Oleh: Irwansyah S (52460) 20 tahun yang lalu
Topik ini ada hubungannya dengan yang CANON EF 70-300mm f/4.5-5.6 DO IS USM. Supaya jangan cepat hilang, maka saya buat thread baru. Semoga berkenan dan jangan di protes :D. Karena saya sering mendengar soft di 300mm pada lensa Non-L 75-300/4.0-5.6, saya penasaran juga sehingga melakukan tes ala kadarnya dengan lensa tersebut. Kebetulan yang saya punya ada feature IS (Image Stabilizer) nya. Tapi dari review yang saya baca katanya semua versi 75-300/4.0 - 5.6 lebih kurang mempunyai kemampuan optik yang sama. Foto saya ambil handheld. Kamera pada setting M, Manual Lensa 75-300IS/4.0-5.6 pada posisi full zoom 300mm. IS pada posisi ON. Speedlite 550EX frontal dengan FEC + 0.5 pada E-TTL. Image disimpan dalam RAW. Terus konversi ke 16 bit TIFF dalam sRGB dengan Capture One Pro 1.31 :D. Set Focus di C1 adalah Soft Look, 300, dan 0. Saya buka image di PS-CS lalu krop full size dan simpan ke JPG dengan set quality 10. Jadi, PS hanya untuk resizing/cropping. Sekali lagi ini tanpa USM dan Level atau apa saja di PS, selain cropping, swear by god. Yang mau RAW atau TIFF-nya silakan email saya :). Atau ada yang mau menumpangkan di sitenya?.
Ing, contohnya memakai subjek yang lebih banyak detail kenapa?. Jangan botol dong.Misal kucing, itu hamster diatas tadi boleh juga. Kalau wajah orang boleh juga, ada pori-pori dan bulu halus yang bagus sekali untuk melihat resolusi lensa.
Oleh: iing Gunawan, sidoel (27236) 20 tahun yang lalu
hahah saya tinggal sendiri bang irwan mao moto badan sendiri susah kalo di 200mm :p
:))... :))...
eh ada foto lama nih heheheh saya crop 100% yah :p, ini pake tamron 28-75 Xr di saya and nga pake ps sama sekali, straight from camera heheh. saya kalo pake 70-200 jarang pake flash sih soalnya lensa itu saya pake buat moto burung and binatang btw sama admin boleh nga ye kaya gini heheh ngebandingin qualitas lensa
Oleh: M.N. Kartadinata, Nugi (2259) 20 tahun yang lalu
Looks damn sharp to me ! Pake parameter berapa ing ? ingat insharpening camera in 300D higher than that of 10D. Default parameter di 300D mungkin sama dengan +1 atau +2 sharpening di 10D.
Ya, internal sharpening 300D lebih besar dari 10D. Itu dari RAW atau JPG langsung Ing?.
ini parameter 1, langsung jpg nga pake raw saya terus pake 550EX fec +2/3 with omni bounce
Oleh: Andrian Purnama T.S. (10973) 20 tahun yang lalu
Welee di C1 nya di set 300 focus nya ? Wah itu sangat membantu atuh bang :) IMHO penentuan ketajaman di kamera digital sulit sekali buat kita mendapatkan perbandingan apple to apple. Kecuali dengan menggunakan kamera digital yang sama dan yang ngetest sama dan parameter2 proses juga sama Kalo iing nyobain pake JPG out of camera dengan bang irwansyah menggunakan raw yang diconvert lewat C1 tentu saja hasilnya bakal berbeda. C1 hasil penajamannya emang luar biasa Cheers
Bang Andrian wrote : Welee di C1 nya di set 300 focus nya ? Wah itu sangat membantu atuh bang Ahaiii pantes saja, tapi kita lihat apakah di preferencenya C1 sharpening outputnya dalam posisi disabled atau nggak. Gimana Bang Irwan ? (lagi jam tidurnya sekarang dia).
:)) bang irwansyah curang ye pake sharpening method di raw :p ini saya baru install capture one keren juga yah. focus kalo di set ke 300 gitu jadi tajem banget keluarnya.
To Iing : Parameter 1 adalah default parameter untuk 300D dimana contrast+1, saturation+1, sharpness+1. Sedangkan Parameter 2 semuanya di set ke 0. Quote dari reviewnya Phil : ** Remember the EOS 300D's parameters are twice as strong as the EOS 10D, thus +1 on the EOS 300D is the same as +2 on the EOS 10D. Jadi kalau mau ngetest sharpness pakai JPG, 300D pakai parameter 1, 10D harus di set sharp, contr, dan satr-nya ke +2.
hahah susah juga yah gi, gua baru cobain nih. settingan ikutin irwansyah... shot di raw and di pakein C1. keren man hasilnya, baru tau gue. nih contohnya. Jauh lebih bagus daripada shot di Jpeg, tapi ribet banget ye kalo tiap kali mesti convert EXIF: bulb buat 4 detik, f8, pake 550 EX sama tangan nembak 6 kali jadi kaya gini :D
100 % crop nih. wah kalo udah di set kaya gini sih udah nga perlu USM lagi :D. thanks irwansyah buat info settingannye
Wah kalau gue biasanya sekitar 200 dan 3, coba mana yang lebih suka ? 300 dan 0 terlalu dipaksakan sharpeningnya, atau karena gue pake L ?:D
Nugi wrote: Bang Andrian wrote : Welee di C1 nya di set 300 focus nya ? Wah itu sangat membantu atuh bang Ahaiii pantes saja, tapi kita lihat apakah di preferencenya C1 sharpening outputnya dalam posisi disabled atau nggak. Gimana Bang Irwan ? (lagi jam tidurnya sekarang dia). :-?... Andrian dan Nugi, Apakah artinya saya tidak boleh memakai sharpening di RAW converter?. Itu artinya foto saya dihasilkan oleh 10D bakalan inferior bila dibandingkan dengan Powershot G2 dong. Tidak seperti camdig prosumer, DSLR selalu butuh sharpening sewaktu convert untuk mengembalikan ketajaman sesungguhnya dari lensa yang dipakai. Tulisan saya ini boleh juga kalau dibaca lagi. Setting yang saya pakai itu mencontoh foto Pekka Saarinen di tulisan ini. Dia memakai "Soft sharpening, amount between 200 and 300 (to taste). Threshold at 0 (if noise is no problem). Also, noise reduction was at lowest setting." Kalau mau mencoba post processing sendiri boleh saya kirimin 8.35MB RAW filenya. Ada yang penasaran?.
Yup betul ... Makanya kembali kepada pendapat saya bahwa Digital is not suitable for lens sharpness test :) Argumen saya demikian ... Kita tahu bahwa D70 punya masalah moire dan Rebel tidak. Salah satu culpritnya adalah anti alias filter di depan sensor... Inilah kenapa rebel/10D punya gambar yang relatif soft dibandingkan D70. Karena kekuatan anti alias filter tersebut yang berbeda. Punyanya canon lebih kuat dibanding D70. Pertanyaannya adalah ... 1. Seberapa kuat anti alias filter tersebut ? 2. Seberapa besar nilai sharpening dari C1 diperlukan untuk mengembalikan nilai ketajaman lensa ? Jawaban dari semuanya sebetulnya : kita tidak tahu ... Jadi bagaimana, satu orang shoot dengan JPG parameter 2 dan satu orang shoot dengan JPG parameter satu ... satu orang complaint soft satu orang bilang tajam, ada lagi yang shoot raw lalu pakai C1, pakai FVU canon, pakai PS-CS ... 8-} Kalau mau apple to apple ya pakai satu kamera, beberapa lensa... dengan proses yang sama. Nanti akan ketahuan, berapa amount sharpening di C1 untuk lensa A dan lensa B... dan yang membutuhkan sharpening lebih banyak ... artinya kurang tajam Just my two cents :) Cheers
Boleh dong bung Irwan, kadang-kadang gue pakai amount of sharpening yang seperti dipakai Pekka, namun sekarang ini bisanya sharpening dari C1LE gue buat disabled baru disharpen di PS7 pakai Fred Miranda Intelsharpen plugin. Namun untuk pengetesan, gue biasanya membuat semua sharpening off jadi ketahuan lensa mana yang soft dibandingkan dengan yang lain. Gue setuju dengan Andrian, sebaiknya pakai tool dan proses yang sama. Saya pernah membuat lens test untuk lensa-lensa Canon yang bisa dilihat 100 cropsnyadisini, maaf bagi yang pernah lihat. Sebagian lensanya udah gue jual kembali di Yahoo Japan Auction (ceritanya dibeli buat ditest doang) buat beli beras:)):)). Kondisi pengetesan : usual pack drill, 10D mounted on sturdy tripod, mirror lock up, Remote Switch RS-80N3, large fine JPEG, default parameter, no post processing whatsover except saved in high quality JPEG (9).
Oleh: Rendra Kartadinata (19382) 20 tahun yang lalu
saya sempat mencoba lensa EF 75-300 mm f/4-5.6 di kamera film saya dan memang hasilnya di 300 mm agak soft. kalau saya membaca uraian bung Irwansyah, memang benar kalau memakai flash hasil foto lensa biasa dan lensa mahal menjadi tidak begitu kentara lagi. Saya pernah memakai lensa kit EOS 500N yaitu 28-80 mm f/3.5-5.6 sewaktu travelling tahun lalu dan hasil fotonya ruar biasa tajam untuk keperluan dokumentasi pribadi. Sampai saya sempat berpikir apakah perlu memiliki lensa seri L. Tapi saat memotret outdoor tanpa memakai flash, mulai terasa ketajamannya kurang bila dibandingkan lensa L . Maaf saya tidak menyertakan sampel fotonya karena memakai kamera film dan saya tidak memiliki scanner untuk dianalisa sama-sama. kemudian keunggulan lensa L adalah saat bukaan wide open relatif sangat oke ketajamannnya dan juga membantu saat pemotretan low light. just my opinion..
Andrian, Secara umum saya setuju dengan pemikiran kamu. But, apakah image dari lensa yang soft bisa menyamai kualitas lensa L hanya dengan applying USM?. IMHO, if the lens is defect, USM would not help much. Nugi, Thanks for very interesting tests. Saya tidak pernah lagi memakai CSPro atau Intelisharpen kalau motret RAW. Cuma untuk web saya proses dengan WPPro. Apakah workflow kamu diatas: sharpening dari C1LE disabled dan later Intelisharpen memberikan hasil lebih baik daripada Sharpen langsung di C1?. Please share you thought. Rendra and all viewers, So what your eyes said about my sample shot above?. Juga, kalau ada yang punya links bahwa tes lensa itu, orang prefer tanpa memakai flash mohon dikirim ke saya. So far I never find. Artinya tes lensa itu juga jangan dibawah sinar matahari langsung, harus ditempat teduh, misalnya dibawah pohon. Am I right, soalnya besok mau test lagi nih. Ini pada F8 dengan sharpening disable pada C1Pro:
bang irwan, besok kalo mao test di bawah sinar matahari langsung juga boleh kok, pengen liat saya. asal nga pake flash aja and nga pake sharpening sedikit pun di c1 :). kaya foto marmut saya yang di atas tuh, kena sinar matahari langsung and crop 100 % dari Jpg saya.
Irwan : your lens is damn good ! If your lens sucked, it wouldn't deliver such fine detail regardless how much sharpening you apply. Sharpening adalah final step dari keseluruhan my workflow. Masalahnya adalah jika aku butuh ukuran yang macam-macam untuk diprint amount of sharpening pun berbeda-beda untuk tiap-tiap image. Not to mention jumlah sherpening untuk web-viewing berbeda dengan untuk yang dicetak. Yang kedua gue suka intelsharpen plugin karena sharpening techniquenya yang pintar, yang hakekatnya adalah mengoptimalkan penggunaan selection tools di PS. Kita toh nggak perlu untuk menajamkan semua area di photo kita seperti : menanjamkan langit biru yang polos, ataupun smooth bokeh right out dari kamera dll. Itulah yang gue suka dari intelsharpen plugin dari Fred Miranda. BTW, photonya koq tidak sampai di-emailku, mental kali yah:-?:-?.
Oleh: Peter Chandra (32561) 19 tahun yang lalu
Apakah soft itu suatu kesalahan? Artinya sesuatu yang jelek sekali. Sebab saya pakai Sigma 70-300 f4-5.6 APO Macro super II semua dikomentari SOFT. Jadi Soft berarti kurang bagus gitu? atau Soft kurang Tajam (sharp)?
Oleh: GustI MAXIMAX (430) 19 tahun yang lalu
kasih tau dong beli c1-pronya dimana pleasee!!!!!
Oleh: Salahudin Damar Jaya, Jaya (45223) 19 tahun yang lalu
Ini saya kebetulan sore tadi beli lensa CANON EF 70-300mm f/4.5-5.6 III sekon, beli 900 rb (murah nggak?), nyarinya sih yang sigma 70-300 APO, tapi ternyata dipasang di 20d error terus. Karena udah malam saya coba motret model dengan softbox 2 buah hasilnya seperti ini : JPG Large fine, speed 1/250, f/8, FL: 300mm
crop 100% Hasilnya memang lebih soft dikit, dibanding fotonya mas Irwans