Oleh: Huda M Elmatsani (13502) 18 tahun yang lalu
IR menurut saya seperti cabe merah ... Sebuah foto yg secara fotografis bagus, akan makin bagus lagi kalau di-IR-kan, tentu saja dengan melihat kondisi kapan IR diterapkan untuk mendapatkan foto IR yg bagus, misal pada terik matahari ... Sayangnya, saking lagi demam IR, .... motret tak lagi mempertimbangkan komposisi ... hal ini seperti masakan yang gak enak kemudian diberi cabe 10 biji ... yg terasa pedasnya saja .... sebagai analogi foto yang hanya menampilkan IR-nya saja tanpa memperhatikan seni fotografinya. Foto IR yang bagus barangkali seperti masakan padang ... biarpun jika rasa pedasnya dikurangi/ditiadakan, masakannya tetap enak. Bagaimana menurut kawan2 ?
Oleh: Hasanuddin Ibrahim, HASAN (6139) 18 tahun yang lalu
Setuju dengan Kang Ling2 Saya sih ngoprek karena memang ingin nyoba, dan kayaknya IR juga tidak banyak menolong foto2 saya menjadi lebih tinggi nilainya (kalo itu yang jadi patokan bagus tidaknya sebuah foto di FN)Emang sayanya yang gak bisa-bisa hehehe Giliran ada belahan dikit, ternyata nilainya meroket . . .:p Jadi ternyata cabenya masih yang klasik punya tuh, IMHO
Oleh: Igo Nugroho (10863) 18 tahun yang lalu
@Oom Harlim: Jika dunia fotografi ada aturan2 yg wajib diikuti please kirim ke saya holly bible nya , yg saya tahu yg ada guide2 saat kita ketika mulai belajar utk lebih cepat memahami ketika kita menekunin bagian/kategori dari fotografi tersebut . setuju banget oom.. i HATE rules, in every way.. that's why i love photography, there's no rules in it...
Oleh: Wellington Kuswanto (37404) 18 tahun yang lalu
oh ya, saya juga gak stuju kalo foto IR itu diidentikan dengan post prosesing dan PS...
Oleh: Eggy Siagian (8395) 18 tahun yang lalu
wahhh gw sih sukanya rumah makan khas Tapanuli Utara yg deket perempatan TVRI itu tuh.., gimana donkss?. ga usah di IR juga ud kenyang tuhh.. :-)
Oleh: Andri Irawan, Billitone (72159) 18 tahun yang lalu
Coba lihat foto2 IRnya kak DS deh...seumur2 saya belum bisa bikin yg kayak begitu.
Oleh: Dwi Prabowo (12096) 18 tahun yang lalu
Kayaknya pencarian warna yang tidak seperti biasanya, atau false color sudah sejak jaman dulu yah. Masih inget film slide diproses pake standardnya film negatif ato sebaliknya. Hasil cetak foto, difotokopi dengan kertas warna tertentu, kemudian direpro... film hasil reproan dimontase dengan film aslinya... hasilnya warnanya aneh plus graini hasil fotokopian... Dan lain lain...
Oleh: Fr. Edy Santoso, Singomoto (189664) 18 tahun yang lalu
Kalo cewek seksi dengan belahan dada rendah dan motretnya pake kamera yang dikasih filter IR gimana ? Dari IR kok ya sempet-sempetnya nyinggung dada perempuan .. :D salam dahsyat,
Oleh: Dibyo Gahari (68766) 18 tahun yang lalu
IMHO, untuk membuat sekedar foto infra red, tentu boleh dan bisa dilakukan oleh semua orang. Tapi untuk membuat foto infra red yang baik secara fotografis, tidak hanya diperlukan kamera digital + filter IR ( dengan atau tanpa hot mirror ), tapi juga masih tetap diperlukan pemenuhan kaidah2 fotografi dasar seperti komposisi, point of interest, sudut pengambilan, tone, keseimbangan, dll. Bagaimanapun, ada foto yang "just IR" dan ada yang "good IR".
Oleh: Ngakan KEBO Maesa (8755) 18 tahun yang lalu
Pilihan untuk membuat foto Color, B&W, IR, SEPHIA, dsb hanya ada di hati masing2 fotografer. Pilihan untuk memilih media warna atau bukan, bukanlah sesuatu yang tabu untuk dilakukan. Jika anda percaya akan kebebasan berekspresi dan kebebasan ini tidak menghalangi kebebasan orang lain. Tidak ada jalan lain lagi kecuali, membiarkan sesuatu itu merdeka, bebas memilih apa pun pilihannya. Jadi apa pun media-nya, saya pikir tidak masalah. yang penting pesannya tersampaikan melalui foto tersebut.
Oleh: Fierman Much (10446) 18 tahun yang lalu
wah... udah di tulis duluan ama bung Pinky : Point yang ingin diangkat penulis thread ini adalah orang-orang yang asal IR kadang emang ada foto IR, yang IMHO biasa2 aja, tapi karena Itu foto IR nilainya jadi tinggi. Tp foto IR emang Moy... mantap dah ih... jadi pengen... gw suka foto2 iRnya bang kenvin :D cakep dah...
Mas Firmansyah, saya pikir foto IR dan Non-IR yang jadi masalah. tapi jika melihat yang anda bahas, justru habit untuk memberikan point yang jadi inti permasalahan. Kalo soal nilai yang didapatkan oleh foto IR yang baik atau asal2an, sepertinya akan lari jauh dari inti permasalahan. Karena itu larinya bukan ke Foto IR atau NON-IR-nya tapi ke tata cara pemberian nilai yang kurang tepat IMHO
Oleh: Farid Maruf (4960) 18 tahun yang lalu
Yang di maksud asal IR itu gimana ya? Ikut2an karena lagi ngetop.... atau ikut2an tertarik karena menarik? masih potty training....atau apa ya? care to elaborate? Apapun jawabannya sepertinya tidak ada yang rela dilabelin "asal IR" Tapi saya setuju dengan Kebo.... isunya ada di sisi pemirsanya..
Oleh: Paulus Thomas Buana Setadharma (2974) 18 tahun yang lalu
Kalo saya sih simpel aja.... IR buat alternatif seni fotografi aja seperti juga fotografi 3D, BW, Olah digital dls, yg jelas saya menghargai sekali org2 yg selalu mempunyai inovasi2 baru dibidang fotografi.... kayak bung Harlim. salam
Dari beberapa reply, disimpulkan bahwa kata “pelarian” bukanlah kata yang tepat, merujuk makna pelarian yang adalah “lari dari masalah”, sementara lari ke IR justru menambah masalah baru, maka kata yang tepat mungkin “berpetualang” supaya lebih santun. :) Sebagaimana jurumasak selalu melakukan coba-coba racikan baru terhadap cabe merah. Maka munculah apa yang kita kenal dengan sambal trasi, sambal kecap, sambal balado, sambal kacang, sambal kecap, dsb. Demikian juga dengan fotografi IR, dapat dikelompokkan menjadi beberapa aliran: Aliran Harlim Rasa pedas pada masakan yang seharusnya pedas. Seperti sambal goreng, kita tahu itu bukan sambal, tetapi kita menyebutnya sambal karena rasa pedasnya. Kalau sambal goreng tidak pedas, hilang identitasnya. Foto-foto Harlim pada rerumputan di pulau Batam, adalah contoh foto-foto yang secara komposisi bagus, namun mungkin kurang greget jika tidak difoto dalam IR. Artinya IR menjadi keharusan dalam penyajiannya. Aliran Harlim, bukan termasuk golongan asal IR. Karena secara fotografis sangat baik. Hanya saja, IR menjadi bagian yg tak terpisahkan dari rancangan foto. Dalam aliran ini, fotografer musti berimajinasi akan keindahan bagaimana dalam IR-grafinya. Aliran Kristupa Aliran ini ber-analogi pada sambal kecap, bahwa meskipun tanpa cabe, kecap enak tetap enak. Cukup kuat dalam aliran ini adalah Dibyo Gahari, Lumanto, Kevin, dsb. Foto-foto yg kalau nggak di-IR pun sudah bagus Aliran Bali Style yang banyak diamalkan fotografer Bali. Yakni olahan/permainan tone yang sangat kuat. IRnya seperti sambal terasi. Yakni memberi aroma terasi pada sambal. Bukan memberi rasa pedas pada terasi. Seperti tone color yang diaplikasikan Arief Setiawan pada foto-foto Irnya. Enak sekali ngeliatnya. IR yang beraroma. Aliran Munir Menambahkan efek IR pada foto yang akan (siap) disajikan. Biasanya dalam sotosoup. Ini seperti sambal yang disajikan terpisah dalam masakah yang disajikan. Orang menyebutnya saos. Kita menyebutnya IR-Munir. Mbah Munir menyebutkan IRmurahmeriah. Aliran Sesat Aliran sesat biasanya diakibatkan oleh orang yang mengamalkan sesuatu tetapi tidak mengetahui sepenuhnya apa yang diamalkan. Mungkin ini yang dikenal dengan Asal IR. Mudah-mudahan kita semua tidak termasuk golongan ini. Aamien. Demikian IMHO saya ... mohon diperbaiki jika salah ... Saya sendiri, terhadap penyebaran virus IR, sudah kena gatal-gatal ... namun belum sampai demam :D
Karena susahnya mencari foto dalam kategori IR, tak cukup lengkap foto yang saya telusuri ... karena itu belum banyak nama-nama yang seharusnya saya sebutkan ... bagaimana bung admin? apakah anda juga kesulitan mencari foto dalam kategori IR ?
Oleh: Yonatan Sutono (1531) 18 tahun yang lalu
hhmmmm... berbicara masakan kita akan diperhadapkan pada beberapa hal, tukang masaknya, kualitas bahan baku,peralatan untuk memasak, proses masaknya sendiri, cara penyajian dan yang terakhir adalah siapa yang akan memakan masakan tersebut. Sehebat2nya tukang masak kalau bahan baku yg dipakai kualitasnya jelek, sulit untuk disulap menjadi makanan yang enak, pun sebaliknya kualitas bahan bagus, kalau yg memasak masih amatir atau baru belajar, mungkin hasilnya pun standar2 ajah... Belum kalau kita kaitkan dengan siapa yang akan makan makanan tersebut, selera dan latar belakangnya seperti apa... orang padang mungkin ga akan berselera dengan makanan jawa yang cenderung manis, sebaliknya juga seperti itu. Kembali ke fotografi, saat ini mungkin IR adalah sebuah trend baru dan sesuatu yang baru biasanya kita masih belajar dan mencari2 formula yg terbaik... tapi sebagai orang2 yg bijak alangkah baiknya kalau kita tidak pernah berhenti belajar dan menghasilkan karya yg lebih baik dari yg sebelumnya... PISS...
Mas Huda, ada yang menarik dari posting awal Anda yg menarik buat saya bahas: Sebuah foto yg secara fotografis bagus, akan makin bagus lagi kalau di-IR-kan, tentu saja dengan melihat kondisi kapan IR diterapkan untuk mendapatkan foto IR yg bagus, misal pada terik matahari ... Kok, (selera) saya tidak sependapat dengan ini. Kadang2 saya bergumam sendiri "seandainya tidak di IR-kan...." ketika melihat beberapa foto IR tertentu (regardless kondisinya sangat ideal buat IR) Bottom line: TIdak selalu IR mendongkrak "nilai"... Kalaupun di bebrapa kasus hal tersebut terjadi.... saya rasa is ok ... part of the process kan.
Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 18 tahun yang lalu
Bung Huda, terimakasih atas topik yang segar, berani, dan menyentil ini :) Mengenai kategori Infra Red, saya setuju. Silakan Bung Huda usulkan di Forum > Usulan (Wishlist), tapi jangan lupa pakai "Cari Topik" dulu. Fakta "asal IR" ini tak muncul hanya baru-baru ini saja. Kalau ada rekan yang sudah menekuni fotografi IR sejak masih pakai film, pasti sudah tahu bahwa tak sedikit rekan yang asal pakai film IR dan asal jadi foto IR. Rekan-rekan yang sekarang belajar memotret langsung digital, bahkan mungkin langsung IR, tak sedikit yang lupa mempelajari kaidah-kaidah dasar fotografi. Pada sebuah artikel yang saya tulis untuk sebuah majalah fotografi, teknik IR hanyalah sebuah alat. Bagus tidaknya foto terpulang kepada fotografer dan pesan yang hendak disampaikannya melalui foto. Jadi tak perlu pusing dengan IR dengan kamera oprekan atau kamera yang masih utuh hot mirror-nya. Kamera hanyalah alat.
Oleh: Silvester H (3558) 18 tahun yang lalu
:)) hahahaha... aku aja kemarin hampir frustasi, gara2 gak dapet tone yg gw pengen... eh ada tread ini... :)) :)) Top...
Mas silvester....:)
Kembali ke khittah fotografi sebagai media penyampai pesan, maka IR pun merupakan bagian dari bagaimana pesan yang ingin kita sampaikan sampai kepada audiens. Jangan lupa itu. Seperti halnya angpao yang akan kita berikan kepada keponakan kita, saking pengennya memberikan angpao yang indah, dihiasinyalah angpao dengan pita merah .... eh malah lupa masukin duit :D Mas Silvester :) ... jangan lupa masukin duit yah, kalau udah ketemu tone-nya ...
Mas Farid, kita nggak berbeda pendapat kok. Saya juga kadang membayangkan ketidak-IR-annya sebuah foto. Pernah gak membayangkan foto non-IR SINGO ke dalam wujud foto IR ? ... kayaknya bayangannya meleset deh :D
Betul, tapi contoh yg kongkrit yang saya maksud misalnya foto prewed yg di IRkan... malah pengantennya jadi kayak film horror stephen king... warna kulit dan matanya ... hiiiii... judul filmnya Newlywed from Hell kali ya... ;))
Wah golongan2 IRnya kelas berat :D Sudah pasti saya tergolong IR Asal :p Karena emang awalnya saya main IR dari rasa penasaran dan termasuk golongan "menyalahkan" alat instead of user Thread yang menarik, mudah2an bisa menjadi pemacu untuk belajar lebih keras.
Oleh: Benny Hamonangan (13171) 18 tahun yang lalu
IR jd pelarian photo yang tidak bagus?? Menurut aku tidak,mengapa?Karena dari Photo2 IR yang diupload para Photographer yang telah sarat akan pengalaman baik photo IR ato non IR di FN "mengundang" para Photographer pemula secara visual karena photo IR itu berbeda dgn photo B&W dan Colour dan tidak dipungkiri untuk mencoba,bukan?? Saya setuju bahwa photo IR itu memiliki taste tersendiri disetiap orang yang menghasilkan karya IR dan yang melihat kareya IR namun apabila IR dikatakan pelarian photo yang tidak bagus, kayanya jauh sekali y:D Saya dulu pernah coba film IR dan hasilnya biasa saja tidak seperti photo IR yang dihasilkan oleh para Photographer yang berpengalaman di FN yang cukup membuat saya berdecak kagum. Dan waktu saya coba film IR karena saya berpikir" Ko adafdilm Infra merah? Bentuk film dan hasilnya bagaimana?" Dan cukup merogoh kocek:) Setelah melihat IR Munir dan Harlim, saya langsung berpikir" Betapa besar daya tarik IR hingga Bang HArlim dan Munir mau ngasah otak,komputer dan tidak mustahil mengesampingkan kegiatan rutin sehari2 utk menghasilkan photo yang hampir sekali menyerupai IR":) Untuk penghasil karya Infra Merah, tidak ada yang dapat saya ucapkan selain...=D>=D>=D> Tetaplah berkarya...