Bagol" itu, rasanya saya tau orangnya yang mana. Dan saya tau emang sifatnya kayak gitu. Tapi biarlah, gak usah diambil hati. Yang penting Mas Budi dalam memotret tidak melakukan "arogansi" serupa kepada yang lain. Salam, dari saya yang lagi belajar untuk jadi seorang jurnalis foto :)
Oleh: Bambang Indrayoto (2642) 17 tahun yang lalu
Mungkin lagi BT mas.... BT = Banyak Tunggakan. Gitulah di 'jalanan'. Semua dilakukan asal AKU menang. Kalau alasannya 'isi perut' tentunya ini dangkal sekali. Memangnya dengan alasan profesi saya supir lalu boleh seenaknya serempet mobil orang sana-sini? Memangnya kalau profesi saya juru foto hanya saya yang berhak atas ruangan di sekitar saya? Tentunya ada cara-cara yang lebih sopan untuk mengatasi situasi. Kalau dengan alasan 'isi perut' lantas kita tolerir emosi, kesewenangan, arogansi, alangkah mengenaskannya...
Oleh: Andie Tanadi (1418) 17 tahun yang lalu
premanisme ternyata sudah menyebar ke segala bidang di Indonesia ;-) untung fotografi cuma sebagai hobby untuk saya
Oleh: Rimba Mahardika (3935) 17 tahun yang lalu
Kasus seperti ini lumrah Boss di dunia jurnalistik. Mau motret yang tenang, jangan pilih Fotografi Jurnalistik. Pilih Studio, Produk, Landscape, atau apalah. :) Tidak menggunakan kartu pers jangan dikatakan salah dulu. Siapa tahu si pewarta foto itu kontributor lepas, yang hanya dibekali dengan surat jalan saja. Karena tidak semudah itu untuk mendapatkan kartu pers, sebelum surat keputusan dari Pem-Red nya turun. NB: Atau, si Bagol itu bukan pewarta foto. Tapi fotografer yang 'sama' dengan Anda. :) Anybody question..!? :)
Oleh: Huda M Elmatsani (13502) 17 tahun yang lalu
Tendang balas tendang, kalau bisa memaafkan lebih baik ... Kalau tidak bisa membalas dan tidak bisa memaafkan, minta ganti rugi, atau adukan ke polisi ... delik penganiayaan ... ;) Tidak bisa juga? Ya ke mana lagi kalau buka ke forum pengaduan di FN tercinta ini :) Jadi saya kira mas Budi salah masukin thread ini, harusnya bukan di Jurnalistik .... karena mas Budi tidak mempermasalahkan masalah jurnalistik meliput demonstran, melainkan masalah ditendang.
Oleh: Tundra Laksamana (24075) 17 tahun yang lalu
Kalo gitu saya juga ada cerita yang hampir mirip nich. Waktu SBY dan John Howard bertemu di Batam banyak pewarta foto yang gabung. Baik dari loka Batam, Jakarta bahkan wartawan foto dari Australia. Saat sesi pemotretan yang dikasi waktu 3 menit doank, kamipun sibuk dengan gaya dan kejelian masing-masing. Saat asikntya memotret karena diburu jeda waktu saya sempat menghalagi lensa seorang fotografer dari Austarilia. maklum dia pake lensa 70-200 IS L dan lensanya itu kena siku saya. Dia langsung marah dan ngomel sambil ngomong Gini Fuck You, Untung aku kurang ngeh sama bahasa 'londo' gitu jadi ya....biasa aja ndak ngaruh lagi hehehehe. Jadi kesimpulannya gini mas Budhi, kami pewarta foto memang dituntut untuk bisa mendapatkan gampar sebaik mungkin. Apapun cara dan tekniknya 'POKOKNYa HARUS DAPET !!!!.........' itu perintah langsung dari Pimred saya. Jadi ya gimana ya memang saat action itu kita kadang ndak sadar udah bikin rekan fotografer lainnya tersinggung. Tapi biasanya setelah pemotretan selesai kami biasanya saling ngomong dan minta maaf kalo ada salah. Itu udah biasa....Untuk kasus Mas Budi Ibe, mungkin aja beda, kali aja tuh orang lagi dipressure abis sama bosnya, atawa lagi putus cinta kali ya,,,hehehe. Uda dech...dimaafin aja, siapa tahu dari kejadian itu bisa temenan sama dia hehehe. Salam Jurnalis Foto yach....
Oleh: ihartoyo (60127) 17 tahun yang lalu
Kalau gak pake ID, itu mah preman . . Setahu saya jurnalis foto, kadang naik pitam juga, tapi gak pernah tuh sampai gitu-gitu amat
Oleh: Arbain Rambey (103716) 17 tahun yang lalu
...ulah satu orang jangan dibuat generalisasi deh.....coba cari tahu BAGOL itu siapa, aku akan tanya versi dia.........kalau dia fotografer jurnalis beneran, aku pasti kenal .....
Yup.....Abang Kita akhirnya turun juga....
Oleh: Freddy Hertanto (22499) 17 tahun yang lalu
etika tetap etika, dan terus harus dijaga.......Bang Arbain pasti bisa menyelesaikannya, salam kenal buat semua.
Oleh: Wendra Ajistyatama (8947) 17 tahun yang lalu
walah, pengalaman baru neh. pengalaman sy sih motret bareng jurnalis2 foto mereka malah beri saya ruang buat motret, tahu kali klo saya pemula.
Oleh: Adi Y Sitompul, mbh (18388) 17 tahun yang lalu
sabar mas Ibe,...pasti ada balesannya koq... lain kali dipotret aja orangnya biar jelas...ok..:) judulnya apa ga terlalu meng-global...???kan ngga semuanya jurnalis foto seperti itu,...:D Salam :)
Oleh: Peric Ferryanto (102054) 17 tahun yang lalu
pengalaman saya selama mencari foto untuk berita memang kadang2 ada yg seperti itu,....masing2 sifat fotografer jurnalistik berbeda-beda,.....karena yang mereka takutkan ga dapet foto yang bagus untuk dimuat........sekarang tergantung kita menyikapinya aja......sifat arogansi di fotografer jurnalistik selalu ada tapi tergantung si fotografer jurnalistik nya sendiri......santai aja mas budi....
Oleh: Sueswit N April (44573) 17 tahun yang lalu
gak bagus juga cepat2 bikin kesimpulan toh kita belum tau juga cerita versinya Mas BAGOL cover both side gitu loh, biar selesainya enak