Oleh: Vito Mario Liu (8498) 18 tahun yang lalu
Diskusi yuk ! Bisa nggak sih dengan hanya mengandalkan olah digital untuk menghasilkan foto yg setara dengan hasil studio foto indoor (cth: foto2 kerennya mbah Uyo, ully, darwis, etc). Hasil yang saya maksud terutama dalam segi kualitas & pencahayaan. Lalu...: -Kalau gak bisa, faktor2 apa yg masih belum bisa dijalankan secara oldig. -Kalau semua bisa lewat oldig, mengapa masih pake foto studio ? -Foto studio kan kadag masih perlu di oldig, kenapa gak sekalian aja dari awal oldig (maksudnya jadi gak perlu ngeset lampu, background, ini itu etc..). - Dengan era fotografi digital, perlahan2 traditional darkroom mulai menyurut.. apakah dgn kemajuan teknologi, nasib yg sama akan dialami oleh photography di studio ? Kalau oldig bisa semuanya, mending saya rajin2 belajar oldig & gak perlu experimen dgn alat2 studio foto (mahal buat yg hanya fotografi sebagai hobby). ASUMSI: faktor komposisi, angle, kecantikan objek-nya, dkk.. sama. Ayo para pakar oldig & photo studio .. input & komen-nya please..
Oleh: Anton Tarigan (14309) 18 tahun yang lalu
Om Vito, menurut saya sih as a very new bie, oldig gak bakal mampu menggantikan lighting studio.......hasilnya beda banget.... Itu menurut saya lho......
Oleh: Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497) 18 tahun yang lalu
pertama : memfotonya pun harus benar :D .. kedua kreatipitas :D ... Kalau saat Japri si' , Uyo ngakunya di editin ama emaknya .. ;)) :)
Oleh: Sabiq Ghozali (3371) 18 tahun yang lalu
imho.. kalo kita berlatar belakang desain grafis kita akan lebih condong ke oldig, tapi kalo kita udah lama di fotografi pasti lebih condong main di lighting. mungkin senior lain ada yg menambahkan???
Oleh: Herlambang, BN (8204) 18 tahun yang lalu
Anda lebih suka jungkir balik jongkok tiarap moto ... atau duduk di depan komputer 3 jam an nge re-touch foto ? Kalau misal oldig bisa menggantikan studio foto, kenapa fotografer wedding kelas dunia masih pakai studio ya ? Padahal dia udah photoshopper kelas dunia .. http://www.yervant.com/awards.htm
Oleh: Mustakim Irsan, ICHAN (55541) 18 tahun yang lalu
Dari sedikit pengalaman yg pernah saya tau, kalo buat saya pribadi sih salah satu yg tidak bisa digantikan oleh oldig adalah custom lighting yg kita inginkan dari setup lampu, entah itu di studio atau outdoor. Agak berbeda dgn Kak Wiwin, menurut saya si Uyo foto2nya keren karena dia motretnya gak pake kamera melainkan pake scanner :P
Herlambang: kenapa masih pakai studio ? salah satu alasan yg bisa kepikir saat ini adalah supaya bisa charge lebih gede ke client-nya :D. Gak usah jungkir balik 3 jem lah.. kan bisa di outsource ke specialist photoshop (apalagi kalo di outsource ke China -- murah gile ) dan 5 taon lagi mungkin lebih gampang ngedit secara digital. ICHAN: bisa diperjelas ? bukannya lighting2 bisa dgn dodge/burn + filter2 lighting ?
Oleh: Dwi Prabowo (12096) 18 tahun yang lalu
Mendingan Vito upload foto, yang dibikin bukan distudio tapi setelah di Oldig kaya bikinan studio. Karena jaman dulu studio malah dioptimalkan bisa bikin foto seperti di alam bebas. Bisa ligthing yang bisa menggantikan cahaya matahari. Baik disiang hari maupun pagi hari. Terutama bila kita di kejar dead line sementara cuaca buruk. Contoh kita pake OHP/proyektor untuk bikin BG dll. Sekarang pengen sebaliknya ya... Foto di alam pengen diolah kaya di studio :D
Mas Vito, Ini masih menurut saya pribadi lho (berdasarkan pengalaman aja). Burn/dodge tidak akan membuat/membentuk efek lighting seperti lampu melainkan hanya memperkuat lighting yg sudah ada. Oke, utk scenery tertentu mungkin bisa, contohnya ROL pada foto landscape. But, apakah bisa sama (atau lebih bagus) dari ROL beneran ? Saya kira sampe sekarang belum bisa. IMHO
Oleh: I Made Davi S.J. (53611) 18 tahun yang lalu
Maaf nih bli Vito aku jd agak bingung, ini maksudnya perbandingan antara; Foto outdoor dengan natural lighting (di oldig) vs Foto indoor (studio) dengan lighting buatan (tanpa oldig). gitu maksudnya? Atau dua dua nya foto studio; yang satu oldig dan yang satu non oldig, hanya memaksimalkan lighting? bayangkan juga foto outoor dengan artificial lighting yang menawan...(tanpa oldig) Tapi kalau diasumsikan nilai kompo, pose, dll sama, kalau saya mah mendingan oldig bli, murah meriah tinggal sewa tukang insinyur potoshop, kasi mentahnya bikin konsepnya awasi hasil akhirnya, sesuaikan dengan standar kita. tp kalau idealisme bli Vito mau bikin fine art dari tangan sendiri, ya mesti belajar oldig untuk digital, dan lighting yang teliti apabila menggunakan film.... saya sendiri kurang pintar untuk dua duanya makanya pengen belajar teruuuuuusssss........ :)) peace
Made Davi: Maksud saya Indoor photo studio v Indoor Oldig :D ICHAN: makasih kemaren bantuin ngilangin ijo2 di muka. Raya: Coba check foto2nya 'Robin Alfian' deh http://www.fotografer.net/isi/galeri/index.php?searchid=3&katacari=49628 kalo gak salah dia pernah bilang murni olah digital.
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 18 tahun yang lalu
Vito..gak bisa, maksudnya gak bisa sebagus indoor. kalok penggabungan poto studio dan olah digital, bisa.
Alex: gue rada gak nangkep maksud elo.. sebagus indoor ? gabung foto studio dan olah digital ?
Oleh: Arifandi Indraprasetio (11044) 18 tahun yang lalu
Wah pertanyaannya buat para pakar nih gak bisa ikutan. Tapi berbagi pengalaman saya sih begini bung Vito. Permasalahan bisa tidaknya di ganti untuk saat ini saya bilang sih tidak. Studio bagaimanapun juga tetap diperlukan dan sebaik-baiknya digital imaging masih belum sanggup menggantikan fungsi total sebuah studio. Memang dengan imaginasi tak terbatas dan kemampuan digital imaging yang sempurna bisa saja menghasilkan karya yang spektakuler. Namun cenderung lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengedit satu gambar saja. Contoh ingin mendapatkan efek ringflashnya darwis. Anggaplah kemampuan digital imagingnya sudah sangat sempurna. Motretnya dengan sumber cahaya yang berbeda. Tentu jatuh bayangan bakal beda. Bisa saja sih kalau telaten di tusir satu-satu Tapi tetap memakan waktu yang sangat banyak hanya untuk satu gambar. Saran saya sih kalau memang untuk hobby beli saja lampu peralatan studio dari cina yang murah2 atau barang seken. Atau lebih baik bersama beberapa teman menyewa studio dan peralatan lighting. Memang lebih mahal tetapi anda tidak perlu repot merawat peralatan2 tersebut. Dan di waktu lainnya terus menerus belajar digital imaging. Karena baik digital imaging maupun studio lighting kedua-duanya memiliki jumlah teknik yang sangat banyak untuk dipelajari. Salam.
Oleh: Arie Lendra Putra, ST (20556) 18 tahun yang lalu
ada yg bisa dan ada yg nggak bisa.. ;)) daerah abu2 nih :)
vito....beneeerrr
Oleh: Arbain Rambey (103716) 18 tahun yang lalu
Dengan adanya program Microsoft Word, tidak otomatis semua orang bisa bikin novel atau cerpen kan? Orang yang baru bisa nulis akan mengira bahwa saat Word diciptakan, menulis jadi gak ada artinya lagi. Nah, Photoshop itu setara Microsoft Word, lalu foto yang bagus itu setara novel yang bagus... Semoga pemisalan ini kena......
Oleh: Alva F.P. Sondakh (9358) 18 tahun yang lalu
mudah - mudahan one-liner ini ga diapus...tapi setuju banget dengan pemisalan pak Arbain...
Oleh: Budi Prasetyo (5481) 18 tahun yang lalu
saya pikir uraian Om arbain sudah bisa menutup diskusi ini... :-)
Om Arbain, Alva dan Budi: kyknya analoginya bung Arbain kurang masuk deh buat contoh saya.. di diskusi ini kan saya kasih 'asumsi' bahwa kreatifitas si fotografer/designer-nya sama .. dari segi ngatur (angle, komposisi, ngerti ttg jatuhnya cahaya dll ).. jadi kalo di analoginya bung Arbain.. si penulis cerpen dgn MS-Word rada 'irrelevant'. Mungkin lebih cocok kalo analogi-nya saya rubah dikit sbb: Ada 2 penulis cerpen yg sama2 berbakat dalam arti isi cerpennya menarik (asumsi loh).. yg satu masih kukuh utk ngetik dengan mesin ketik kuno manual(anggep aja foto di studio) yg satu lagi dgn MS-Word (anggep aja olah digital) .. nah.. yg penulis dgn mesin ketik kuno.. kalo diajukan pertanyaan diskusi ini... bisa berargumen :"kalo pake mesin ketik manual... hasilnya kan bisa dilihat langsung tanpa musti beli printer dan press print" <-- emang sih alasan rada ngasal.. tapi kira2 begini.. maksud saya :D
@ Vito : Anda coba lihat dulu portfolio Yervant deh. Saya pernah liat interview dia dan 'demo' dia saat nge photoshop salah satu jepretan dia. yang bikin saya impress .. dia bisa bikin orang hilang 10kg :) kalo gitu ..anda bukan perlu sekadar studio saja, tetapi fitness trainer :D FYI .. Yervant udah pegang Photoshop dari v.4. Anda kapan ? Berikut recognition dia : " Yervant is recognised as a world pioneer in the introduction of digital imaging and graphic design in professional wedding and portrait photography, and is currently developing the "ultimate gallery" which involves a DVD presentation of life and still images. Winner of numerous AIPP awards and triple master of photography - AIPP, Yervant leads a small team of professionals who have years of experience in "getting the best smile". Described as "story tellers of the day", Yervant Photography wedding albums are like viewing a video of the day in book format " Kalo artwork udah di outsource ke China .. saya ndak tau apa jadinya dunia deh. CF card aja dijual kiloan disana kayak kacang, artwork ... weleh ... saya bukan bayar seorang Vito Mario Liu donk kalo misal anda jadi top photographer NANTI ? :) PS : coba liat Photoshop actions price dia ya ? :) http://www.yervant.com.au/purchase.html
Oleh: Maman Suherman (158) 18 tahun yang lalu
Wah jadi rame juga yach diskusinya, jujur saya akui memang menarik topik ini (meskipun saya baru mengenal fotografi dan PS). Untuk menjawab pertanyaan topik (Oldig bisa menggantikan Studio Foto ??), menurut saya kita harus tahu dulu fungsi masing-masing, apa fungsi Oldig dan apa fungsi Studio Foto serta untuk keperluan apa Oldig itu dipergunakan. Selain itu, apakah ada ketergantung satu sama lain, misalnya apakah Oldig selalu memerlukan objek (gambar/pic) yang dihasilkan oleh Studio Foto ? Atau sebaliknya. Kalau kita menggunakan perangkat komputer untuk mengolah foto digital yang dihasilkan oleh Studio Foto (kamera), sudah jelas jawabannya adalah bahwa Oldig tidak bisa menggantikan Studio Foto. Tetapi kalau kita membuat gambar sendiri dengan komputer (menggunakan PS, CD, dsb.), misalnya logo perusahaan atau gambar-gambar arsitektur (3D) , lalu kita buat efek-efek pencahaan yang bagus, jawabannya juga jelas bahwa kita tidak perlu Studio Foto. Hal sebaliknya juga berlaku, jika Studio Foto menghasilkan gambar/foto yang sangat baik, maka Oldig tidak diperlukan lagi. Tetapi kalau foto yang dihasilkannya itu masih banyak kekurangan (kayak foto-foto saya, maklum masih belajar), maka disinilah peran Oldig diperlukan. Tapi sepengetahuan saya teknologi diciptakan untuk mempermudah manusia dalam bekerja. Sehingga menurut saya masing-masing (Oldig dan Foto Studio) sebaiknya saling melengkapi, imho lho... Salam.
bener.. saling melengkapi, jangan dipilih satu satu.... :) kalau mampu sih dua duanya..... ini contohnya dr Ndoro peace
Sebelumnya saya kasih tau kalo saya netral.. gak anti foto2 di studio dan bukan juga ahli olah digital, ini hanya thread diskusi sejenis 'Apakah digital photgraphy akan menggantikan film'.. gitu loh. Jadi jawaban gak harus ditujukan ke saya directly.. dibahas aja ok. Pendapat pribadi saya sih.. 'foto2 flat yg di olah digital akan bisa sepenuhnya menghasilkan foto sebaik foto2 berkualitas yg diambil di studio yg dilengkapi peralatan2 studio (eg. lampu, flash, softbox, BG, etc).' Mungkin sekarang belum bisa sempurna menggantikan dan masih time-consuming.. tapi saya 'prediksi' 5+ tahun lagi deh dgn cepatnya perkembangan teknologi.. semua ini bukan hanya khayalan. Kalo dari yg saya liat (masih buta dalam dunia fotografi dan grafis)... kyknya ganjalan utama olah digital buat foto saat ini adalah softwarenya hanya bisa 'melihat' secara 2 dimensi. Jadi gak ada unsur kedalaman.. dan dgn alasan tersebut.. si software susah utk render / menghitung jatuhnya cahaya dgn akurat. Tapi beda kalo sudah bisa 'melihat' 3 dimensi... contoh gampanyganya aja kyk model-nya felm King Kong deh. Hasil poster movie King Kong kan udah kyk hasil foto studio, padahal jelas2 mana ada King Kong beneran (ntar studio-nya diobrak abrik die) :D. Model king kong dengan BG dan pencahayaannya purely hasil dari komputer. Memang tuk menghasilkan kualitas sejenis King Kong butuh processing power yg besar dan software 3D. Tapi kita kan semua tau.. hardware dan software majunya cepettttt banget.. jadi sangatlah tidak mungkin dalam beberapa tahun lagi processing power yg gede seperti buat King Kong akan tersedia di PC kita2, mungkin juga jadi salah satu filter Photoshop Dampaknya ? -Kalo semua org (yg bakat fotografi dan design) bisa menghasilkan karya tsb dgn dana murah (apalagi kalo software bajakan).. otomatis yg ngasih fasilitas studio akan menjadi kelihatan sangat mahal..bener gak ? (kyk film vs digital) dan logis-nya setelah itu semua pasti pengen yg murah donk... dan lama2 yg menggunakan jasa foto studio akan berangsur2 hilang.. - yg jualan alat studio musti mikir marketing lagi Contoh: dari foto 2D ke 3D (masih dalam tahap research - blum dikomersilkan) -- oops linknya ilang.. laen kali saya update lagi deh, tapi kalo search di google byk kok. lanjut diskusi...
Oleh: Siryogi Ansyah FM (14897) 18 tahun yang lalu
Bagi saya sebaiknya berjalan beriringan. Foto studio plus oldig, hasil akan lebih hebat. Pengalaman saya : Saya sering mengamati foto-foto studio teman-teman FN. Lalu saya mencoba untuk meng-oldig foto-foto saya yang bukan pake lighting studio. Dan hasilnya tidak pernah bisa sama. Makanya saya simpulkan kalau oldig belum bisa menggantikan lighting studio. Tapi enggak tahu teknologi digital kedepan lagi ... Apa saya yang belum bisa oldig ya?
Oleh: Yogi Kusuma, geeh (19770) 18 tahun yang lalu
Mumpung bahas bginian.. mau coba tanya ke temans.. sudah cukup "studiokah" foto sayah ini... maaf merepotkan..