Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 19 tahun yang lalu
Telah berpulang ke hadirat Tuhan, sesepuh fotografi Indonesia: Brigjen Prof Emeritus Dr RM Soelarko (89 tahun) Almarhum meninggal dunia dengan tenang di Bandung pukul 13:30 WIB. Jenazah disemayamkan di Bandung dan malam ini pukul 21:00 WIB rencananya diberangkatkan ke Solo untuk dimakamkan. Almarhum adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung, yang juga merupakan salah satu pendiri Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pada tahun 1950. Beliau juga merupakan salah satu figur fotografi Indonesia, dan pada akhir hayatnya masih menjabat sebagai Ketua Kehormatan FPSI (Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia). Beliau adalah Ketua Umum pertama FPSI hasil munas pertama tahun 1973 di Jakarta. Almarhum yang dilahirkan di Solo, 20 Desember 1915 ini pernah berdinas militer dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal. Karir militernya dimulai di AURI tahun 1947 dengan pangkat kapten, lantas dilanjutkan ke Jawatan Kesehatan Angkatan Darat (AD) tahun 1950 dengan pangkat mayor. Karirnya dilanjutkan menjadi Kepala Dinas Kedokteran Gigi Jawatan Kesehatan AD (1970-1972) dan kemudian Perwira Staf di Direktur Kesehatan AD (1972). Semoga almarhum beristirahat dengan tenang di sisi-Nya.
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 19 tahun yang lalu
Ikut berduka cita. Semoga arwah beliau diterima di sisiNya dan yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Oleh: Bernardo Halim, jeber (19660) 19 tahun yang lalu
Turut berduka cita Semoga diterima di sisi Tuhan YME..Amin..
Oleh: Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497) 19 tahun yang lalu
Buku Fotografi yg saya beli pertama waktu SMA adalah karya beliau .... turut berduka cita .....
Oleh: Arianta Aria (956) 19 tahun yang lalu
ikut berduka cita.
Oleh: Arbain Rambey (103716) 19 tahun yang lalu
................................sangat berduka.......................
Oleh: Agus Widiyanto (1689) 19 tahun yang lalu
Ikut berbela sungkawa, semoga amal ibadah beliau diterima Allah swt. Saya mengenal beliau dari buku-buku fotografi karangan beliau. Sungguh besar jasanya di dunia fotografi.
Oleh: Heru Tjandranata (11165) 19 tahun yang lalu
Turut berduka.
Oleh: Arief Setiawan (74146) 19 tahun yang lalu
Pak Larko adalah salah seorang penggagas dan perintis fotografi di Indonesia. Beliau dahulu yang pertama mendirikan Perhimpunan Amatir Foto Bandung, salah satu klub foto amatir tertua di Indonesia. Beliau kemudian mendirikan FPSI (Federasi Perkumpulan Seni Foto Indonesia), suatu wadah yang menaungi seluruh klub foto amatir di Indonesia. Terakhir, kegiatan beliau di hari tua nya adalah melukis. Dalam usia nya yang senja, saya masih bisa melihat beberapa kali Pak Larko masih ttp hadir di pertemuan bulanan PAF dan di penjurian foto... Beliau adalah Bapak Fotografi Indonesia. Selamat jalan Pak Larko....
Oleh: Feri Latief (10508) 19 tahun yang lalu
Ikut berbela sungkawa. Jasanya besar untuk perkembangan fotografi di tanah air. Selamat jalan Pak Larko...
Oleh: David Dewantoro (22969) 19 tahun yang lalu
Selamat jalan wahai guru besarku...jasamu takkan kulupakan
Abis cari di lemari, aku punya buku dia dan satu lagi buku Andreas Freininger dengan editornya beliau
Oleh: Budiarto Gondowijoyo (14643) 19 tahun yang lalu
Ikut belasungkawa,semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan YME.Kembali Indonesia kehilangan satu tokoh fotografi.
Oleh: D. Setiadi (81319) 19 tahun yang lalu
Rest in Peace...
Oleh: Muhammad Baja Aksha (6711) 19 tahun yang lalu
Turut berbela sungkawa.
Oleh: avan hayuwasis (76) 19 tahun yang lalu
Selamat Jalan Pak Guru.... Terima kasih atas pembelajaran lewat sebuah buku yang mengenalkanku lebih mendalam tentang fotografi
Oleh: Bernard Juniardy,Beben (50050) 19 tahun yang lalu
Turut berbela sungkawa atas meninggalnya beliau.. Semoga arwah beliau diterima di sisi Allahu SWT.:)
Oleh: P. Theodor Sudarja, THEO (2831) 19 tahun yang lalu
selamat jalan. amin.
Oleh: Rony Rusdiansyah (7726) 19 tahun yang lalu
innalillahi wainna ilaihi roji'uun saya baru di fotografi dan masih harus banyak belajar... mulai sekarang dari beliau juga.. ilmunya akan menjadi amalan beliau disisi-Nya
Oleh: Danny (13075) 19 tahun yang lalu
turut berduka...
Oleh: Purwanto Subroto (12667) 19 tahun yang lalu
Turut berduka cita, semoga arwah beliau diterima disisiNya. Sungguh tak terukur jasanya dalam mengembangkan fotography Indonesia.
Oleh: Stephanus Hannie (25454) 19 tahun yang lalu
Turut berduka cita...semoga arwah beliau diterima di sisi-Nya
Oleh: Rendra Kartadinata (19382) 19 tahun yang lalu
Selamat jalan om.. Perbincangan dengan om Larko kurang lebih 10 tahun lalu mendorong saya untuk belajar fotografi lebih serius..
Oleh: Robby Suharlim (4441) 19 tahun yang lalu
turut berduka cita :(
Oleh: dudi sugandi (952) 19 tahun yang lalu
Berikut petikan berita di halaman satu HU Pikiran Rakyat edisi Minggu 13 Maret 2005. Mudah-mudahan bisa memberikan informasi tambahan bagi rekan2 di FN. Prof. Dr. R.M. Soelarko Soehatmoko Meninggal Dunia Sempat Mengajar di Pagi Hari SATU lagi Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, yaitu Prof. Dr. R. M. Soelarko Soehatmoko. Salah satu pendiri Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad itu mengembuskan napas terakhir pada usia 88 tahun di rumahnya, Jln. Parasitologi No. 10 Bandung, Sabtu (12/3) pukul 13.20 WIB. Menurut cucu menantu almarhum, Danet (30), kepergian salah satu Ketua PAF (Perhimpunan Amatir Fotografer, dulu Preanger Amateur Fotografen Vereniging) paling lama itu (1954-1985), tidak diduga-duga sebelumnya. "Keadaan Eyang (Soelarko-red.) terus drop sejak dua hari lalu. Tapi, kami tidak mengira bahwa Eyang akan pergi secepat ini," tutur Danet kepada "PR". Danet mengungkapkan, Sabtu pagi itu eyangnya masih memaksakan untuk mengajar di FKG Unpad padahal kondisinya sudah drop. "Beliau ngotot ingin ke kampus untuk mengajar. Karena ia khawatir tidak ada yang mengajar anak didiknya," papar Danet yang mendampingi almarhum hingga detik-detik terakhir hidupnya itu. Diakui Danet, keadaan pendiri Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI) itu, dalam dua hari terakhir terus turun. Bahkan setiap makanan yang ditelan almarhum, selalu keluar lagi melalui hidung. "Tidak terlalu jelas penyakit yang diidap eyang. Awalnya, memang dari sakit jantung. Tapi, beberapa hari terakhir perutnya kembung terus dan susah buang air," ungkap Danet yang tak kuasa menahan air matanya. Lebih lanjut Danet mengatakan, eyang tercintanya itu memang sangat aktif walau usianya sudah lanjut, semangatnya masih tinggi. "Ia masih mau mengajar untuk para mahasiswanya. Soalnya kalau beliau tidak mengajar, berarti akan membuat sibuk 5 dosen pengajar lain. Karena kata dosen-dosen di FKG Unpad, kemampuan almarhum untuk mengajar sama dengan kemampuan 5 dosen FKG yang mengajar sekaligus," tutur Danet lagi. Menurut pihak keluarga, rencananya jenazah almarhum Soelarko dimakamkan di pemakaman keluarga Keraton Mangkunegoro di Bibisluhur, Surakarta, pada Minggu (13/3). Jenazah diberangkatkan dari Bandung pada Sabtu (11/3) malam, pukul 20.00 WIB. Buku autobiografi Bernama lengkap Raden Mas Soelarko dilahirkan di Baturetno, sebuah kota kecil 30 km arah selatan Wonogiri, pada 20 Desember 1915. Ia adalah anak ke-9 dari 11 bersaudara dari pasangan R. M. Ng. Soehatmoko dan R. A. Puspodiwati. Ayahnya adalah seorang Pangreh Praja Kerajaan Mangkunegoro yang merupakan cucu dari Mangkunegara III. Ayahnya juga dikenal sebagai pujangga sastra Jawa. Darah seni sang ayah ternyata mengalir deras kepada Soelarko yang pangkat militer terakhirnya ialah brigadir jenderal. Selain aktif di kedokteran gigi, yang bersama-sama (alm) drg. R. G. Soeria Soemantri mendirikan PDGI dan FKG Unpad, Soelarko juga aktif di dunia fotografi dan lukisan. Bermula dari hobi, ternyata dua kegiatan itu juga yang kian melambungkan nama Soelarko. Di dunia seni lukis, salah satu yang paling ia banggakan adalah ketika Bung Karno berminat membeli salah satu lukisannya, ketika presiden pertama RI itu mengunjungi Bandung pada tahun 1956. Di tempat Bung Karno menginap, yaitu Gedung Pakuan, digelar pameran lukisan. Bung Karno sangat berminat membeli salah satu lukisan Soelarko, dan meminta Soelarko untuk memilihkannya. Dipilihnyalah lukisan berjudul "Potret Gadis Sunda", dan ternyata Bung Karno sangat menyukainya. Lukisan itu kini ada di Istana Bogor bersama koleksi-koleksi lukisan Bung Karno lainnya. Sementara di bidang fotografi, selain memimpin PAF dan turut mendirikan FPSI, Soelarko juga memberikan privat-privat fotografi kepada siapa pun yang hendak belajar kepadanya. Ia pun sempat membuat sejumlah buku di bidang fotografi, yang kemudian beberapa bukunya itu menjadi pegangan dalam pengajaran fotografi di universitas-universitas. Dunia fotografi mulai ia tinggalkan pada tahun 1988. Berkat pengabdiannya di bidang fotografi itu, pada 1 Mei 2004 lalu, Soelarko mendapat penghargaan dari FIAP (Federation International Art Photografer) yang berpusat di Prancis. Salah satu keinginan almarhum yang belum sempat tercapai ialah membuat buku autobiografinya. Anak pertamanya, Prayitno, sudah bersedia membantu sang ayah untuk menyusun buku tersebut. Namun belum sempat cita-cita itu terlaksana, Sang Khalik telah memanggil Soelarko ke sisi-Nya. Semoga amal ibadah serta sumbangsih almarhum khususnya di dunia kesehatan gigi, dan fotografi bermanfaat bagi generasi penerus. Selamat jalan Prof. Soelarko. (EsGe/"PR")***0:)
Oleh: Aryono Huboyo DJATI (127032) 19 tahun yang lalu
Saya sebagai junior yg pernah berdiskusi panjang lebar dengan beliau sangat kehilangan sosok pakar dentist dan fotografi ini. Semoga Tuhan YME memberikan tempat yang lapang dan nyaman untuk almarhum. Amien.