Oleh: Rosyid A. Azhar (4498) 11 tahun yang lalu
GORONTALO – Setelah sukses menggelar Jambore Fotografi Gorontalo (JFG) pertama pada tahun 2011 di desa Bongo, Masyarakat Fotografi Gorontalo (MFG) kembali menggelar JFG 2 yang bertempat di Desa Lombongo, Bone Bolango, Selasa (25/12).
Tema yang diangkat MFG pada JFG kedua kali ini adalah Lingkungan lestari untuk kehidupan berkualitas. Tema ini dimaksudkan untuk mengajak para fotografer dan pecinta dunia fotografi mencintai lingkungan dengan selalu menjaga kelestarian hutan agar memberi daya dukung kepada kehidupan yang lebih baik.
“Kami memilih kabupaten Bone Bolango sebagai lokasi JFG 2 karena di daerah ini sering dilanda bencana. Untuk itu kami mengajak pada komunitas fotografer dan masyarakat umum untuk selalu menjaga lingkungan” kata Husein Utiarahman, Ketua Panitia JFG 2.
Husein menuturkan selama sehari, kegiatan JFG 2 difokuskan pada pemotretan macro, wildlife, adventure, landscape dan modeling, yang semuanya dilaksanakan di Lombongo.
Saat sesi Macro Photography, serangga, kupu-kupu dan binatang-binatang kecil menjadi bintang. Para fotografer mengabadikan binatang dengan lensa khusus yang didisain untuk foto-foto dengan subyek mungil. Selain serangga, hidupan lumut dan tumbuhan unik mungil di pinggiran sungai atau menempel di tanaman inang tidak lepas dari bidikan kamera.
“Macro photography selalu menarik, subyek foto dekat di sekitar, dan tidak pernah membosankan. Misalnya wajah capung dengan mata majemuknya yang menawan” kata Tamin Ibrahim, dosen Bilogi UNG yang aktif di MFG.
Sementara itu, Roby Latief, yang menyukai landscape memperlihatkan hasil fotonya yang mengusung gambar dengan didominasi foreground tutupan tanaman dengan batang pohon yang besar sementara di belakangnya berjejer layer bukit dengan gradasi warna yang semakin muda di bagian belakangnya (background).
“Gorontalo sangat indah dan memikat, adalah kewajiban kami dari MFG untuk mempromosikan dan mengenalkan daerah ini kepada dunia” papar Citra Mentari, anggota MFG yang berstatus mahasiswa.
Difane Cahyo Awaluddin, siswa kelas 5 SD yang baru disunat sehari sebelumnya turun dengan lensa tele-nya. Anak AKBP Fammudin SIK ini sedang menggandrungi pemotretan burung, “Alhamdulillah ada elang hitam Sulawesi yang melintas di lokasi, lumayan tinggi, akhirnya cukup dinikmati dengan melihatnya” kata siswa SD yang pernah mengikuti Canon Photo Marathon Indonesia 2012.
Selain Difane, fotografer cilik lainnya adalah M Indraditya Danishwara (kelas 1) dan Tristan Rajasa Dianindra (kelas 3 MIT Al-Ishlah Gorontalo). (*)
Suksesnya JFG 2 ini tidak lepas dari kerjasama anggota Masyarakat Fotografi Gorontalo (MFG) dan Dinas Hubpar Kominfo Pemerintah Kabupaten Bone Bolango.
Kolaborasi ini menyuguhkan karya fotografi yang memikat dan modern. Eksplorasi foto tentang alam dan lingkungan disuguhkan dalam bentuk cetak (print) maupun online, sehingga banyak yang mengetahui hasil karya para fotografer Gorontalo.
Selain itu tema lingkungan juga disuguhkan sebagai sarana kampanye penyelamatan alam Gorontalo.
“Kami mengajak semua pihak untuk peduli pada lingkungan, stop illegal loggong dan perambahan hutan. Saatnya kita muliakan lingkungan agar memberi daya dukung kehidupan kepada umat manusia” tutur Adiwinata.
Hal serupa juga dikatakan Indra Dunggio, “Foto adalah sarana yang kuat untuk mempengaruhi publik dalam penyelamatan lingkungan, melebihi bahasa tulis atau kata”.
Sebagai klub foto yang pertama berdiri di Gorontalo, MFG saat ini memiliki lebih dari 100 anggota yang teregister, di group jejaring social facebook anggota MFG mencapai 462 orang.
“Semua karya foto anggota MFG didedikasikan untuk kemajuan Gorontalo” pungkas MS Halid, mahasiswa Pertanian UNG.