Oleh: Femmy Susanto (1473) 15 tahun yang lalu
Rekan-rekan senior dan yunior yang baik, Saya mohon pencerahannya. Pada awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan dunia macro, karena lensa saya saat itu hanya tamron 70-300mm DI LD Makro, yang makronya cuman bisa 1 : 2. Tetapi setelah kumpul-kumpul dengan teman-teman kantor yang hobi foto makro, jadinya tertarik juga setelah melihat foto-foto makro yang bagus-bagus dan detail. Rekan saya memakai raynox DCR-250 dipasangkan dengan Tamron 17-50mm/f2,8. Saya sudah search di forum perihal raynox, tetapi yang khusus membandingkan antar raynox sendiri belum ada. Saat ini yang saya punya : 1. Close up set filter (merek Kokaii), 2. Tele Converter 2x (merek Tamron TC), 3. Tamron 70-300mm f/4-5,6 DI LD Makro, 4. Sigma 70-300mm f/4-5,6 APO Makro, 5. Sigma 18-125mm/f3,5-4,5, 6. Sigma 28-70mm/f2,8-4 Saat ini foto-foto makro yang saya upload bermodalkan sigma 18-125mm/f3,5-4,5 + close up filter, itulah hasil tertajam yang saya dapat, tetapi saya masih belum puas dengan ketajamannya, karena kurang detail dan pembesaran masih kurang. Saya pernah membandingkan hasilnya untuk foto makro : 1. Dengan lensa-lensa 70-300mm (Sigma dan Tamron), makronya cuman 1:2. Sigma masih menang untuk masalah ketajaman, tetapi Tamron menang untuk masalah kedekatan dengan obyek, maksudnya dengan Tamron bisa lebih kurang berjarak 50cm antara obyek dengan belakang lensa (jadi yang nempel body), tetapi dengan sigma lebih kurang 50cm dengan moncong lensa. 2. Dengan lensa-lensa 70-300mm (Sigma dan Tamron) + Tamron TC 2x. Sebetulnya TC gunanya untuk memotret obyek jauh, tetapi saya tertarik untuk mencoba karena pembesarannya. Tetapi dengan TC 2x jarak terdekat antara obyek dengan kamera menjadi hampir 2x jauhnya bila tanpa TC,akhirnya tidak ada gunanya. 3. Dengan TC 2x : a. + lensa-lensa 70-300mm (Sigma dan Tamron) + Tamron TC 2x + close up filter b. + Sigma 18-125mm + close up filter c. + Sigma 28-70mm + close up filter Saya pasang close up filter karena berguna untuk lebih mendekatkan kamera ke obyek sehingga pada akhirnya pembesarannya jadi bertambah. Apabila hanya TC saja maka tidak ada gunanya, karena meskipun Penyakit dengan TC tetap saja terlihat : fokus lelet dan sering miss focus, ketajaman berkurang, tetapi obyek memang terlihat lebih besar dua kalinya (TC 2x). Tetap superioritas lensa terlihat. Dari semua lensa saya tersebut, menurut saya yang paling tajam adalah sigma 18-125mm. Sebetulnya ketajamannya berimbang dengan sigma 28-70mm tetapi rangenya lebih panjang, meskipun kalah di bukaan besarnya. 4. Close up filter : +1, +2, +4 Saya beli kokaii close up filter set seharga 350 ribu, memang hal ini solusi murah untuk makro. Saya kombinasikan cu filter saya dengan semua lensa saya, juga saya tumpuk ketiga filter tersebut dengan berbagai kombinasi. Kesimpulan saya : Kelemahan dari cu filter : CA (chromatic Aberration/purple fringing) – makin besar pembesarannya makin terlihat. Ketajaman – makin besar pembesarannya makin tidak tajam. Apabila masalah ketajaman menjadi prioritas utama, penggunaan filter hanya boleh 1, tidak boleh ditumpuk karena ketajamannya sangat berkurang. Saya belum pernah mencoba cu filter merek lain, sehingga saya tidak mengetahui kualitas cu filter berbanding harga mana yang terbaik. Saya pernah pinjem sebentar dari rekan saya untuk membandingkan ketajaman antara cu filter dengan Raynox DCR-250, saya pasangkan dengan sigma 18-125mm, ternyata hasilnya jauh lebih tajam Raynox DCR-250 tersebut. Dengan raynox DCR-250 tersebut : yang saya suka : ketajamannya dan kepraktisannya : tinggal tekan-pasang, tekan lepas, sangat praktis. yang saya tidak suka : lingkaran hitam sekeliling hasil foto, karena lensa raynox tersebut lebih kecil dari lensa pada umumnya, kalau tidak salah lensanya berukuran 48mm, meskipun adapternya bisa digunakan untuk lensa sampai ring 67mm. Saya mohon pencerahannya, perihal raynox, sesuai judul topik. Saya suka raynox karena masih bisa auto fokus. Memang kalau lihat hasilnya dari rekan-rekan, banyak teknik yang lebih bagus daripada raynox tersebut, tetapi kebanyakan harus manual fokus. Kalau mf, saya nyerah, karena kamera saya kamera jadul (nikon D70), focusing screen bukan model split seperti kamera film, sedangkan D70 masih belum live view. Dengan viewfinder yang kecil seperti itu, saya seringkali pusing kalau harus mf, padahal baru beberapa jepret saja, apalagi kalau sinarnya kurang, waduh ampun, maklum mata saya minus dan silinder tapi gak mau pake kacamata :D Saya juga mempertimbangkan menjual lensa 70-300mm Tamron dan Sigma, saya ganti yang lebih bagus dengan harga hasil penjualan tersebut, tetapi kayaknya masih kurang ya budgetnya :( Lensa panjang (paling tidak 70-300mm), yang bisa makro tetapi lebih bagus. Mohon saran-sarannya juga. Terima kasih sekali atas bantuan dan komentar-komentar rekan-rekan nantinya. Salam jepret :D