Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 15 tahun yang lalu
Pada hari keempat Crossing Bridges 5 (CB 5), stamina para peserta sudah menurun. Maklum, tiga hari berturut-turut sebelumnya, 55 peserta CB 5 dari 4 negara digenjot dengan jadwal motret matahari terbit setiap hari. Bagi peserta yang tak biasa bangun pukul 4 pagi, 3 hari berturut-turut bisa jadi pengalaman tak terlupakan. Memang hanya kecintaan pada fotografi lah yang bisa menyelesaikan semuanya. Jika pada hari ke-empat CB5 para peserta masih diminta bangun subuh, itu bisa terjadi hanya karena cinta berat pada fotografi. Agenda hunting sunrise hari ke-4 berlokasi di kompleks Bayon dan sekitarnya di Angkor Thom. Sebagian peserta sudah mulai terbiasa bangun subuh dan mulai menyibukkan diri dengan mengobrol bersama. Ada juga yang terbiasa cuek dan santai saja melanjutkan tidur di bis. Sementara ketiga bis rombongan CB 5 bergerak menembus embun pagi nan dingin. Bayon sudah dikunjungi oleh sejumlah peserta Indonesia pada H minus 1 CB 5. Pada kunjungan pertama itu, langit cerah dan bersahabat. Sementara pada hari keempat, cuaca tak terlalu bersahabat karena berawan. Usai sarapan, perjalanan dilanjutkan North Gate, pintu gerbang utara Angkor Thom, tak terlalu jauh dari Bayon. Dibandingkan dengan South Gate, yang merupakan gerbang masuk utama kompleks Angkor dari arah Siem Reap, North Gate lebih sepi tapi tetap eksotis. Pada saat makan siang, sejumlah peserta sudah mengeluhkan stamina yang semakin tipis. Sementara sebagian lagi masih bernafsu untuk memotret candi-candi Angkor, baik yang sudah difoto maupun belum. Padahal, agenda resmi rombongan adalah, setelah makan siang, mengunjungi pusat rehabilitasi korban ranjau di pusat kota Siem Reap. Rombongan besar pun terpecah 3. Peserta yang hendak membabat habis candi-candi Angkor tetap tinggal di kompleks Angkor. Mereka mencari transportasi sendiri untuk berkeliling di seputar Angkor. Rombongan lainnya kembali dengan bis ke kota Siem Reap. Mampir ke hotel sebentar untuk menurunkan para peserta yang staminanya sudah terkuras. Ada yang mau mandi lantas tidur, ada juga yang lanjut mencari pijat tradisional Khmer untuk memulihkan stamina. Sementara itu, sebagian peserta yang lain mengikuti agenda resmi ke pusat rehabilitas korban ranjau di kota. Entah apa yang terjadi, mungkin karena tidak ada koordinasi, pusat rehabilitasi pada hari tersebut tutup karena renovasi. Tidak ada petugas yang berjaga, hanya 1 orang penjaga dan 1 orang anak korban ranjau. Tak berlama-lama di pusat rehabilitasi, rombongan pun segera balik kanan ke hotel. Sebagian lantas bergabung dengan teman-teman lain yang sudah bersantai. Sementara sebagian lainnya segera mencari tuktuk dan meluncur ke Bayon untuk sunset. Hari itu ditutup dengan para peserta yang kembali berkumpul di hotel untuk makan malam. Ada yang lemah lunglai, ada yang masih segar karena sudah tidur dan pijat. Ada pula yang sudah tidur dan pijat tapi masih lemas.