Oleh: Irwansyah S (52460) 17 tahun yang lalu
Kalau saya menjawabnya karena teknologi Canon selalu lebih maju dari Nikon. Berikut sedikit sejarah dan background yang saya dapat di google disana-sini: Di Canon, seri 75-300/4-5.6 IS USM (VR AF-S (SWM) kalau di Nikon) itu adalah lensa termurah-meriah dengan fasilitas anti shaking yang sudah diluncurkan sejak tahun 1995: 75-300/4-5.6 IS USM. Lensa ini, adalah lensa pertama di dunia (INGAT...PERTAMA DI DUNIA....!) yang memakai feature IS (Image Stabilizer) atau semacam VR (Vibration Reduction) kalau di Nikon. Sungguh para Canonian "berpesta-pora" dengan lensa ini yang harganya cuma $450 an tapi dengan fasilitas Image Stabilizer. Sedang di Nikon, lensa dengan kelas yang sama baru keluar awal tahun 2006 ini. Jadi kemana aja selama ini Nikon?. Apakah ada justifikasi untuk membenarkannya?. Sayang sekali tidak ikut bermain di pangsa kelas lensa ini. Lensa dengan feature VR (setara IS di Canon) pertama dari Nikon baru muncul pada tahun 2000, dan itu adalah 5 tahun setelah first Canon IS keluar. Canon meluncurkan EF 70-200/2.8L IS USM pada tahun 2001. Dan Nikon menyusul dengan 70-200mm f/2.8G IF-ED AF-S VR pada tahun 2003: 70-200mm f/2.8G IF-ED AF-S VR. Lensa 70-200mm f/2.8G IF-ED AF-S VR dimaksud adalah lensa pertama bagi Nikon dengan kombinasi VR dan AF-S (IS dan USM kalau di Canon) pada satu lensa. Ingat lensa EF 75-300/4-5.6 IS USM itu yang mengkombinasikan keduanya sudah muncul sejak 1995... Sedikit tentang USM/AF-S. Teknologi memutar gelang fokus yang menjiplak gerakan ular tanpa bunyi diperkenalkan oleh Canon pada tahun 1986. Bahasa Canon-nya disebut USM motor (Ultrasonic Motor). Teknologi ini mampu melakukan fokus dengan cepat dan tidak berisik. Teknologi ini tersedia menjadi feature standar di hampir semua lini lensa Canon murah sampai yang super mahal. Baru pada tahun 1999, Nikon akhirnya mampu membuat teknologi yang serupa dengan nama AF-S dengan memakai SWM (Autofocus-Silent dengan motor SilentWaveMotor). Pada saat feature AF-S ini hanya dipersembahkan pada lensa-lensa mahal Nikon saja dan merupakan feature mewah. Syukurlah, sejak 2005-2007 ini feature AF-S ini sudah nampak di berikan juga kepada lensa-lensa versi ekonomis-nya Nikon. Canon merelease ST-E2 Wireless Flash Controller pada tahun 1998, dan baru pada tahun 2005 Nikon mampu membuat produk yang serupa dengan SU800 dan SB-R200. Sampai sekarang saya belum tahu apakah TC Nikon sudah berhasil menyampaikan data shooting ke EXIF. Juga apakah Nikon sudah membuat kamera yang fokusnya bisa di kontrol hanya dengan lirikan mata kita tanpa perlu menekan tombol shutter. Juga sampai sekarang Nikon hanya menjadi penonton lebih 4 tahun tak bisa mengimbangi Canon membuat kamera DSLR Full-Frame yang pangsa pasarnya dilahap oleh Canon sendirian dengan rakus dan membuat harga FF menjadi selangit karena hanya 1 player Canon (yang affordable). Nikon memang berjaya, tapi sekarang teknologinya selalu tertinggal dibawah Canon. Sama seperti Kodak yang merupakan nenek moyang-nya fotografi tapi sekarang hanya menjadi dunia ketiga dalam hal fotografi. Judul saya rubah supaya artikel ini lebih merepresentasikan pendapat saya pribadi