Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.
Elsa Anggraini (586)
Dalam kesederhanaan seorang biksu berjalan sepanjang Mendut - Borobudur menapak jalan berbatu dalam tapa doa ritual Waisak.
19 tahun yang lalu
idenya menarik,mungkin masalah teknis aja sehingga jadi pixelated
21 tahun yang lalu
momennya OK tu... saya gak kepikiran ya? idemu dicontoh bole kan? tapi kok pecah??
bagus, tapi pecah. ngomong2 fotonya gimana ya? tiduran telungkup?
idenya menarik.. jeli juga melihat obyek.. nice shot
setuju dengan wisnu dan chandra...tp idenya sdh oke !
idenya ok lah..... tapi judul tidak sesuai dgn fotonya.... itu bukan melangkah tapi menginjak, trusnya fotonya monoton...
dang it!! If it wasn't brought up by Tumpal, I'd never seen this pic. Other than pixelated, bad scanning job... this pic tells all: it tells a story, it tells a good pair of eyes, it tells a soul... Still thinking you're only taking pictures rather than making it? Don't think so.
mbak els, tahu ngak apa yang bikin foto ini kurang greget? resolusi yang terlalu rendah. foto terlihat pecah secara digital. kalo emang masalah scan, kenapa ngak minta tolong gue sih??
Kalo di foto dasri depan kaki dengan di samping dan ditengah terlihat kaki menggunakan alas kaki mungkin lebih dalam ceritanya. Coba dikasih judul menapaki "jalan"-Mu.
konsep bagus, narasi mas chandra juga bagus, angle juga ok, komposisi OK juga .cuman gambare kok pecah? resolusi kurang non.!!!..masak gini disengaja?
Saya nggak tahu pecahnya kenapa, tapi ini sesungguhnya idenya bagus.
pecah banget...
BG cerita bagus, sayang malah kurang kelihatan gerak langkahnya dan terlalu dipaksa scan-nya.
Anastasia, kok cuma kaki aja bisa cerita gini ya?Aku punya foto biksu dari kepala sampe kaki kok ngga bicara ya?
Bayangkan ada beratus kaki seperti itu di sana. Lalu beribu lagi di bagian lain dunia. Lalu berjuta lagi pada sepanjangnya jaman. Lalu ... sampai berapa lagi "ada"nya ? Untuk mengambil satu saja momen itu, pun sulit, saya pun belum pernah, pun jarang, tak semua orang bisa pernah. Tapi semua orang memang harus sanggup: berjalan tak bersandal. Intinya ya ketelanjangan itu. Ketelanjangan kaki. Ketelanjangan hati. Ketelanjangan ... akan satu saja eksistensi kita yang paling jujur. Itu jah lebih susah dari ketelanjangan berapa kakipun. Maka Sdr. Setyo mengangkat sesuatu yang menarik: ada "cerita" pada foto anda. Great Shot: lebih baik lagi kalau anda bisa memasukkan lebih banyak kaki di BG yang semakin blur untuk memperkuat konteks.
Sebelah kirinya diperluas dikit. Setuju kalau menggunakan DoF yang lebih sempit untuk fokus ke kaki tak bersandal. Iya, betul, gambarnya pecah. Elemen gambarnya jadi kotak-kotak.
foto anda sudah bercerita, kalo pakai f 2.8 trus fokus di kaki yg gak pake sendal mungkin lebih bagus ya?
Wah...sayang fotonya pecah....idenya menarik.....foto sarat dengan simbol tentang arti sebuah pengabdian & pelayanan.
lightingnya pas, iya tuh fotonya pecah ya. scan-nya di blow-up ya? kalau liat judulnya kayanya kurang sesuai, malah kaya baris
Fotonya pecah tuh, kurang ke kanan sedikit, angle bagus dan anda jeli.