Oleh: Ambonic (641) 18 tahun yang lalu
Refleksi sudut pandang saat memotret liputan memang menjadi salah satu aplikasi kreatifitas fotojurnalis atau wartawan foto. Sama seperti para wartawan penulis, yaitu merefleksi apa yang disaksikan, yang menjadi persepsinya, lalu ditumpahkan dalam sebuah berita. Keduanya sama-sama mencerminkan sebuah gambaran.. yang satu adalah gambaran foto, atau cerminan dalam sebuah frame berisi gambar bercerita.. yang satu sebuah gambaran kejadian dalam susunan kalimat yang bercerita, fakta dan nyata.. keduanya pun sama-sama mengambil sudut pandang (angle) Saya setuju kalau kedua profesi itu disebut jurnalis/journalist.. karena biasanya para wartawan tulis.. ya.. beberapa dari mereka suka mengeluh 'kenapa sih fotografer pada bikin komunitas sendiri-sendiri, sok banget padahal cuma tukang foto.. dah gitu kameranya dipinjemin kantor pula..' juga antara sesama reporter misalnya yang TV versus yang cetak/on line atau radio.. 'anak-anak TV enak banget ngga kehujanan, kepanasan, liputan dalam mobil, yang ditulis dikit ngga usah mendalam, gaji gede.. kalo yang cetak/on line udah kemana2 ngangkot atau naek motor, kehujanan, kepanasan, udah gitu laporannnya banyak..dsb' Tapi ambil jalan tengah nya aja deh.. menurut aku kesemuanya sama memiliki idealitas tersendiri.. karena kita para jurnalis adalah pekerja idealis.. justru dengan membeda-bedakan malah bikin perpecahan.. semua sama, punya kelebihan dan kekurangan yang nulis bisa sambil motret dan sebaliknya.. sama saja, yang cetak/on line vs TV sama aja kok.. walau kepanasan/kehujanan tapi terlatih reporting mendalam.. jadi tidak ada yang membedakan kita para jurnalis.. oke.. Peace
Oleh: Tomi Haryadi (255) 18 tahun yang lalu
jadi fotografer = juru/tukang foto, reporter = juru/tukang catat, arsitek = juru/tukang gambar, koki = juru/tukang masak.. semua orang penjuru/petukangan
Oleh: Yordan Ahmadinata (26165) 18 tahun yang lalu
mas, makanya kamera kantornya kembaliin...hehehe... becanda, pisss.... ya fotografer, ya coruptor, ya reporter, ya rektor, ya rocker, ya jurnalis kan juga manusia, jadi aksi sirik-sirikan itu pasti ada (manusiawi itu namanya....) biarka saja mengalir seperti air... perbedaan pendapat bikin pekerjaan lebih berarti....tul gak?... asal jangan sampai gontok-gontokan spt di DPR waktu itu...ok? terus aja motret ya mas.... salam
Oleh: Adhi Perwira (14707) 18 tahun yang lalu
yeah semua sama gak ada bedanya, kan semua berekspresi cuma beda medianya aja. ada yg tulisan, foto, atau rekaman video.
Oleh: Andi Hasyim (873) 18 tahun yang lalu
barang kali maksud kalimatnya begini "I am a journalist," says John G. Morris, "but not a reporter and not a photographer." kalau benar, sebuah kalimat menarik untuk diurai, jurnalis bukan tukang. Pahami sendirilah....
setuju..sama John G Morris!!
Oleh: Fehmiu Roffy Tavare (16427) 18 tahun yang lalu
Kan cuma tulisan doank yah. Mending IM a Journalist deh.. Biar keren. Biar orang-orang tau kalo sampeyan tuh wartawan kali yah? Atau sebagai identitas hobi diri. Tulis saja.. "Gue Ni Fotografer." gede-gede. Kaya'nya keren deh
Iya dong.. kita kan Sombong.. hehe.. situ modalnya cuma pulpen ama kertas tulis.. huahuahuahuaa.. kita modalnya kamera pinjeman kantor dooonggg... weeeekk...!!!
Oleh: Nuryaman Chaniago (541) 18 tahun yang lalu
Mari hilangkan perbedaan, kuatkan kebersamaan
Oleh: Rimba Mahardika (3935) 18 tahun yang lalu
Saya setuju dengan Bang Rambey (Salam Kenal, Bang!). Hendaknya seorang fotografer harus juga bisa menulis. Pribadi saya, menghindarkan ketidaksepadanan antara artikel dan foto. Si penulis nulis tentang apa, foto yang ditampilkan berbeda. Nunggu konfirmasi, kelamaan. Berita keburu basi. Hal seperti itu sering terjadi di media massa-media massa, khususnya cetak. Itulah salah satu sebabnya kenapa saya menulis juga, memotret juga.
Oleh: Muhammad Ali (4) 18 tahun yang lalu
walopun ga nymabung ke judul, yang penting balik ke redaksi pada bawa berita
Oleh: Sundoyo Hardi (3777) 18 tahun yang lalu
aku punya kausnya. pemberian teman di semarang. tapi sayang, sekarang jarang sekali aku pake. abisnya kecil sekali sih size-nya. gak muat bagi anatomi tubuhku yang XXL. hehehe
Wah mentang mentang kribo, namanya Ambonic emang orang Ambon semua kribo? Untuk pak Sundoyo, mending kaosnya buat saya aja ya ngga!
Oleh: Yudi Febrianda (9934) 18 tahun yang lalu
jadi kaos nya berapaan mas??