Dari era Fir'aun sampai saat ini, judi masih tetap "hidup". Yang membuat kita prihatin, judi bukan hanya konsumsi orang-orang berduit, tapi sudah merambah ke berbagai kalangan. Mulai, kalangan kelas menengah kebawah, sampai kalangan remaja dan anak-anak.

Di daerah Saya, judi menjadi santapan mata sehari-hari. Bahkan sejauh mata menatap, Saya bisa dengan mudah menemukan orang yang sedang "asik-masyuk" berjudi. Bentuknya macam-macam: mulai kartu, domino, sampai judi burung merpati.

Di hari kedua lebaran lalu, Saya kembali prihatin dengan maraknya judi ini. Saat itu, Saya melihat tiga orang remaja yang Saya kenal sedang asik ber"main" kartu. Pemain judi itu, hanyalah anak SMU. Belum memiliki uang karena belum bekerja. Dan sudah barang tentu, uang yang mereka pertaruhkan di arena judi itu hanyalah uang hasil pemberian orang tua mereka, atau kerabat-kerabat, sebagai "ang-pau" hari raya.

Tapi inilah realitanya. Judi sudah merasuk diberbagai kalangan.