Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 13 tahun yang lalu
Kontingen Indonesia beranggotakan 15 fotografer anggota Fotografer.net telah menunaikan tugas berpartisipasi di Crossing Bridges 8 Vietnam 2011 di Phan Thiet, Bao Loc dan Da Lat, 10-16 November. Seluruh anggota kontingen telah kembali dengan selamat dan sehat walafiat ke Tanah Air pada 17 November 2011. Ada banyak hal yang wajib dibagikan seluruh anggota kontingen Indonesia kepada khalayak fotografi di Tanah Air. Banyak kawan fotografer yang ingin ikut tapi terkendala keterbatasan tempat. Partisipasi di Crossing Bridges bagi Indonesia bersifat bebas dan terbuka, tanpa pengistimewaan sejauh memenuhi kriteria pendaftaran. Kontingen Indonesia beranggotakan Abiprayadi Riyanto (Jakarta), Adam Rozelly (Jakarta), Bun Djung (Balikpapan), Dennis Reshijaya (Jakarta), Enrico Pattipawae (Jayapura), Hartono Kurniawan Halim (Jakarta), Heru Muara Sidik (Jakarta), Heru Setyo Ajie (Jakarta), Misbachul Munir (Yogyakarta), Rosita (Lampung), Shinta Djiawatampu (Jakarta), Tatang (Jakarta), Yadi Yasin (Jakarta), Yoyon Nurtjahjo Prianggono (Maluku Utara), dan Kristupa W Saragih. Berangkat dari Jakarta pada 10 November 2011, kontingen FN terkendala oleh jadwal pesawat yang terlambat hingga 4 jam. Maskapai Air Asia Indonesia yang mustinya menerbangkan kontingen FN pada 16:30 baru terbang pada 20:30. Alhasil, kontingen Indonesia tak bisa menghadiri Welcome Dinner Crossing Bridges 8 di Ho Chi Minh City, lantaran baru tiba di Tan Son Nhat International Airport menjelang tengah malam. Hanya tidur sekitar 2 jam saja, seluruh rombongan CB8 harus bangun pada jam 3 dinihari karena pada jam 3:30 harus checkout hotel dan berangkat menuju Long Hai. Kampung nelayan Long Hai ini ditempuh selama sekitar 2 jam perjalanan dari Ho Chi Minh City. Tak masalah kantuk menyerang lantaran kampung nelayan terbesar di Vietnam selatan ini memang amat fotogenik. Perjalanan dilanjutkan ke Desa Long Son, sekitar 1 jam perjalanan dari Long Hai. Penduduk desa tradisional Vietnam ini berpakaian hitam-hitam. Kaum lelaki berkemeja lengan panjang tanpa kerah dan berikat kepala hitam-hitam serta memelihara jenggot. Mengarah ke Phan Thiet, rombongan CB8 mampir di Ke Ga untuk memotret kampung nelayan dan pantai berbatu. Perjalanan 3 jam dari Long Son ke Ke Ga dihabiskan dengan tidur di bis. Hari kedua CB8 ditutup dengan bermalam di Phan Thiet, salah satu kota tujuan wisata penting di Vietnam selatan. Hari ketiga CB8 dibuka dengan hunting jam 5:30 pagi di gumuk pasir Cat Trang, Phan Thiet. Gumuk pasir ini kira-kira seluas kawasan Parangtritis-Parangkusumo di Yogyakarta. Bedanya, Parangkusumo berpasir hitam, Cat Trang berpasir putih. Di Parangkusumo banyak vegetasi, Cat Trang bersih dari tumbuh-tumbuhan. Seusai hunting pagi di Cat Trang, rombongan CB8 checkout hotel di Phan Thiet dan mengarah ke air terjun Bongour melalui kota Bao Loc. Air terjun Bongour terhitung luas yang terdiri atas beberapa air terjun kecil-kecil. Panitia dari Photo.vn menyediakan beberapa model yang berasal dari etnis minoritas Chau Ma dan pertunjukan Goong di Bongour. Hari ketiga CB8 ditutup dengan bermalam di Bao Loc, salah satu kota wisata favorit di Vietnam selatan. Udara mulai sejuk, menjelang tengah malam di Bao Loc tercatat suhu 18 Celcius. Hotel yang ditempati CB8 tak ber-AC namun sudah sejuk. Hari keempat CB8 dibuka dengan hunting pagi di lemban kota Bao Loc. panitia Vietnam hendak menyajikan pemandangan pegunungan berkabut berlapis-lapis dekat stasiun bis Phuong Trang. Setelah checkout hotel, rombongan CB8 memotret aktivitas perkebunan teh Tam Chau dekat kota Bao Loc. Selepas kebun teh, rombongan CB8 rehat makan siang di kawasan wisata air terjun Dambri. Kawasan ini sudah dikelola secara profesional dan modern, lengkap dengan roller coaster dan lift untuk turun ke dasar air terjun. Selepas Dambri, rombongan CB8 menuju kota Da Lat namun mampir ke Danau Tuyen Lam. Ada kehidupan nelayan dengan jaring bertangkai di sini. Udara semakin terasa dingin dan hari keempat CB8 ditutup dengan makan malam yang nikmat di Da Lat dan bermalam di sini. Hari kelima CB8 dimulai dengan hunting pagi di Suoi Vang, yang berarti sungai emas di lembah. Konon dekat sini pernah ada tambang emas jaman dahulu. Tapi pagi itu fotografer CB8 memotret 3 penunggang kuda yang melintasi tepian sungai disiram kehangatan mentari pagi berwarna keemasan. Setelah sarapan, fotografer-fotografer CB8 memotret karya-karya arsitektur di kota Da Lat. Tujuan pertama adalah gereja katolik Domaine de Marie yang dibangun bergaya arsitektur kolonial Perancis. Lantas dilanjutkan memotret Stasiun Kereta Api Da Lat yang dibangun tahun 1938 oleh pemerintah kolonial Perancis. Setelah makan siang sebelah hotel di Da Lat, rombongan CB8 memperoleh waktu bebas dan santai. Sebagian peserta hunting dalam kelompok-kelompok kecil. Sebagian lainnya menyiapkan foto-foto untuk photo showcase yang hadiahnya disponsori Olympus. Sementara para pemimpin rombongan tiap negara rapat untuk menentukan tuan rumah dan tempat pelaksanaan CB9 tahun 2012. Sore hari di hari kelima rombongan CB8 memotret kehidupan etnis minoritas Lat di sebuah desa dekat Da Lat. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke perbukitan kawasan wisata Lang Biang. Di sini panitia Photo.vn menyediakan pertunjukan Goong lengkap dengan api unggun. Hari kelima diakhiri dengan Farewell Dinner di hotel tempat menginap seluruh fotografer CB8 dari 5 negara ASEAN: Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Farewell Dinner dibuka dengan sambutan dari tiap pemimpin rombongan negara: Pham Thanh Long dari Vietnam, Eddie Ng dari Singapura, Yusuf Hashim dari Malaysia, Eduviges Huang dari Filipina dan Kristupa Saragih dari Indonesia. Setelah itu, kontingen Indonesia menayangkan sajian foto-foto Tanah Air yang dikemas dalam video beralunan musik. Saat foto-foto Indonesia ditayangkan tak seorang bergening dari tempat mereka duduk dan berdiri. Tak ada yang berbisik apalagi ngobrol sendiri, semua pandangan mata lekat ke layar. Lagu Tanah Airku dan Indonesia Pusaka berkumandang di Da Lat. Sampai jumpa di Crossing Bridges 9 tahun 2012.