Oleh: FX Satriyo Dwi Nugroho (3010) 18 tahun yang lalu
adakah komunitas pengguna kamera tua di fn, kamera yang sebelum tahun 90an or else, pokoke manual pake film hehehe baik nikon maupun canon tua, voightlander, zeiss ikon, rolleiflex, agfa, kodak, kiev dan teman-teman? aku masih menggemari kamera tuwek dan pengin nanya-nanya soal kamera tua. matur nuwun very much
Oleh: Paulus Henricus (4536) 17 tahun yang lalu
ok bro.............kl bisa bareng senior2 yg laen jg....tp kliatannya dah mulai turun nih semangat old shutter never die....atw lg jln sendiri2 aja nih ?????????
Oleh: Lukman Anas (33709) 17 tahun yang lalu
kayaknya asik tu klo bareng2.. :D
Oleh: Ryandi Sulistyo, Ryan (4508) 17 tahun yang lalu
jalan jalan bawa kamera terus dong :-"
Oleh: Setyo Bagyo, SB (6862) 17 tahun yang lalu
he he he tenaga anak muda emang gak ada matinya... beda ama kita yang tua tua... pada gampang capek. Mas Paulus coba organize hunting nya deh kerja sama ama mas Bayu. Mas Paulus aku mau lepas 2 unit FM 2 ku (black dan Silver) bisa bantu jualin kah ? Khan spesialis investor kamera analog :)
Oleh: Bayu Arya (665) 17 tahun yang lalu
Nikon F2, 28mm f/3.5, Kodak ProImage ASA 100.
Oleh: Didik Witono (10876) 17 tahun yang lalu
Tempo Interaktif Sabtu, 06 Oktober 2007 Suplemen Lelaki dan Kamera Tua Komunitas penggemar kamera tua Indonesia tak kalah dibanding negara lain. Ada yang punya kamera keluaran 1892. Hobi selalu mudah ditularkan. Ini terjadi pada Fransiskus Nugroho. Lajang 26 tahun asal Yogyakarta ini sejatinya memiliki hobi mengoleksi motor tua. Lama-kelamaan, dia doyan segala hal yang berbau "sepuh". Kebetulan, ia juga punya hobi fotografi. Dari hobinya mengoleksi perkakas tua, Frans, nama panggilannya, kemudian melirik kamera lawas. Ia pun serius dengan hobi barunya itu. Langkah pertama, ia mencari komunitas pengguna kamera tua. Pada 7 April 2006, Frans menanyakan keberadaan komunitas itu di forum website www.fotografer.net. Celetukan Frans ini bak bola salju. Ternyata banyak yang punya kegemaran sama dan merespons balik. "Saya yang mendaftar nama mereka dan mengirim pesan satu per satu," kata Setyo Bagyo, koordinator embrio komunitas ini. Para anggota komunitas tersebar ke berbagai kota di Jakarta, Bandung, Medan, Jember, Semarang, hingga Serdang (Malaysia) dan Aachen (Jerman). Interaksi antaranggota banyak terjadi di dunia maya. Obrolan dan tukar pikiran terjalin dalam forum tersebut. Juga pamer kamera jadul itu. Namun, hingga sekarang, komunitas ini belum juga dideklarasikan. "Nunggu anggota bisa kumpul dulu," ujar Setyo, Direktur Sumber Daya Manusia di PT Eisai Indonesia, Selasa lalu. Sementara ini, kata dia, anggota komunitas sudah terjaring 47 orang. Menurut Setyo, sejak 7 April 2006--yang menjadi hari jadi tak resmi komunitas itu--mereka baru sekali bertemu sekaligus hunting pemandangan sebuah terowongan di Cianjur, Jawa Barat, akhir tahun lalu. "Itu pun baru tujuh orang," ujarnya. Komunitas ini, kata Setyo, membatasi ketuaan kamera pada produksi sebelum 1997. Koleksi kamera tua di Indonesia, menurut dia, tak kalah dibanding koleksi orang asing. Agung Kurniawan, anggota dari Jember, kepada Tempo mengatakan memiliki kamera kuno Watson dan Sons, produksi Inggris pada 1892, yang masih berfungsi baik. Ia mendapatkan kamera dari kayu dan kuningan itu secara cuma-cuma dari seorang tukang reparasi kamera tua di Bondowoso, Jawa Timur, dua bulan lalu. Menurut Setyo, kebanggaan memiliki kamera tua bukan untuk pajangan. "Ini soal hobi dan rasa seni," katanya. Ia memiliki dua kamera tua. Satu kamera Rolleiflex keluaran 1942 dan satu lainnya kamera keluaran 1950-an. Setyo mengenal kamera pada usia belasan tahun. Ia baru dipasrahi ayahnya sebuah kamera tua setelah kuliah. Di mata Setyo dan anggota lainnya, kamera tua memiliki keunikan dan tantangan sendiri dalam penggunaannya. Keunikannya adalah soal waktu. Sementara hasil bidikan kamera digital bisa langsung dilihat di layar liquid crystals display, hasil kamera tua baru diketahui setidaknya sehari. "Tapi itu nikmatnya," ujar Agung menimpali, "bisa bikin deg-degan dan penasaran." Selain itu, penggunaan kamera tua bisa mengasah kemampuan memotret. "Pemula jadi tahu pengaturan diafragma, kecepatan, dan pencahayaan." Namun, memang tak mudah merawat kamera lawas, misalnya masalah suku cadang dan tukang servisnya. "Spare part-nya susah dan jarang orang yang bisa menyervis," kata Setyo. Lensa kamera Rolleiflex-nya bahkan sudah berjamur dan susah dibersihkan. "Dulu saya salah simpan," ujarnya. Dia menyimpannya di lemari pakaian biasa. Akibatnya, jika digunakan untuk memotret, lensanya nge-fog (seperti berkabut). Ini tidak mudah diganti. Kemungkinannya adalah mengganti suku cadang kameranya yang rusak dengan suku cadang kamera lain yang masih berfungsi baik atau mengkanibal. Tapi, untuk kamera Watson dan Sons seperti milik Agung tak mungkin dikanibal lantaran kamera model itu tinggal satu. Kendala lainnya adalah tukang servis yang kurang memahami kamera tua. "Pernah saya menyerviskan Rolleiflex, tapi tidak diapa-apakan," kata Setyo. Karena itu, dengan forum komunitas tersebut, anggota bisa bertukar informasi mengenai suku cadang dan tukang servis yang andal memperbaiki kamera tua. Setyo berharap, dengan komunitas pengguna kamera tua ini, orang akan melirik kembali kamera film. "Karena kamera tua membutuhkan skill tersendiri dibanding kamera digital," ucapnya. Adapun Agung punya harapan komunitas itu bisa memperkaya pengetahuannya tentang kamera tua. "Saya sendiri senang dan butuh info soal kamera tua," kata Agung. Walau belum pernah kopi darat setelah hunting akhir tahun lalu, komunitas ini berencana berjumpa lagi. "Habis Lebaran mau hunting ke Marunda," ujar Frans. Rencananya, mereka ingin mengabadikan orang-orang Madura ketika membeli perahu di laut Jakarta. "Orang Madura membeli perahu di tengah laut dan membawanya dengan dipereteli per bagian," katanya. MUHAMMAD NUR ROCHMI Tip Merawat Kamera Tua Merawat kamera tua tak bisa sembarangan. Bayu Arya Indra, jurnalis otomotif yang menggilai kamera lawas, memberikan tip cara perawatannya. Keluarkan baterai dan film jika akan menyimpan kamera dalam waktu lama. Sebab, film yang lama berada dalam kumparan (spool) kamera bisa pudar. Musuh utama kamera tua adalah jamur dan debu. Bersihkan bodi terluar kamera dengan peniup debu (duster) yang dijual di toko peralatan kamera. Kamera yang sering dibersihkan bisa terhindar dari jamur yang bisa menyebabkan korosi pada badan luar. Jangan sekali-kali melumasi kamera dengan pelumas apa pun, kecuali Anda sudah memahami cara membongkar kamera. Jika kamera macet, segera bawa ke tukang servis kamera. Bagi yang sudah memahami cara membongkar kamera, pelumasan sebaiknya menggunakan bensin atau oli non-alkali (oli litium). Hindari cairan penetrant yang lazim digunakan untuk melumasi rantai sepeda atau engsel pintu. Sebab, sifatnya yang lengket dapat menghambat rana kecepatan kamera (shutter curtain). Usahakan minimal sebulan sekali kamera lawas Anda dipakai agar pegas dalam kamera tidak tertekan lama. M NUR ROCHMI
dahsyat laporannya ^:)^
semoga info om Didik....bisa 'membakar' semangat komunitas old shutter never die buat hunting bareng...........dan para senior bisa menurunkan 'ilmu'nya buat junior2 spt saya...................salam old shutter
Oleh: Sofian J. Anom (1079) 17 tahun yang lalu
Sebetulnya saya masih semangat. Tapi itu lho..., yg pada hunting kok jauh dari jangkauan yah... Jadinya saya nggak bisa ikut. Dan sejauh ini saya lebih sering hunting sendiri. Coba kalo hunting rame-ramenya dekat dengan tempat tinggal saya, pasti saya ikut. Eh btw, di Mojokerto banyak obyek menarik lho, khususnya situs-situs peninggalan kerajaan Majapahit. Asyik juga kan, kamera tua buat motret situs2 kerajaan tua (sama2 tua).
Sebetunya saya juga pingin mengirim artikel tentang kamera-kamera tua ini, baik tentang teknik pemakaian maupun kelebihan dan kekurangannya. Tapi bukan tulisan saya sendiri. Kebetulan saya mempunyai koleksi beberapa edisi (sekitar 50an edisi) majalah Foto Indonesia (cikal bakalnya majalah Foto Media) dan juga Foto Media. Saya lihat, banyak artikel di dalam kedua majalah tersebut kok masih relevan sekalipun fotografi saat ini sudah masuk ke era digital. Bahkan sebagian di antaranya jarang ditemui di majalah fotografi yg beredar di Indonesia saat ini. Bagaimana tanggapan old shutterers? :)
@ artikel itu kebetulan nemu, trus saya lihat kok belum pernah diposting...jadi sekalian dibikin "kompor" agar anget dan menyala lagi penggemar kamera klasik. @Anom : wah motret di Trowulan..bisa dapet obyek penampakan neh ! btw kayaknya asyik motret patung candi dan obyek peninggalan [candi tikus, siti hinggil, segaran dan benda2 kuno] , artikelnya boljug... kalau kober ngetik mas.
Oleh: Anto Iswahyudi (203) 17 tahun yang lalu
Hualoh Om-Om semua hehe..Saya mo ikutan jugak ah..berikut adalah "peralatan" saya..Pentax Spotmatic SP FAsahi Pentax SMC 55mm f/1.8Helios 50mm f/2Mamiya-Sekor SX 28mm f/2.8(warisan Om Didik :p )Super-Multi-Coated MACRO-Takumar 1:4/5C (lagi2 warisan Om Didik heuheu)Jupiter M21 200mm f/4Yak mari kita koempoel djadoel hehehe..HeyHoLetsRollTheFilm! :P
Ini salah satu hasil jepretan saya.. Pentax Spotmatic SP F w/ SMC 55mm f/1.8 Fuji Superia 200 Aperture 1.8 Speed BLowLightPhotographyRocks! :p
Ini jg salah satu hasil jepretan saya.. Pentax Spotmatic SP F w/ SMC 55mm f/1.8 Fuji Superia 200 Aperture 1.8 Speed BLowLightPhotographyRocks! :p
Ini lagi-lagi salah satu hasil jepretan saya.. Pentax Spotmatic SP F w/ SMC 55mm f/1.8 Fuji Superia 200 Aperture 1.8 Speed BLowLightPhotographyRocks! :p
Ini ehm..masih salah satu hasil jepretan saya.. Pentax Spotmatic SP F w/ SMC 55mm f/1.8 Fuji Superia 200 Aperture n/a Speed n/aHeyHoLetsRollTheFilm! :p
Ini anu..masih juga salah satu hasil jepretan saya.. Pentax Spotmatic SP F w/ Jupiter M21 200mm f/4 (poor man's Carl Zeiss hehehe..) Fuji Superia 200 Aperture n/a Speed n/aHeyHoLetsRollTheFilm! :p
takumar 8-> mantap bang :)
@Mas Anton : tone ama bokeh nya manteb..., suka bukaan gede dan dan speed B ya:-)
@Om DidikHehew iya nih Om saya kebetulan jatuh cinta sama yg "bukaannya" gede2 plus speed B hehe..soalnya saya suka foto low dan available light sih.Karena menurut saya tantangannya banyak dan kalau pas berhasil puas bgt rasanya..seru gt! apalagi kalau dah mau dicetak itu deg2kannya minta ampun..penasaran..kl sama digital mana bs begitu?huuu..heheheheTp dari main2 low light itu saya belajar bnyk Om, terutama soal lensa..dr hasil coba2, saya baru sadar kalau Lensa SMC 55mm itu berdasarkan pengalaman hasilnya tajem bgt pd bukaan antara 5.6 sampe 3. Selain itu krn suka bgt pake speed B saya jg jd belajar mengingat dan mengkira2 speed pada saat cahaya sgt minim..Speed yg biasanya saya jadikan patokan itu adalah dari speed 1/4 sampai 1 dgn cara menghitung dlm hati pd saat tombol ditekan sampai shutter nutup lg..itu juga gara2 kamera saya itu shutternya suka nggak mau balik lagi kalau speednya dibawah 1/4, jd kl sdh bgt apa boleh buat, dibukalah aperture lebar2 dan B pun ditekan..hehehe..wah kpn2 mau nih Om belajar lebih soal tehnik lowlight photography, tehnik buka-bukaan ataw tehnik bongkar kamera hehehe peanasaran nih saya..Cheers!heyHoLetsRollTheFilm! :p
Oleh: Andie Tanadi (1418) 17 tahun yang lalu
sdr Didik Witono: menarik sekali laporan anda sdr Anto Iswahyudi: kamera dan lensa-lensa anda sangat menarik
meskipun sudah ada lahannya, tapi mungkin saja ada rekan rekan dari komunitas yang bisa membantu saya di jakarta. :) trims :)cari santai LTM lens.
Mas Andipo.... kalo cuman buat dokumentasi pake aja kamera digital saya (canon) mumpung belum di jual he he he Silahkan kontak aja nanti kita ketemuan kalo perlu kamera digitalnya Kalo kamera Pentax mungkin mas Wijanarko di Jogja punya, coba di sms aja
Untuk memenuhi janji saya mengirimkan artikel-artikel dari majalah-majalah tua koleksi saya, silahkan klik di sini.
Oleh: Anto Iswahyudi (203) 16 tahun yang lalu
Halo Om-Tante-Kakak semuah..setelah melihat dan ikut forum kamera tua ini kok saya tiba2 kepikiran knp kita g bikin "komunitas kamera tua" yg terpisah dr FN ya..maksudnya biar lebih fokus dan gampang diakses..soalnya saya saja baru tau kl di FN ada komunitas spt ini dari Om Didik W, gmn orang diluar komunitas kt?..kalau kt pny page sendiri kt bs ngadain pameran bareng, bikin schedule hunting, bikin review, tulis artikel, bikin tutorial bongkar2 super experimental (wah kl ada bakal keren bener nih heheh) ataw bahkan upload video tutorial gt..Nah untuk itulah saya mengambil inisiatif untuk membuat sebuah web khusus yg memungkinkan hal2 sb diatas dilakukan, dengan alamatkameratua.multiply.comMemang untuk bisa menjadi anggotanya harus pny account di multipy.com, tp saya rasa itu g jd masalah.daftarnya gampang kok. mlh tiap anggota jd punya personal page sendiri gituuh..nah gimana nih Om2 sekalian?Jika memang Om2 semua setuju saya tunggu kehadirannya di kameratua.multiply.com..Jika tidak setuju pun website itu sdh up n running..cm kl dengan bantuan teman2 akan lebih berguna lagi..Cheers!HeyHoLetsRollTheFilm! :p