Oleh: Karolus Naga (50633) 17 tahun yang lalu
Sejak dicanangkanya proyek Taman Pintar oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, sebanyak 120 kios buku Shopping Center pindah ke lokasi baru di Jl. Sri Wedani dan beralih nama menjadi "Kios Buku Taman Pintar". Hal ini dikukuhkan dengan penandatangan prasasti oleh Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto pada hari selasa, 26 Juli 2005. Sebuah upaya yang menjadikan Yogyakarta tidak hanya sebagai kota pendidikan namun juga semakin mantap sebagai sebuah tempat wisata pendidikan dan kebudayaan. Kios Buku Taman Pintar atau yang dulu biasa disebut Shopping Center merupakan sebuah tempat yang sudah menjadi "teman akrab" bagi para mahasiswa dan pelajar. Faktor utama perekat keintiman mereka adalah penawaran harga yang bisa dijangkau oleh kalangan "cah kos" terhadap buku-buku bekas maupun baru yang dijual disana. Disamping itu pula, tempat ini menyediakan juga majalah, novel, bermacam-macam klipingan, tessis, skripsi, tabloid, hingga komik dengan berbagai bahasa. Jika beruntung, anda bisa menemukan karya-karya penulis besar dengan harga murah. Tentu saja hal ini tergantung dari kesabaran dan ketekunan anda dalam mencari serta kepiawaian anda dalam tawar menawar.Sebagai contoh, karya Umberto Eco berjudul The Name of The Rose yang jadi best seller di berbagai pelosok dunia saya dapat hanya dengan membayar sepuluhribu rupiah pada awal tahun 2005. Buku kumpulan essay foto BW Rama Surya bertajuk Yang Kuat Yang Kalah hanya dihargai limariburupiah (saat saya meng-capture gambar-gambar ini). how LUCKY i am ... Relokasi Shopping Center pada kompleks bangunan baru yang memang lebih tertata rapi dengan fasilitas bangunan kios yang nyaman dengan penerangan yang memadai, masjid yang indah, toilet yang wangi, lahan parkir yang bersih dan suasana yang lebih nyaman bagi anak SD sekalipun untuk berbelanja sendirian ke tempat ini memang sangat mengagumkan. Namun beberapa hal masih kurang dalam pengamatan saya semisal tidak adanya tangga darurat dan fire sprinkler system sebagai fasilitas standar antisipasi bencana kebakaran. Namun hal ini masih menjadi pertimbangan Pemerintah Kota mengingat, keseluruhan proyek Kompleks Taman Pintar sendiri masih belum selesai karena pada beberapa bagiannya masih dalam proses pengembangan. Sebagai Domino effect dari relokasi dan metamorfosa shopping center menjadi kios buku taman pintar adalah harga yang dulunya "miring" sekarang hampir susah ditemukan. Biaya sewa (operasional) yang tinggi jelas berpengaruh terhadap cost per unit. Ketakutan paling ekstrim adalah hilangnya "pasar" karena kios buku taman pintar tidak akrab lagi. Mungkin benar kata pujangga "ada harga untuk tiap ilmu", namun jika bisa dapatkan ilmu dengan harga yang murah apalagi gratis: kenapa tidak??!! .... kayaknya sih .... ----------------------------- 1 (awal ...)