Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.
R. Heru Hendarto (9903)
@KMP Madidihang, 12 Jan 2011, 11.54 WITA, Baubau - DongkalannSaat itu hujan deras campur badai ringan, kapal bergoyang hebat, saya yang tertidur di kabin kru pun terbangun karena merasa pusing. Tangisan anak kecil sudah membahana dari setengah jam sebelumnya. Air separuh dalam botol minuman di meja membuat saya terpana karena terlihat sekali betapa miringnya kapal ini.nnSaya pun turun ke dek bawah, muntahan penumpang tampak di depan dan di dalam WC. Saking goyangnya kapal, saya tidak bisa berjalan tanpa berpegangan ke dinding kapal dengan kedua tangan!nnHentakan ombak makin terasa, saya raih kamera dan mengabadikan kenangan seumur hidup ini. Semua penumpang lelaki tampak tegang, terlihat dari raut wajah mereka dan tidak ada tampak satupun yang menghisap rokok. Saya pun sudah berdoa di dalam hati, memohon kepada Penguasa Alam untuk menyelamatkan kami, apalagi saya masih ingin bertemu dengan mama dan mas Heian :). Lirik di dalam kabin, tersedia dua buah live vest, aman. Saya pun sudah menyusun skenario penyelamatan diri, cukup hanya dengan live vest dan membawa serta memory card ini serta hardisk eksternal saja. Laptop, kamera, kartu kredit, uang, dan lain-lain sudah tidak terpikir lagi.nnKapal yang sudah oleng dihajar ombak ternyata berjalan memutar. Seharusnya dari Baubau langsung ke barat arah Dongkala, namun karena dahsyatnya ombak nakhoda membelokkan kapal dulu ke arah barat-baratdaya mendekati Talaga, baru naik utara-baratlaut ke Dongkala. Mendekati Talaga, ombak tidak mengecil tetapi kapal sudah berjalan beriringan ombak sehingga lebih stabil, dan cuaca pun menjadi cerah dan ombak hilang. Semua lelaki dan wanita yang entah tadi bersembunyi di mana, berkeluaran dan tampak senyum ceria di wajah mereka, demikian pula dengan saya. Walaupun perjalanan mulur dari 5 jam menjadi 6,5 jam dan ferry tidak melanjutkan perjalannnya ke Mawasangka, tak mengapa yang penting kami selamat.nnOmbak saat itu mencapai lebih dari dua meter, dan jika saja separuh dek depan saat itu terendam air atau ombak yang kami hadapi setinggi 3 meter lebih, alamat kami akan ngetop karena akan muncul di koran dan televisi :). Kapal ferry ini berlunas nyaris datar, dan tidak dirancang untuk melayani rute berombak besar. Angin barat, salah satu musim angin yang ditakuti nelayan. Biasanya bertiup dari Desember (tahun ini terlambat, mulai Januari hingga Februari), angin ini membawa hujan badai dan gelombang besar. Namun, angin ini gampang untuk dicirikan oleh nelayan, jika langit gelap di laut, jangan coba-coba berlayar. Berbeda dengan angin timur yang kering dan tidak dapat diprediksi keberadaannya.nnAllah Maha Besar....
13 tahun yang lalu
lihat foto dan baca ceritanya .. spt mengalami sendiri .. benar2 pengalaman yg tak terlupakan ya .. Allah mmg Maha Besar.
keren... jelas bercerita..
serem omm... apalagi ceritanya, menambah kesan tersendiri
tanks sharing ceritanya,trimakasih Tuhan teman kita slamat smua,TOP momentnya, saya kira ombak lebih dr 2 mtr mas Heru, sampai ferrynya kehantam seperti itu kemungkinan lebih tuch,PERFECT...........salam"woe"
mantapsss... ini yang namanya moment yang seru.... untung semua selamat... :)
great story and great picture... melihatnya bisa merasakan suasana yang dialami... :-)
moment yang dramatis sekali, masih sempet2nya moto dalam kondisi seperti ini... naluri jurnalisnya keluar..
Great shot.....Top story.....moment yg tak terlupakan....welldone..salam hangat selalu.
Good story.
wih ombaknya serem, miring banget ya, serasa berada di atas kapal nih ngelihat fotonya