Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh:  Feri Latief (10508)    20 tahun yang lalu

  0 

Ini kisah asli dari majalah Pantau tentang james Nachwey ketika meliput kerusuhan Ketapang. Hasil tulisan AMALIA PULUNGAN dan ANDREAS HARSONO

Walaupun fotografer profesional fotografer tapi tetap nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Semoga kisah ini bermanfaat.



MINGGU 22 November 1998 dini hari. Di sebuah daerah padat, separuhnya kumuh, di daerah Ketapang, Jakarta, terjadi ketegangan. Beberapa pemuda penganggur bertengkar dengan seorang pemuda kampung. Tokoh setempat melerai mereka.

Pukul delapan pagi, kampung di Gang Pembangunan I itu didatangi sekitar 40 pemuda penganggur, yang kebanyakan dikenal sebagai tukang parkir dan preman daerah Ketapang. Kedatangan mereka untuk melanjutkan amarah dini hari itu. Walau mereka tak semuanya orang Ambon tapi cukup banyak yang berasal dari etnik Ambon.

Suasana panas. Dalam keributan itu sebuah kaca jendela masjid pecah. Kabar angin tentang penyerbuan masjid beredar. Pengeras suara masjid dipakai untuk membangun solidaritas. Banyak pemuda muslim ke luar rumah dan berkumpul di sebuah pusat keramaian dekat Ketapang. Tujuannya bukan saja membela diri tapi menyerang para preman dan menuntut ditutupnya "tempat-tempat perjudian dan pelacuran" yang selama ini dianggap "sarang para preman."

James Nachtwey mendapat informasi ini lewat radio taksi. Dia cepat-cepat ke sana bersama asistennya Dwi Abi Yantoro, mereka meluncur dengan sepeda motor ke Ketapang. "Sejak pukul enam, kami mutar-mutar di sana," kata Abi.

Seorang ulama Muslim setempat, Habib Al Riziq Shihab, datang dan bicara dengan polisi maupun tentara. Tapi keinginan Shihab dan ulama lain, agar para preman "dievakuasi secepatnya" tak dipenuhi. Mereka berusaha menenangkan massa tapi kurang berhasil.

Suasana makin panas. Para pemuda muslim ini menyerang dan membakar sebuah tempat permainan ketangkasan yang berdekatan dengan Gereja Ketapang. Gereja ini ikut terbakar. Kerusuhan berbau sentimen agama meledak. Pemuda Ambon diidentikkan dengan kekristenan. Dua gereja lain ikut dirusak. Para preman yang melarikan diri dihajar warga.
Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: Andi Hasyim (873)    20 tahun yang lalu

 0 

Rasanya kembali kepada apa namanya HATI NURANI yang dimiliki oleh pewarta foto, James Nachtwey dibayar ribuan dolar untuk foto tersebut, sementara kita-kita kulit asia cuma ratusan ribu perak doang, itu HATI NURANI. Tolongnya kan pada James Nachtwey, bagaimana perasaannya ketika kejadian 11 September dipelupuk matanya di dalam negerinya sendiri.

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: Hendra Ocky Wilyanto (1835)    20 tahun yang lalu

 0 

Setuju .. rada ngeri .. tuch orang asuransinya gede.. kita begitu nolong TNI waktu kerusuhan itu kena hajar juga ... waa betul bang Hati Nurani ada pada Nurani ujung jari Shutter release, adalah insting seorang jurnalist untuk meliput apa yang dia lihat awal tetapi kaidah kemanusiaan tidak boleh diabaikan untuk menolong heeeemm ...berat

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh:  Totok W (1086)    20 tahun yang lalu

 0 

Kalau pingin banyak tau soal hati nurani, Bisa film Shotting War atau Price to Peace.

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: HSGautAmA (13122)    20 tahun yang lalu

 0 

Pertanyaan itu tergantung pada situasi dan acuan pokoknya. Biasanya lembaga pers yg baik punya acuan yg disebut sbg "hostile environment coverage". Gunanya semacam etik dan pedoman perilaku selama peliputan didaerah yg abnormal. Disebut abnormal yakni disatu situasi misal perang, kerusuhan, atau bencana alam. Penjabaran panjangnya sih kompleks. Bagi yg sudah mengalami hal itu (datang kelokasi kerusuhan dan menetap disana cukup lama) maka akan paham apa yg dimaksud: tergantung sikon dan acuan pokoknya.

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: Andi Hasyim (873)    20 tahun yang lalu

 0 

Kalo bapak HSGautAmA biasanya headshoot dan midleshoot, kamera movienya selalu on, gitu ya pak

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh:  Reza Riantono Sukarno (5717)    20 tahun yang lalu

 0 

ABRi aja yang nembak pake bedil bisa dipukulin apa lagi yang nembak pake kamera

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: Ardi W. Dechan (37)    20 tahun yang lalu

 0 

Saya udah pernah liat tuh foto di situs (lupa namanya..), and (klo nggak salah) di film war photographer jg ada. Well dilema klo ada posisi spt itu, kalo saya pasti ambil gambar dulu..A GREAT MOMENT NEVER HAPPENED TWICE..

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: Eleena Oktavian (1448)    20 tahun yang lalu

 0 

Bener juga Andi Hasyim, tergantung HATI NURANI. Kalo dibayar kecil, motret aja, tapi jual ke majalah asing. Bener gak Bung Andi? He..he..he..

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: alex radio (12)    20 tahun yang lalu

 0 

jelas nolong dulu lah !!! apa mau kita disangka gak punya perasaan malahan bikin moment foto ??? gimana kl kita yg lagi susah trus difoto ma orang2 ????

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh:  Antonius Wahyu S (4423)    19 tahun yang lalu

 0 

Saya jadi ingat fotografer jawa post, yang memotret truk TNI pengangkut suporter yang terbalik. Dan fotonya menjadi pemenang. Kalau menurut saya mending motret dulu, nolonginnya belakangan. :D

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: iwan kurniawan (44)    19 tahun yang lalu

 0 

memang suatu dilema tugas fotografer, tp yang pasti itulah tugas fotografer jurnalistik merekam suatu peristiwa dan menyebarkannya secepat-cepatnya

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh:  Benny Hamonangan (13171)    18 tahun yang lalu

 0 

kamera adalah "senjata utama"seorang jurnalis photo. arti senjata utama ini adalah hasil dari senjata inilah yang nanti akan merubah paradigma masyarakat.hasil berupa photo yang akan dipublikasikan media cetak kepada masyarakat yang heterogen akan menghasilkan feed back...disinilah peranan jurnalis photo akan terlihat!Nachtwey,disini saya melihat bahwa ketika meliput dia adalah seorang profesionalisme.Apabila dia berpikir secara kemanuasiaan maka dia tidak akan motret namun dia sadar akan tuntutan dan dampak dari ketika dia memotret kerusuhan tersebut di masyarakat maka dia pun motret,bukan?.Dampak dari photo tersebut adalah terbukanya mata masyrakat akan kerusuhan tersebut yang pasti akan menghasilkan komentar negatif dan positif namun satu hal yang harus dilihat dari posisi Nachtwey adalah dia mampu memberi merubah masyarakat akan dampak negatif dari kerusuhan tersebut. Saya pernah membaca kisah seorang Jurnalis photo (saya lupa lg namanya) yang memotret seorang anak korban kelaparan yang terduduk akibat tertinggal antrian makanan dengan seekor burung pemakan bangkai menunggu anak tersebut. Sang Jurnalis menulis kisah tersebut dalam diarinya yang menuliskan bahwa betapa tertekannya bthinnya dan selalu berpikir apakah anak tersebut masih hidup atau telah mati? Setelah dia memenangkan penghargaan Publishzer (sori klo saya salah tulis) tak lama dia meninggal dunia akinat tertekan bathin dari semua ejadian yang dia saksikan dan ternyata anak yg dia photo masih hidup. Inilah yg disebut dilema para JUrnalis pHoto...motret atau tolong? Mungkin hanya ini tanggapan dari saya...salam

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh:  Fehmiu Roffy Tavare (16427)    18 tahun yang lalu

 0 

mungkin dengan foto itu kita dapat menolong orang lain...

Re: Ditolong Dulu atau Dipotret Dulu?

Oleh: Rinaldi Maskinantan (1498)    18 tahun yang lalu

 0 

Ditolong atau dipotret dulu? Kedengarannya memang dilematis..
Tapi dalam kondisi seperti nachtwey di atas, memang beliau tidak punya kapasitas banyak untuk menolong..