Oleh: Indi Soemardjan (7483) 20 tahun yang lalu
Rekan2 Yth, Sebagai penerus topik kemarin mengenai FILOSOFI: Your Camera Does Not Matter. , dan khususnya atas reaksi positif dan pribadi dari saya dalam menanggapi penjelasan Mas Aryono dengan analogi piano/alat musik dalam filosofi fotografi, mungkin ada baiknya kalau kita coba menerka/menebak jalan pikir/rasa Mas Aryono dalam memotret sebuah benda atau seseorang. Mari kita ambil contoh…. Barusan saya komentari foto beliau yang menceritakan seorang Wayan Si Pengeluh . Apabila anda lihat sudut pandang foto itu dan juga pengaturan cahaya serta kontras yang dipilihnya, apakah kira2 rekan2 bisa menerka proses jalan pikir Mas Aryono pada saat foto tersebut diabadikan? Ini tentu hal menarik untuk dicoba ditulis di bawah dengan harapan bahwa Mas Aryono akan mencoba bercerita proses pengambilan foto tersebut. Ada yang berani coba memulai duluan?
Oleh: Suryo Wibowo (25088) 20 tahun yang lalu
Indi: saya mohon maaf kalau komentar saya ini OOT.
Oleh: susilo w. (50869) 20 tahun yang lalu
Beda manusia, beda kepala, beda isinya...... just my two sent....
Setiap orang yang punya rasa seni tinggi biasanya sering dianggap Eccentric - entah oleh sahabat atau lawannya. apakah ini hal yang sedang dibicarakan diantara AK Lubis dan Mas Aryono?
tambahan elmu filosofi dari bulgaria: if you are strange but poor, people will call you WEIRD, but if you are strange but rich, people will call you ECCENTRIC
Oleh: Jessica Wuysang (28887) 20 tahun yang lalu
:) pak Aryono....saya rindu dengan sosok anda yang dulu, yang begitu mengagumkan dengan ilmu padi'nya.
Oleh: Aryono Huboyo DJATI (127032) 20 tahun yang lalu
Aryono just Aryono,...... nothing more or less. Disini saya bersikap reaktif, yang memulai adalah AK Lubis. Soal saya menganut asas ilmu padi? Hmm,... ga merasa tuch punya ilmu padi. Cukup sudah lahh komentar ini. Toch saya juga tidak memusingkan perkataan AK Lubis,... tulisan diatas hanyalah reaksi spontan untuk meluruskan hal2 yang definitif. (baca: definisi: ini gaya Medan). Yang saat ini saya lakukan hanyalah belajar, belajar, dan belajar dari teman2 disini. Toch saya juga ada rutinitas dinamis terkadang jemu atau gairah membuat 'karya' yg semu, agar bisa eksplorasi ttg 'lakon' saya di keluarga yang saya cintai (try hardly to be a 'hero' for my own kids) Komentar dari orang lain yg rada OOT tidak akan saya gubris apalagi membuat saya emosi. Hanya perlu saya luruskan. Bahwasanya di FN, ada pelajaran berharga melalui fotografi. Juga hal lain yg masih berkenaan dgn dunia fotografi, seperti (katakanlah) undang-undang karya cipta dan hak atas kekayaan intelektual, informasi masalah teknis memotret, atau membaca komentar yang cenderung 'provoke'. Saya pun pernah mengalami semua itu. Walhasil,..... saya berusaha semaksimal mungkin agar bertambah bijak. Caranya????? Tertawa dalam kesunyian, lalu merenung di laut lepas dgn anak saya yg juga punya hobby ke laut,... terkadang,... saat merenung,,, terbesit ide membuat lagu,, atau memotret kehidupan nelayan. Mendingan motret yuk. Sekarang saya lagi mau latihan motret istri saya yang kebetulan hamil lagi,..... Situs FN banyak foto2 bagus ttg kehamilan (saya pernah melihat foto karya Oke Gania dan Alexander Radityo yang sangat bagus bertutur ttg kehamilan.) Saya belajar banyak sekaliiiiiiiii. Selamat memotret untuk Indi dan rekan2 lainnya.
Oleh: Andi Lubis (14072) 20 tahun yang lalu
:) :x tuh kan... bener kan ? duh ... lovely aryono... :x ... ayo indi, lanjut lagi diskusinya.... aku mingkem dulu sambil baca2...
Mas Aryono, isteri saya juga hamil 2 bulan. Boleh tahu konsep apa yang sedang anda siapkan? :) Saya baru tadi mulai njepret2 tahap awal untuk mendokumentasikan apa yang bisa saya dan isteri saya rasakan pada tahap ini. PS: Salam saya untuk keluarga anda. AK Lubis, saya ndak mau ikutan mengkritik satu sama lain, saya hanya ingin membahas tebak2an kita mengenai proses pemikiran Mas Aryono pada saat memotret. Soalnya hampir semua karya beliau selalu penuh cerita unik ttg hubungan antar manusia dan fotografer (bukan berarti fotografer itu non-manusia lho!)
Oleh: Mario Andi Supria (72635) 20 tahun yang lalu
Selamat untuk Mas Indi atas keberhasilannya menghamili istri. Saya di sms mas Aryono untuk edit kalimat four seasons (nominal rupiah), karena dianggapnya rahasia perusahaan. Maaf mas. Beneran si Asyar bakal punya adik baru?
Oleh: Ucok P. Harahap (40158) 20 tahun yang lalu
Teman2, pembuat topik mengajak kita untuk menerka proses jalan pikiran sang fotografer pada saat foto tersebut diabadikan. Ayo diskusi mengenai hal itu saja, tidak lebih. Indi : kali ini saya salut dengan anda. Isi topiknya menarik dan anda bisa jadi moderator yang baik, cuma judulnya aja yang rasanya kurang tepat. Dijagain ya, biar topiknya tetap bermutu.
Diskusi ini semakin menarik.... What Would Aryono Do? Seorang seniman besar seperti beliau, pastilah sangat matang untuk menyiapkan sesuatu, termasuk dalam pemotretan. Sejauh waktu aku jalan dengan AHD, aku menangkap sesuatu yang sangat berharga, yaitu tentang pedekatan beliau dengan orang yang akan difotonya. Beliau berdialog bagai seorang sahabat pada calon modelnya. Sangat berbeda dengan aku yang "grasak-grusuk" mencari TNI dan GAM yang kontak senjata dan aku hanya bermodal selembar kartu pers yang udah dekil.. hehehe... tapi aku bangga dengan kartu itu, biar dekil tapi sudah ribuan rakyat jelata menyentuhnya. Kebanyakan mereka mengaku hanya senang melihat warna dan pasfotonya... tanpa mau tahu kartu itu menjelaskan apa dan siapa... hehehehe Aku tak seberani dan senekat Aryono saat memotret. Beliau sangat berani "mengatur" bapak-bapak tentara tersebut berakting. Sementara aku? hanya berani ngumpet di belukar saat terjebak pada sebuah kontak senjata di Aceh. Itu yang membuat aku dan aryono berbeda, bahkan dalam etika berkreativitas (meminjam istilah beliau)... Jadi emang dalam segala hal, Aryono memang sangat patut diteladani... Aku jadi teringat, seorang sahabat bernama Arbain Rambey pernah mengingatkan : " Jadilah dirimu sendiri , ndi... entah itu sebagai manusia biasa, ataupun sebagai fotojurnalis ... "
Oleh: Henny Tri Marhaeny Irawati (456) 20 tahun yang lalu
salut...salut...:)
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 20 tahun yang lalu
persamaan seniman foto dengan wartawan, mereka sama2x mempunyai idealisme yang kuat. bedanya..... seniman foto merekam gambar secara konseptual sedangkan wartawan cenderung apa adanya atau spontan. pendapat saya aja sih :)
coba kita lihat tanggapan aryono di topik ini: Quo Vadis Pendidikan kita?
dan cara bersahabat AHD yang unik dan hangat. :x :x
Andi Lubis, thanks yaaaa mau menerima apa adanya. At least u r still my friend. Hebatnya kamu ga 'panas' yaaaa walau ada orang mau buat tambah rumit. Aku ke Medan 18 Agustus 2004 dengan Ikung, Lans Brahmantyo, Doit (Lawyer) ketemuan ama bang Olo. Faisol Rizani kerja di Medan, bakalan gabung juga. Kita makan2 di kampung Keling. Tolong bawain 'mainan' kita dulu, yaaaaa. Indi: Anak pertama ya? Selamat untuk menjadi calon ayah.
ok bozz... jangan lupa bawain essilor 1 biji.... :D
Oleh: Valens Riyadi (22589) 20 tahun yang lalu
Belum lama saya kenal dengan sosok bernama Aryono ini. Dan harus diakui, semuanya bermula dari situs sederhana bernama fotografer.net. Dari hari ke hari perkenalan kami, Aryono memang sungguh mengejutkan. Kadang beliau adalah orang yang bijak, kadang pula temperamental. Kadang begitu rajin ngajak jalan bareng, kadang sangat sibuk sehingga sulit ditemui. Semua hal ada positif dan negatifnya. Aryono juga. Dan menurut saya itu wajar, karena dia juga manusia. Sama dengan saya, sama dengan kita semua. Dari beberapa kali saya jalan bareng dan motret bareng beliau, tentu buat saya adalah pengalaman yang hebat, banyak hal baru yang saya temui saat itu. Banyak hal-hal positif yang bisa saya lihat, dan itu yang saya serap. Kalau di topik ini hal-hal positif tersebut banyak kita omongkan, tentu hal itu sangat positif. Karena kita jadi bisa belajar banyak. Sebaliknya, tentu tidak etis kalau kita kemudian menggarisbawahi ataupun menekankan adanya kekurangan-kekurangan. Sungguh sangat menyenangkan kalau kita bisa belajar dari kelebihan-kelebihan seorang Aryono. Dan sungguh tidak perlu kita membahas kekurangannya, apalagi kalau itu tidak bersinggungan langsung ataupun merugikan kita. Mari, kita belajar secara positif dengan melihat berbagai sisi positif yang bisa kita gali bersama.
Valens bijak juga yaaa. Terimakasih yaaa, anda lihat sendiri,...begitu beragam "warna" yang indah di situs ini. Terus terang aku salut lhooo ama Andi Lubis,.... dia ngga pengaruh biarpun dibuat 'runyam'
:-" :-" :-" *bersenandung "Selamat malam, duhai kekasih - Evie Tamala*
Bangganya jadi member FN......
Oleh: Yoni Tan (13785) 20 tahun yang lalu
Mending ketemu dulu deh dan jangan cuman liat dari tulisan saja. Takutnya nanti kayak 3 orang buta yang masing2 cerita tentang gajah. Nggak salah, cuman kurang utuh ceritanya.
:-":-"...ikut bersenandung, "Master of Puppet" (Metallica)
Salut atas "rekonsiliasi" bung AK Lubis dengan mas Aryono. Contoh fotografer yang berjiwa besar walau dipancing agar memanas. =D> Blih AHD, kalo di Medan kenalin ama Faisol donk. Cakep sech. :-"
Oleh: Grace Utomo (10175) 20 tahun yang lalu
:-?....hmm...:))...:-? hmm....jadi bisa belajar membaca...menyimak...memaknai...dan melihat sesuatu dari thread ini...hmm....mantap bang!