Oleh: Pujo Rahmanto, Pudz (59699) 17 tahun yang lalu
Hmm, ngga ada ya kategori wisata sejarah ? Ok deh, ngga apa apa, gw masukin di kategori street photography, arsitektur, perkotaan walaupun belum tentu berkaitan langsung. Sekali ini gw pengen sekedar berbagi, hasil foto (daripada sekedar nongkrong di hard disk doang) sekaligus berbagi sedikit pengetahuan sejarah yang ada dibalik object object foto itu. Foto foto ini adalah hasil dari perjalanan menjelajahi daerah Perigord, Vallee de Dordogne, yang masuk Region Aquitaine, Prancis. Boleh dibilang daerah ini adalah versi kecil dari Vallee de La Loire yang terkenal, dan berbeda jaman. tulisan ini merupakan bagian pertama, nanti dilanjutkan ke perjalanan Perigord bagian kedua Buat teman teman yang lebih paham tentang sejarah daerah daerah ini, silakan memberikan komentar tambahan, dan kalo ada yang salah, tolong dikoreksi, mungkin referensi kita berbeda. Tentang teknis foto, sebenernya saya juga lagi mencari cari, bagian dari proses belajar. Yang susah sebenernya mencari ‘jiwa’ dari foto foto yang diambil. Ceritanya sih pengen kaya master Igor, tapi ternyata masih jauh panggang dari api, masih jauh dari apa yang diharapkan. So, tanpa banyak cangkam, silakan aja dinikmati. Monbazillac Dibangun pada tahun 1550 oleh Francois d’Aydie dan dilanjutkan oleh anak cucunya, Charles d’Aydie di tengah tengah kebun anggur. Château de Monbazillac ini merepresentasikan keunikan dan gabungan antara château sebagai benteng pertahanan dan keindahan/kemegahan masa awal Renaissance. Château ini adalah salah satu château yang selamat dari kehancuran pada saat Perang Agama (The French War of Religion tahun 1562-1598) dan tetap terjaga keasliannya sejak jaman Renaissance (Renaissance di Prancis dimulai sejak perang dengan Italia tahun 1494). Saat ini Château dimiliki oleh petani anggur, yang menghasilkan salah satu anggur terkenal di wilayah Aquitaine, Prancis ini. Kebun anggurnya sendiri, ternyata berusia lebih tua dari Château-nya, sejak abad ke-11. Tercatat dalam organisasi pencatat anggur Prancis AOC (Appelation d’Origine Controlee). Di château ini pula, kita dapat mencicipi anggur putih (white wine) sebelum membeli, yang diproduksi di daerah ini, yang konon ceritanya berasa manis dan kental (gw ngga bisa ngincipin soalnya :D ). Bergerac Merupakan kota perdagangan sejak abad ke 9, melalui sungai Dordogne. Komoditas perdagangannya diantaranya yaitu Anggur, tembakau, chesnut, kayu, besi serta garam. Kota ini menjadi salah satu pusat perdagangan anggur pada abad ke 12 dari wilayah penghasil anggur di sekitar kota ini dan dijual ke Inggris dan Belanda. Kota ini juga diperebutkan oleh Inggris dan Prancis, kota ini sempat menjadi daerah pertahanan Inggris, dan kemudian akhirnya direbut kembali oleh Du Guesclin pada masa perang seratus tahun (The Hundred Years War tahun 1337-1453). Setelah masa perang berakhir, kota ini dibangun kembali dan juga kemudian kembali menjadi pusat perdagangan, sampai akhirnya dikuasai oleh kelompok Protestant dalam masa perang agama (The French War of Religion 1562-1598) dan menjadi pusat intelektual kelompok Protestant. The Church of St James dipercaya sebagai salah satu gereja yang tertua di area ini, sehingga menurut legenda, Charlemagne (747-814) sendirilah yang ikut menyumbangkan sebagian dari ‘True Cross’ ke gereja ini. Gereja ini dibangun sekitar abad ke 12 oleh ordo Benedictine, sebagai persembahan kepada St Jaques de Compostelle (St James of Compostelle, sebagai salah satu jalur yang dilalui para peziarah ke arah Santiago de Compostella di Spanyol. Diperbesar pada abad ke 13 dan sempat mengalami kehancuran pada saat perang seratus tahun (The Hundred Years War) dan perang agama (The French War of Religion). Di kota baru (lebih ke utara dikit dari kota lama) ini juga terdapat gereja dengan style Neo-Gothic, Notre Dame, yang dirancang oleh Paul Abadie (relatif masih baru, dibangun pada abad ke 19). Château De Lanquais Dibangun pada abad ke 15 sebagai rumah tinggal dari Ysabeau de Limeuil, salah satu anak buah dari Catherine de Medici. Château ini dibangun dengan cita rasa Italia akibat pengaruh dari Renaissance. Château ini juga menjadi pertahanan kelompok Protestant ketika diserang kelompok Catholique yang dipimpin Henri de La Tour-d’Auvergne tahun 1577. Lalinde Pada jaman dahulu, kota ini adalah kota pertahanan Inggris pada masa perang seratus tahun (The Hundred Years War), kota ini dikembangkan kemudian oleh ksatria/chevalier dari Inggris yang kemudian pindah dan menetap di kota ini. Kota ini terkenal dengan bekas (tinggal yang tersisa) gerbang dari tembok pertahanan kota. Kota ini juga terkenal dengan pasar di tengah kota dari abad ke 13. Abbaye de Cadouin The Village of Cadouin dengan rumah rumah tua dan pasarnya. Salah satu yang paling menarik perhatian disini adalah Abbaye de Cadouin yang didirikan tahun 1115 di tengah tengah hutan Bessede (pada saat itu), oleh Robert d’Arbrissel dan diteruskan oleh Geraud de Sales. Abbaye de Cadouin ini pada masa itu terkenal karena menyimpan salah satu relic yang dibawa dari Antioch pada tahun 1117 yaitu ‘the shroud of christ’. Dipercaya relic ini menarik perhatian dan dikunjungi oleh Eleanor d’Aquitaine, Richard the Lionheart, Saint Louis (Louis IX) dan Charles V dan juga tentunya ribuan peziarah pada saat itu. Louis IX ini kemudian memerintahkan renovasi Abbaye ini, termasuk Gothic style Cloister yang bisa dilihat sampai sekarang ini. Lokasi biara ini sempat hancur pada saat perang agama (the French War of Religion), akhirnya dibubarkan pada masa Revolusi Prancis. Sekarang sudah mengalami renovasi kembali dan terbuka untuk wisata, sekaligus dijadikan salah satu Patrimoine UNESCO/World Heritage Sites, seperti halnya Gereja St-James di Bergerac. Romanesque Church of Cadouin ini sendiri dibangun tahun 1154, dengan pintu gerbang yang khas lengkung tiga tingkat, sejenis dengan gereja gereja Cistercian pada saat itu dan sesuai dengan jaman Gothic.