Oleh: Hendra Prawira (329) 17 tahun yang lalu
...duh saya cape deh ngliat score2 yang fotonya keren2 tapi hanya bagus2 untuk wallpaper monitor aja.. jadinya ga developt ke temen2 yang laen yang pengen berkembang dengan gaya yg lebih eksploratif lagi.. kenapa olah digital harus dipuja2 banget seehh.. padahal banyak karya2 yg bermain dengan analog tanpa retouch yg punya soul lebih... jadinya seolah2 karya yg bagus itu yg bisa seperti wallpaper yg ada di monitor.. bagus seeh.. tapi lama2 bosen.. kalee.. saya hanya melihata seperti ada semacam standarisasi aksidental yg ada di fn(maaf ya..) yang muncul, bahwa memang foto yg menarik ituy yg memiliki skor paling besar, tapi juga harusnya disadari wilayah ide, kreatifitas, inovasi dan hal lainnya di luar estetika (cieee..) harus di pertimbangkan juga.. jadi mungkin sudah ada semacam kuratorial di fn sendiri untuk hal2 semacam ini. jadi para fotografer pemula seperti saya tidak pusing dibuatnya, kadang2 ada foto yg secara ide dan lainnya hanya memiliki skor yg kecil sedang yg memiliki karakter seperti wallpaper monitor skornya gede banget. hal ini secara tidak langsung akan membentuk doktrin terselubung dikalangan para fotografer pemu8la yg ingin berkarya bahwa foto yg bagus itu yg seperti yg ada di wallpaper monitor. gitu aja kali ya... salah2 kata minta maaf... ini mah opini aja... b-(b-(b-(b-(b-(b-(b-(b-(b-(b-(
Oleh: Mhd. Luthfi, Upie (41313) 17 tahun yang lalu
@panji : Salah ding .. GusPur yang bilang ;))(saya ralat yah) @Arthur : Saya bukannya mau ngebela ama fotografer-fotografer yang bikin foto indah yah .. tapi saya rasa dia buat foto indah seperti itu .. bukan untuk cari nilai deh. Apa salah klo kita mo buat foto Indah ?? Salahnya dimana ?? Saya setuju dengan komentar anda "so kalo bosen dengan foto2 wallpaper BUAT dong foto2 yang ber-ciri khas elo sendiri." Tambahan : KLO BISA NYA LAGI NIH .. BUAT FOTO SEINDAH WALLPAPER DENGAN CIRI KHAS SENDIRI.
Oleh: Panji Asmaradana (10) 17 tahun yang lalu
to bang Upie .. he he .. thanks bang ...
KAPAN YAH AKU BISA BUAT FOTO KAYAK FOTOGRAFER INI : FOTOGRAFER Secara kasat mata pasti semua bilang kalo karya-karya rekan kita itu kualitias Wallpaper... Tapi anda liat dong Gear nya .. mulai dari Kamera + Film Positif ASA Rendah + Filter + Moment + dll. Apa pandangan anda terhadap dia ?? Dia Di FN loh dan saya rasa dia buat foto indah bukan utk ngejar nilai :-S
Oleh: Marcellino Santoso (8521) 17 tahun yang lalu
kalo foto gw dijadiin / dianggap / didonlot buat wallpaper monitor... -. berarti foto gw demand-nya tinggi -. berarti banyak yang suka sama hasil karya gw -. berarti popularitas gw bagus dong YA GUA MAU FOTO GW DIJADIIN WALLPAPER....!! (gak usah munafik deh, yang nulis thread kalo fotonya dijadiin wallpaper emang nggak mau? nggak bangga? don't bullshit me!)
Oleh: Wellington Kuswanto (37404) 17 tahun yang lalu
hihihi ^^
Oleh: Yudistira Ardhana (25277) 17 tahun yang lalu
soalnya kalo disini maennya thumbnail mass...............
Oleh: Duta Perdana Mirzani (37943) 17 tahun yang lalu
wallpaper saya gambarnya item polos... :))
Oleh: Rommy Pujianto (3458) 17 tahun yang lalu
:-? :-? :-? mmhhmm...
Oleh: Mohammad Rianto Utama (269) 17 tahun yang lalu
Halo, ini posting saya pertama. Cuma mau komen kalo tadinya saya juga punya pikiran yang sama dengan threadstarter. Tapi lama-lama paham juga dengan "ide", "kreativitas" "konsep", yang semuanya merupakan hasil dari masing-masing fotografer. Kalo saya liat ada foto yang "bagus ky wallpaper", yang saya salut adalah, kenapa si fotografer bisa mereproduksi bayangan/gambaran di otaknya, dan bagaimana si fotografer bisa punya imaji tersebut. Proses Kreatif kalo sebagian orang bilang. Itu yang saya salut, karena tidak mudah. Hampir sama ky musik pop (band PeterPan) yang orang bilang kacangan, gampangan, komersil abis, dll. Orang2 yg "anti-mainstream" bilang kalo peterpan itu standarisasi aksidental (meminjam istilah mas hendra). Tapi peterpan memuaskan telinga fans-nya. Pertanyaannya, apakah peterpan tidak mengikuti prosedur "ide, kreatifitas, inovasi" menciptakan lagu dari not balok yg gak seberapa itu tidak mudah, begitu juga menciptakan foto yang tidak menjiplak. Jadi menurut saya, tidak ada salahnya kalaupun terjadi standarisasi, tapi lebih salah apabila ada upaya untuk memaksakan suatu kebenaran terhadap tata cara seseorang berapresiasi. Tidak ada kebenaran yang absolut. Maaf kalo ada yg salah2 kata, ngantuk soalnya
Oleh: Abubakar (3908) 17 tahun yang lalu
Nitip komentar Memang sekarang eranya digital nguasain.. tapi menurut aku tetep penilaian harus analog lebih mantep dari pada digital..
Oleh: Alexander Chandra (6964) 17 tahun yang lalu
Kepada : Mr Hendra Menurut pemikiran saya, foto is foto...kalo nantinya di jadikan wallpaper untuk monitor its ok...yang kita rasakan dari foto itu adalah seni pencahayaan, pengambilan object, dan pengolahan gimana caranya agar orang yang melihat mengalami hal yang sama seperti yg memotretnya...(sharing) so saya gak setuju dengan pendapat Mr Hendra...kiranya yang kita perlukan sekarang adalah belajar agar mengerti bahwa Photography adalah sebuah seni yang sangat indah...yang bisa kita sharing kan bersama teman2x kita di sini.... cukup kiranya pemikiran saya ini semoga membuat Mr Hendra mengerti....terima kasih ..... saya, alexander chandra
Oleh: Yanuar Annas (265) 17 tahun yang lalu
numpang komen degh... mungkin mas liat smua foto yang ada d FN kyk wallpaper smua.. tapi ngebuatnya g mudah loh kang.. qta musti nunggu moment n mikir berbagai hal mulai dari exsposure ampe anglenya.. lagian foto itu kan termasuk dalam seni, jadi terserah org yg liat ma yg bwat mo gmn apresiasi nya, smua g bsa d patok dalam nilai2 yang ada d FN. saya aja g setinggi sampeyan nilainya, saya cmn uplod dsni sbg sarana utk menggali lebih dalam mengenai fotografi bukannya bingung masalah nilai. setiap org berbeda style dalam memotret mknya d FN d bagi kategori2 tertentu.. kan aneh bgt klo street photography kualitasnya kyk foto salon sekualitas wall paper.. klo da salah2 kata y maap y..
Oleh: Edwin Ervanto Soelistyo (5221) 17 tahun yang lalu
Mungkin ada kecemburuan dari mas hendra yg gak bisa mengexplore sebuah karya foto + olah digital. Kalo saya sih justru dengan digital kita lebih bisa ber-eksplore ria...kalo jaman analog dulu yg jadi hakimnya adalah tukang cuci cetak di lab nah sekarang kita sendiri kan...sah sah aja kalo anda kecewa sih...tapi gak perlu diungkapkan sampe 4 thread....so take it easy mas...anda belajar dulu deh buat fo yang menurut anda kayak wallpaper itu
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 17 tahun yang lalu
Halo Hendra Prawira, saya lihat Anda sedang online, jadi barusan saya japri untuk berkomentar lagi di topik ini :)
Oleh: T Eduardus Sudrajat W N (7) 17 tahun yang lalu
klo menurut sy, foto bagus ato nggak itu masalah rasa jadi, itu semua sangat subjektif. yg penting foto qt sesuai dg apa yg ada di hati...
Oleh: Ahmad Zaki (5585) 17 tahun yang lalu
avatarnya cocok untuk wallpaper... keren.
Oleh: Angga Andinata (1846) 17 tahun yang lalu
makanya.... belajar olah digital waktu dulu pake kamera analog saya juga bela2 in beli scanner buat scan film saya.... manfaat kan teknologi.... sebenarnya prinsipnya sama saja... kalau di kamera film kan juga diolah di kamar gelap... good luck ^
Oleh: Cahyo Prihantoro (132) 17 tahun yang lalu
kalo saya bodo amat mo digital mo analog ... kalo suka ya suka saja. Kalo ada foto ala wallpaper dapet skor tinggi ya biar saja ... masing-masing punya gaya sendiri-sendiri. Ini cuman masalah media saja. Jaman dulu foto item putih ya di'urek-urek' sama spidol dll buat menciptakan efek khusus, di'sandwich' dan digimana-gimanain buat keliatan artistik sekarang disotosop ... ah ngga beda amat kok.
Oleh: Azvin Lazuardy Hutama (325) 17 tahun yang lalu
sama aja kok mas... bener kata siapa tadi lupaa... dulu yg nentuin hasil abang2 yg di lab... skrg aku bisa ngolah sendiri... bukannya tambah bebas yah... yang kurang ditambahin...yg lebih dikuranging lgpl setiap orang mempunyai bahasanya sendiri untuk membaca sebuah seni... mungkin cara mas membaca karya seni beda...
Oleh: Hery Liliantono (1513) 17 tahun yang lalu
kayaknya yang saya lihat pada karya-karya masa lampau lebih mengedepankan sisi kemanusiaan dari suatu kehidupan yag coba disampaikan lewat foto-foto, yang menyuguhkan perenungan ( seperti membaca karya sastra ). Sedangkan foto-foto sekarang cenderung dipengaruhi oleh kemudahan dan kelebihan teknis sehingga terjebak pada hasil yang sekedar "surprise" belaka, namun berlagsung sejenak dan setelah itu lalu bosan, atau tidak tertanam dalam benak. Meskipun semua tergantung " a man behind the gun " tetapi penetrasi kemampuan teknologi sekarang mau tidak mau banyak mempengaruhi sikap dan perilaku kita. Atau mungkin karena orang di masa kamera jadul itu harus berkeringat dulu sebelum akhirnya bisa mendapatkan foto yang baik sehingga gambarnya lebih terasa ruhnya. Saya percaya bahwa segala sesuatu saling mempengaruhi, tak terkecuali kemajuan kamera digital dan kemudahan yag diberikannya. Semoga kemudahan itu tidak membuat kita memudahan segala-galanya.
Oleh: Anggiawan Pratama (8465) 17 tahun yang lalu
masa sih udah bosen?saya aja malah pengen bikin foto kaya gitu mas :D
Oleh: Ari Saputra (2059) 17 tahun yang lalu
sama saja membincangkan idealisme vs pramatisisme; idealisme vs komersialisme; "baik" versus populer; kualitas lawan kuantitas; teater atau sinetron; sby atau jusuf kalla; elitis >< populis; musik klasik >< linkin park oscar atau "mtv movie award" semua tidak ada yang salah atau benar. karena sudut pandangnya usdah berbeda. menggunakan satu sudut pandang untuk menghakimi satu angle yang lain, menjadi otoriter dan kejam...biarlah semua berkreasi sesuai jiwa dan panggilan nurani...sejarah hidup yang menjadi hakim terbaik
Oleh: Nico Rahardian (4110) 17 tahun yang lalu
oh, sepertinya FN sekarang membatasi member yg ingin berpendapat ya, tapi langsung mematok dengan fotonya ga semua orang mungkin bisa foto, tapi ga semua org jg bisa melihat dgn lebih luas